d v a

164K 10.9K 336
                                    

Moskow, Rusia | 8.00 a.m

Are you awake baby?
I miss you so damn.

Pagi Alody terasa menyenangkan mendapat pesan dari kekasihnya. Ah tidak, tunangan nya. Mereka sudah terikat sejak tiga tahun yang lalu. Usia yang terlalu muda untuk hubungan yang terkesan terikat itu.

I miss you more.

Alody tersenyum mengingat hari ini dia akan berangkat ke Indonesia, dada nya seketika berdegup dengan cepat membayangkan respon tunangan nya nanti. Seminggu yang lalu ketika Alody menangis tanpa henti hingga menunjukan aksi dingin mode on nya serta enggan untuk berbicara dengan Mommy dan Daddy nya, akhirnya Alody di izinkan untuk bersekolah di sana.

Setiap ajaran baru perempuan berambut coklat itu selalu merengek untuk bisa sekolah di Indonesia, namun karna Daddy Alody yang merupakan orang penting di Rusia membuat keluarga tidak bisa meninggalkan tanah kelahiran nya itu.

"Mom?" Sofia tersenyum sedih melihat putri nya hari ini akan benar-benar berangkat ke Indonesia, dengan kurun waktu yang lama. Matanya tiba-tiba memanas.

"Don't cry." Alody mengerahkan tangannya minta untuk dipeluk Sofia, ikut menangis juga akhirnya. Anak dan ibu itu memang tidak pernah berjauhan, jadi wajar jika dirinya saat ini sedih walaupun di bagian sisi lain nya senang.

"Maafkan Mommy dan Daddy tidak bisa mengantar mu, kami berjanji akan serinh menemui mu di sana." Alody paham orang tua nya sangat sibuk.

"Jaga kesehatan di sana, lotion nya bawa yang banyak. Tapi tidak boleh sakit, ya?" Alody mengangguk mendengar ucapan Sofia, berjanji dalam hati nya untuk menjaga kesehatannya.

"почему вы оба плачете?" (Mengapa kalian berdua menangis?) Alody dan Sofia menguraikan pelukannya, menatap sang pemimpin keluarga yang melihatnya lucu.

"Kalau sedih seperti ini, tidak usah pergi." Alody mengusap air matanya dengan terburu-buru.

"Tidak sedih." Gadis itu sedikit berlari ke arah Max, memeluk tubuh lelaki gagah itu yang sudah siap untuk kembali bertugas. Sofia mengusap air matanya lalu ikut menghampiri keduanya.

"Alody tidak boleh nakal di sana." Max mengusap rambut panjang putrinya, mengecup kening gadis itu dengan sayang. Sedangkan Sofia mengelus punggung suami nya itu, berusaha menguatkan. Sofia tau betapa beratnya keputusan ini.

"Alody tidak akan nakal."

"Daddy believe you." Max mengurai pelukan nya, manatap mata putri nya dengan sayang lalu mengusap air mata yang semakin deras turun dari kedua mata bulat itu.

"Thank you Daddy, i love you." Max baru akan menjawab ketika asisten nya datang, menghentikan ucapan nya.

"извините, сэр должен идти." (Permisi, Tuan harus segera berangkat.)

"Well darling, Daddy harus kembali kerja. Enjoy your flight. Keep healthy, okey?" Alody mengangguk sembari tersenyum sedih, air matanya siap jatuh kembali.

Max menyerahkan tas kerja nya kepada Troy, asisten nya sejak dia muda, lalu berjalan dengan gagah ke arah pintu.

Alodie kembali ingin memeluk Mommy nya nya namun Max datang kembali dengan senyum yang sendu, "Well, i love you to darling. I will missing you."

✨✨✨

Jakarta, Indonesia | 11.05 a.m

Forever MineWhere stories live. Discover now