Episode 9

9.7K 326 27
                                    

[BUDAYAKAN VOTE + KOMENTAR SESUDAH MEMBACA♡]
.
.
.
.
.
.
_________________________________________
.
.
.
.
.
Seulgi berjalan dengan jalan yang cepat, ada hal yang sangat genting mengenai rapat Irene yang harus dilaksanakan di Dubai pada besok pagi dan sialnya Seulgi baru saja membuka emailnya.

"Sial! Dua hari yang lalu!" Ujar Seulgi sebal dengan data yang baru saja dia unduh dan cetak. Dengan jelas disana jika tanggal invitationnya tepat dua hari yang lalu, dan apakah dia akan dengan bodohnya menyerahkan selembar kertas sialan ini pada Irene tanpa penjelasan yang lainnya.

Seulgi berdecak dan dengan cepat ua menerobos puluhan karyawan yang akan melakukan istirahat pagi dan tidak jarang yang menyapanya tetapi Seulgi hiraukan

"Seul-ah!" Seulgi kembali tidak menghiraukan panggilan cempreng milik pria yang dua hari ini ia hindari.
Tapi nyatanya pria pendek yang kene berada dibelakangnya itu masih belum menyerah walaupun dirinya sudah mencaci makinya hingga menampar keras pipi gembil pria Park itu

GREP!

"Apasih!?" Ketus Seulgi yang dibarengi dengan sentakan tangan yang keras hingga pegangan Jimin pada lengan kecilnya terlepas

TING!

Seulgi dengan cepat memasuki lift kosong itu dan sesegera mungkin membalikkan badan untuk mencegah Jimin untuk masuk

"Mundur Park atau aku benar-benar tidak akan bicara denganmu!" Ancamnya dengan tangan yang sudah memencet tombol menuju lantai ruangan Irene

Jimin yang tadinya akan masuk dan berbicara pada Seulgi nyatanya kembali mendesah dan mengangguk pasrah. Semua salahnya
.
.
.
.
.
Irene memberikan beberapa berkas yang sekiranya Sehun kuasai, seharusnya ini adalah tugas Wendy Son selaku ketua Divisi Pemberkasan yang menjelaskan pada Sehun, tetapi Irene ingin dia sendiri yang memberikan arahan-arahan pada pria tampan didepannya itu.
Ya, alih-alih Irene kangen dengan wajah tampan dan jeniusnya itu. Predikat cumlaude pada Sehun memang bukan main, pria tampan yang kini menakan kemeja merah maroon itu depan cepatnya memahami apa yang Irene inginkan dan target.

"Hebat, tidak salah aku memilihmu" ujar Irene dengan senyuman manisnya. Ia melihat tabel berkas yang baru saja Sehun kerjakan beberapa menit yang lalu sebagai test awal.

Irene menatap Sehun yang hanya tersenyum kikuk dan sedikit mengangguk kecil. Pria itu terlihat tampan dengan kesan dingin yang tegas.

"Apa kau bisa diandalkan?" Tanya Irene sekedar basa-basi. Padahal tadinya Irene ingin Sehun seruangan dengannya, tapi dengan tegas Seulgi menolak keras karena hal itu tidak wajar dan Irene harus menerima prianya itu berjauhan beberapa lantai dengannya.

Sehun duduk dengan tegak dan mengangguk dengan yakin.
"Anda bisa mengandalkan saya, Ssajangnim."

Irene terkekeh kecil dan melepaskan kacamatanya.
"Begitu formal, apa kau lupa kita sudah melakukan hal 'itu', Sehunna?"

BLUSH!

'Sial' batin Sehun

Pria itu sekali ini merasakan wajahnya merah karena ucapan 'itu' yang diucapkan oleh CEOnya. Ia jadi membayangkan kembali adegan yang ia peragakan dengan CEO cantiknya ini kemarin siang. Adegan panas yang membuat spermanya yang sudah lama ia pendam itu keluar dan hal kemarin adalah hal pertama yang Sehun rasakan bagaimana melepaskan keperjakaannya.
Entahlah, dia merasakan dua hal yang berbeda

Nikmat dan menyesal

TOK! TOK! TOK!

Godaan Irene pada Sehun nyatanya harus terganggu dengan ketukan keras yang sangat kurang sopan. Sehun sedikit mengernyitkan dahinya ketika mendengarkan ketukan keras itu yang ia pikir sebagai hak genting.

RENE-CEO | HUNRENEWhere stories live. Discover now