Episode 6

12.2K 370 54
                                    

[BUDAYAKAN VOTE + KOMENTAR SESUDAH MEMBACA♡]
.
.
.
.
.
.
_________________________________________
.
.
.
.
.
Sehun sedari tadi menelan ludahnya dengan kasar, tidak bergerak ataupun memindahkan bola matanya dari pandangan pada boss cantik yang berada tepat satu inchi didepan wajahnya. Tubuh Sehun tak sempurna berdiri, setengah berdiri dan setengah membungkuk karena harus menyesuaikan dengan tarikan manis telunjuk boss cantiknya.

"Kau tau, aku tidak suka ditolak" ujar Irene dengan mengusap pelan dagu Sehun yang terasa kasar karena rambut-rambut jenggot yang mulai merintis tumbuh
"Dan aku paling suka dengan pria jantan yang penurut"

CUP!

'Hngggg astaga hormonkuu' Sehun menjerit dalam hati saat Bossnya itu telah mengecup tepat pada pipinya.

SYUT!

Bruk!

Irene mendorong pelan Sehun hingga memisahkan jarak mereka. Sehun kembali terduduk dalam kursinya dengan pandangan sedikit terkejut.
Sementara Irene kembali memangku tangannya didepan dada dengan wajah dinginnya. Tengah mengintimidasi Sehun, agar mau melakukan apa yang ia inginkan.

'Sekiranya dia sedikit menurut sampai saat ini.' Girang Irene dalam hati. Ingin sekali wanita itu melihat tubuh sempurna Sehun dengan mata telanjang.

"A-Apa aku harus melakukannya S-Ssajangnim?" Ujar Sehun dengan terbata. Dia sedikit lemas melihat calon Bossnya yang memasang wajah garangnya kembali.

Sehun ingin diterima, namun cara yang dilakukan oleh perusahaan ini. Ah!. Tepatnya oleh CEO cantik itu sangat jauh berbeda dengan perusahaan lainnya.

Irene mengangguk dengan pasti.

Sehun menelan ludahnya kasar sekali lagi, coba meyakinkan dirinya kembali jika keputusan yang dia ambil adalah yang terbaik untuk masa depannya. Sehun tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan dimana dia akan sukses disini, lagian, hanya membuka baju saja kan?

Sehun memberanikan diri untuk berdiri dengan tegak didepan CEO cantiknya. Sehun menunduk untuk meyakinkan bossnya itu jika dia adalah calon pegawai yang patuh akan semua perintah.

Irene tersenyum kecil saat Sehun merubah aksen wajahnya menjadi lebih tegas layaknya robot. Tampan dan patuh, Irene suka dengan hal itu.

Membayangkan betapa jantannya tubuh pria didepannya kini yang akan menjadi kenyataan dan mampu ia lihat tanpa ada batasan ruang dan waktu.

'Oh Sehun... kemarilaaaahhh!' Irene meraung-raung dalam hati. Mungkin jika saja Sehun menjadi pacar bahkan. Ekheemm!. Suaminya. Mungkin sekarang Irene akan menubruk pria tinggi dan kekar itu lalu melumat habis bibir tipis yang menggoda hasrat Irene

"Lakukan...
Irene menatap manik hitam legam Sehun yang mempesona dan memberinya kedipan mata menggoda
...sekarang!"

Sehun nengangguk dan mulai membuka kancing kemejanya mulai dari atas dengan gerakan perlahan. Seolah-olah menggoda Irene yang memang Sehun tafsirkan suka digoda olehnya. Mungkin
Mata Sehun mengikuti gerakan jari-jarinta yang telah melucuti kancing berwarna putih bening itu untuk keluar dari lubang sempit kemeja.

'Gila! Itu dia begitu seksi!' Irene menjerit saat semua kancing kemeja Sehun berhasil terlepas hingga menyisakan Sehun yang melenggangkan kedua tangannya disebelah kaki panjang yang masih terbungkus dengan celana kain hitam.

Irene maju sedikit dan masih menatap Sehun yang tertunduk untuk melakukan hal lain, saat Sehun akan membuka kemejanya untuk mengekspose tubuh berabsnya, Irene menghentikan tindakan pria tampan itu.

"Biar aku saja, agar lebih bisa kukoreksi dengan benar." Ujar CEO cantik itu dengan sedikit menggigit bibir bagian bawahnya dan mata yang masih bernafsu untuk melihat tonjolan-tonjolan keras yang ada diperut Sehun

RENE-CEO | HUNRENETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang