Episode 7

13.6K 386 62
                                    

[BUDAYAKAN VOTE + KOMENTAR SESUDAH MEMBACA♡]
.
.
.
.
.
.
_________________________________________
.
.
.
.
.
Irene tersenyum kecil kepada pria tampan yang sudah telanjang bagian atasnya itu. Tidak menyangka jika rencananya akan berjalan selancar ini, yang ditunggu-tunggu bahkan mampu melebihi apa yang dia bayangkan.

"Apa kau sanggup menggagahiku tuan Oh?" Irene mencium sekilas bibir tipis Sehun yang mengkilap karena salivanya dengan nada yang ia buat seseksi mungkin.

Sehun menggeram, ia pejamkan matanya demi menahan hasrat kelelakiannya yang semakin membeludak karena CEO cantik itu yang malahan mendesah.

Sehun mencengkeram pelan bahu sempit Irene dan memajukan wajahnya hingga berada disamping wajah Sehun.
"Aku bahkan bisa membuat Ssajangnim-ssi pingsan!" Sehun menggeram pelan dalam bisikkannya.

Sungguh, hasrat Sehun berada pada puncaknya. Sudah lebih dari dua tahun Sehun tidak mengeluarkan hasratnya barang ia bermain solo karena kesibukkannya kuliah dan bekerja part-time. Kini malahan dia mendapatkan suatu tawaran kerja yang seleksinya mampu mengeluarkan hasratnya yang tertidur.

Irene bergidik geli saat deru nafas pria kekar ini menyapu tenguknya, hangat dan sangat cepat. Ingin rasanya Irene merasakan deru nafas Sehun diseluruh tubuhnya. Ah ya, apalagi bau Collogne Mint Sandalwood yang digunakan oleh Sehun membuat Irene bertambah ingin dikukung dan dimanjakan oleh pria jantan ini.

"Jadilah penjantanku Oh Sehun."

Irene menarik tengkuk Sehun hingga pria tampan itu menunduk dan menyapu penuh mulut ranum Irene. Mereka berpagutan sampai sekiranya Irene yang lebih dulu memutuskan pagutan mereka karena pasokan oksigen dalam paru-parunya telah menipis.

Irene kini masih terduduk dengan manis diatas meja kerjanya sementara Sehun juga masih berdiri memepetkan tubuh tinggi tegapnya pada tubuh mungil Irene. Mereka saling berpandangan dengan tatapan nafsu, bukan cinta. Kilatan nafsu mereka kian kuat saat Irene dengan sengaja melingkarkan kaki kakinya pada pinggang Sehun.

"Ahhhsss...." Sehun mendesah ketika selangkangannya yang telah ereksi menubruk benda kenyal dibawah sana.

"Kau sungguh binal Ssajangnim..." Sehun kembali menggeram dan memangsa leher Irene yang terbuka, Irene menengadah dan tersenyum dalam desahannya.
Irene memang pintar jika memilih 'mangsa', selalu pria yang memiliki nafsu sex yang tinggi dan tidak terburu-buru. Irene suka yang seperti ini. Penuh dengan foreplay.

Tangan Irene mingkar pada leher Sehun yang keras, satunya ia gunakan untuk meraba punggung berotot pria kekar ini. Ngeri, Irene dibuat merinding dengan otot-otot yang tercetak jelas yang kini dibanjiri dengan keringat.

"Mpphhhhaaaahh...mau kutelanjangi sekarang?"

Yah; yang Irene kembali suka dengan Sehun ialah pria yang tampaknya dingin dan sopan, nyatanya memiliki kata-kata yang meningkatkan birahi dan hasratnya. Irene suka.

"Lucuti semuanya untukku..."

CUP!

Sehun tersenyum mesum dan mulai membedahi satu persatu pakaian yang dikenakan Irene hingga hanya tersisa bra dan celana dalam saja.

GLEEK!

Sehun menelam ludahnya kasar, matanya berbinar saat menyadari jika tubuh CEOnya itu ialah hal yang paling indah yang pernah ia lihat.

Irene yang masih terduduk diatas meja sengaja membuka pahanya lebar-lebar dan mengisyarakatkan Sehun untuk mengerjainya.

"Lakukan."

Sehun dengan semangat membuka celananya dan celana dalamnya sampai-

SWUUTTT!

Penis besar merah muda mungacung tegak lurus dengan selangkangan Irene. Seolah-olah rudal besar berwarna pinky itu siap untuk membombardir lubang kecil yang sudah becek karena nafsu.

RENE-CEO | HUNRENETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang