d v a d t s a t s h e s t

98.3K 7.3K 848
                                    

Moscow, Russia

"Sudah, jangan menangis lagi, dia pasti lelah merias ulang wajahmu terus menerus." Travera berujar datar sambil menatap wajah Alody dari cermin yang masih saja terisak pelan.

"Kalau urusannya sudah selesai Aiden akan datang. Kamu tidak perlu seperti ini." Ujarnya lagi sedikit jengkel. Sebenarnya Travera memaklumi kesedihan Alody karena tunangannya tidak bisa datang di acara yang lumayan penting ini, namun Alody yang sangat manja itu sudah merengek sejak pagi hingga sekarang menjelang malam, membuat kepalanya pusing.

"Aku sangat sedih dan marah Travera." Balas Alody di sela isakannya. Dua orang perias hanya berdiri kaku menunggu tangisan Nona mudanya selesai karena sudah dua kali di rias gadis itu malah merusaknya dengan jemarinya yang dia usapkan untuk menghapus air matanya yang terus menurun.

"Aku mengerti. Tapi jangan menangis terus, wajahmu akan terlihat jelek karena matamu membengkak nantinya." Alody mendengus lalu merengek keras membuat Travera memutar bola matanya malas.

Akhirnya Travera memilih diam, membiarkan Alody menangis sepuasnya.

Setelah bermenit-menit berlalu akhirnya Travera dan dua orang perias itu menghembuskan napas leganya karena Alody sudah bersedia untuk di rias kembali dan berjanji tidak akan mengeluarkan air matanya lagi.

"Setelah ini ganti baju ya." Ujar Travera ketika make up di wajah Alody hampir selesai.

"Aku malas. Apa tidak boleh kalau aku tidur saja?" Travera langsung membulatkan matanya.

"Yang benar saja Alody! Kamu boleh sedih tapi kamu harus menghargai acara orang tua kamu. Tidak boleh seperti itu. Mereka akan kecewa." Wajah Alody langsung menekuk kembali. Dia sedang malas untuk memamerkan senyum palsunya di hadapan semua orang, bisa-bisa dia menjadi sangat menyebalkan karena suasana hatinya sedang sangat tidak bagus.

"Hanya beberapa jam, tidak perlu acara selesai kamu bisa langsung naik ke kamar. Ayo ganti baju." Alody menatap pantulannya di cermin, wajahnya sudah cantik sekali dengan riasan yang di berikan pelayannya, rambutnya di ikat dengan sedikit berantakan. Alody suka dengan hasilnya, setidaknya bisa membuat suasana hatinya sedikit membaik.

Alody berdiri kemudian menghampiri Travera yang sudah lebih dulu berada di dalam walk in closet.

Gaun panjang berwarna light brown yang memperlihatkan bahu serta belahan di paha nya sudah tergantung dengan indahnya di langit ruangan. Alody baru melihatnya dan langsung tersenyum senang.

"It's so beautiful." Gumamnya dengan pelan.

"Sayang sekali kan kalau kamu tidak pakai?" Alody tidak menjawabnya, gadis itu sudah mulai membuka tali bathrobe nya dan menyisakan pakaian dalam, dia tidak sabar untuk mengenakan gaun indah itu.

Travera dan pelayan yang merias Alody tadi membantu gadis itu untuk memakai gaunnya kemudian memasangkan sepatu tinggi berwarna  senada dengan gaun.

"You look so gorgeous, Alody!" Ujar Travera ketika Alody sudah siap. Gadis itu sendiri ersenyum senang melihat penampilannya di cermin.

"Are you happy?"

"Happy!" Travera langsung tersenyum. Nona mudanya itu sangat menggemaskan sekali, kesedihannya bahkan langsung lenyap hanya karena gaun indah yang di sediakan untuknya.

"Sudah siap untuk bersenang-senang?" Alody mengangguk yakin kemudian tersenyum.

✨✨✨

✨✨✨

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Forever MineWhere stories live. Discover now