Episode 8

11.8K 340 31
                                    

[BUDAYAKAN VOTE + KOMENTAR SESUDAH MEMBACA♡]
.
.
.
.
.
.
_________________________________________
.
.
.
.
.
Irene menguap

Lelahnya masih terasa tetapi entah mengapa matanya ingin terjaga karena hal indah yang tengah berada didepannya. Sangat dekat, hinggal hal itu mampu membuat Irene tersipu begitu hembusan nafas hangat itu menyapu halus permukaan wajahnya.

'Kau tampan sekali.' Batin Irene
Irene memuja bagaimana tampannya wajah diam pria besar yang tengah merengkuhnya itu, bagaimana lengan kekar dan kokoh itu masih memeluk halus pinggang polosnya seperti Irene tak boleh pergi kemanapun.

Membuat gadis itu keGRan saja, yang padahal Sehun memeluk Irene karena ya matras ini sangatlah minim untuk tubuh mereka.

Irene mendongakkan wajahnya untuk menatap Sehun. Melihat hidung bangir dan bibir tipis yang terkatup merah muda milik pria tampan itu membuat Irene tersenyum. CEO cantik itu kembali membayangkan bagaimana bibir tipis itu mencium habis seluruh permukaan tubuh Irene dan bagaimana hidung bangir itu mengendus semua hal yang ada ditubuh Irene.

Irene merinding, ia sangat suka diperlakukan seintim itu hingga tampan sadar matanya kembali terpejam dan wajahnya maju untuk mencium dada Sehun

CUP!

"Please, jadilah milikku Oh Sehun." Bisik Irene dengan perlahan.
.
.
.
Irene sudah terduduk manis dalam meja kerjanya dengan sudah memakai semua seragam kerjanya seperti biasa, kacamata minusnya sudah terpasang manis salam hidung mancung dan tangan kanan dan kiri yang telah mengetik sentetan tugas yang harus ia kerjakan pada hari ini juga.

Beberapa kali Irene melirik kamar yang ada pada ruangannya, tepat dibelakang meja ruang tamu pada ruangan kantornya. Belum ada tanda-tanda pintu terbuka, masih sama seperti beberapa menit yang lalu. Hanya suara orang berdecak dan gemulud orang yang entah sedang apa.

Irene hanya terkekeh, kemarin kemeja Sehun kotor karena keringat dan bodohnya Irene memberikan kaus Jimin yang sudah dipastikan akan sangat sempit.

"Dasar bongsor." Kekeh Irene kembali mematutkan dirinya pada laptop black oceannya.

CKLEK!

"Ssajangnim-ssi?" Panggil Sehun yang hanya mengeluarkan kepalanya saja dari dalam kamar

Irene menoleh dan menatap Sehun penasaran

"Ada apa dan kenapa kau tidak keluar?" Tanya Irene dengan nada yang mungkin akan terdengar dingin.

Sehun meringis dan menggaruk kepalanya.

"K-Kausnya tidak ada yang muat Ssajangnim..." ujarnya dengan wajah takut.

Ingin rasanya Irene menjerit dan mencubit pingganh Sehun. Sungguh pria tampan yang sangat perkasa saat bercinta itu nyatanya punya sisi menggemaskan seperti ini.

"Tidak muat bagaimana?" Tanya Irene balik, pasalnya yang ia ketahui walaupun kaus Jimin itu minimalis seperti yang punya, tapi bahannya sangat dijamin bisa melar selebar badan Sehun, bahkan lebih.

Sehun kembali memggaruk kepalanya dan mengeluarkan tubuh bongsornya dari kamar.

'ASTAGA!' Irene membelalakkan matanya saat melihat bagaimana kaus putih tipis milih Jimin mampu mencetak tubuh berotot Sehun dengan sempurna.

'Gagah sekali.' Pujinya dalam hati.

Irene melepaskan kacamatanya dan berdiri dari singgah sananya.

"Wuaaw kau malah seperti binaragawan" puji Irene
Wanita cantik yang kini memakai setelan kemeja kotak-kotak orange dan kuning itu memangku kepalanya dengan tangan dan menelisik Sehun dari atas hingga bawah

RENE-CEO | HUNRENEWhere stories live. Discover now