d e v y a t n a d t s a t

99.8K 7.3K 645
                                    

Bel istirahat kedua telah berbunyi sejak lima menit yang lalu. Sebelum keluar dari kelas, Nesya sudah mengingatkan Alody untuk datang ke room dance tempat anak-anak Cheers berlatih.

Alody bimbang. Dia tidak mau di anggap pengecut karena tidak datang, namun di sisi lain dia takut Aiden mengetahuinya. Sekarang saja tangannya sudah gemetar karena mengabaikan panggilan Aiden untuk yang kelima kalinya.

Alody menghembuskan napasnya kemudian mulai berjalan keluar kelas untuk menuju room dance.

Alody berjalan dengan cepat, tidak ingin Aiden melihatnya. Setelah bertanya letak room dance kepada salah satu siswi, Alody akhirnya sampai. Ruangan itu berdekatan dengan lapangan indoor.

Alody membuka pintu perlahan, orang-orang belum menyadarinya.
"Eh akhirnya dateng juga." Ujar Abella membuat perhatian berpusat pada Alody.

"Sini dong masuk." Lanjutnya lagi sambil tersenyum miring.
Alody menatap sekelilingnya kemudian berjalan mendekati yang lain.

"Nih!" Nesya melemparkan baju Cheers berwarna ungu kepada Alody dengan kasar. "Lo pake. Kita latihannya ngebut karena waktu acaranya juga udah sebentar lagi. Istirahat kedua ini sampe nanti jam pulang dan lanjut latihan di lapangan indoor bareng anak basket." Ujar Nesya. Alody seketika meneguk salivanya, "Bareng anak basket?" Nesya mengangguk, "Udah sana lo ganti baju!"

Alody berjalan ke pintu kamar ganti. Anak-anak Cheers yang belum melihatnya kaget ketika Alody masuk dan berganti pakaian dengan seragam Cheers. "Lo gabung?" Tanya seseorang. Alody mengangguk tanpa mengeluarkan suara, membuat seseorang itu mendengus.

Ponsel Alody bergetar kembali. Dengan cepat dia mematikan ponselnya. Urusan Aiden nanti saja.

Alody sudah mengenakan seragam Cheers Alexander. Roknya sangat pendek, sedikit membuatnya risih.

"Sini!" Panggil Nesya. Alody mendekat, "Lo liatin kita dulu, setelah itu baru praktek. Tenang aja lo enggak akan di taro yang paling atas." Ujarnya. Alody mengangguk kemudian duduk memperhatikan anak-anak Cheers berlatih.

"Gabung Dy." Ujar Nesya setelah beberapa saat. "Posisi lo di sini, sebagai penyeimbang, sebelahan sama Rysel." Lanjutnya lagi.

Mereka mulai berlatih lagi dengan Alody yang bergabung membuat posisi lebih sempurna. Alody mengikuti gerakan dengan baik, membuat Nesya senang karena gadis itu mudah mengingat gerakan.

Tidak terasa sudah dua jam mereka berlatih. Alody senang karena mulai bisa berbaur dengan yang lainnya.

"Akh!" Jeritan Alody membuat mereka semua menoleh. "Astaga!" Anak-anak mulai mengerumuni Alody, gadis itu terjatuh.

"Oh my god!" Desis Alody sambil memegang pergelangan kakinya. "Lurusin kakinya Dy!" Ujar Nesya.

"Akh!" Jeritnya lagi, air matanya menurun ketika Nesya memijat pergelangannya. "Lo belum pemanasan tadi ya? Harusnya tanpa perlu di suruh lo udah lakuin itu! Jadi ribet kan!" Ujarnya dengan kesal.

Alody diam saja, matanya memandang kakinya yang tengah di pijat Nesya. "Break dulu guys!" Teriak Nesya, "Lima belas menit setelah itu kita ke lapangan." Lanjutnya, anggota Cheers yang lain langsung berpencar untuk beristirahat.

"Ayo Nes, ambil minum!" Ujar Rysel, dia masih menunggui Nesya yang tengah memijat kaki Alody bersama dengan Abella. "Ambilin minum gue deh, tolong." Ujarnya. Tanpa menjawab Rysel langsung beranjak. "Gue juga ya!" Teriak Abella.

"Udah kali Nes!" Ujar Abella ketika Nesya mulai menyemprotkan Spray pereda nyeri. "Kasian. Baru pertama kali kan nih anak." Balasnya membuat Abella memutar bola matanya malas.

Forever MineWhere stories live. Discover now