19. Dahye

1.6K 161 14
                                    

Seungyoun berjalan mendekati adik dan sahabatnya lalu lelaki itu duduk diantara keduanya. Memisahkan adik kesayangannya dari lelaki bernama Mingyu.

"Berdua aja, jam segini." celetuk Seungyoun.

"Mumpung Yura bukan pacar lo, Youn. Jadi boleh lah gue deketin." Mingyu langsung berucap dengan tawa kecilnya.

"Weh enak aja. Yura gak boleh dideketin cowok kaya lo, Gyu."

"Yaelah. Gue emang cowok kaya gimana sih? Lo tau sendiri gue anak bae bae. Ijin lah gue sama kakaknya mau deketin adeknya."

"Gak! Gue aja belum punya doi, masa lo mau buat adik gue ngeduluin gue."

"Suruh siapa jomblo."

"Udah udah." Yura melerai kedua lelaki disampingnya. "Gue gak masalah deket sama siapapun, kak. Asal dia baik sama gue, gue gak larang. Tapi kalo langkahnya jauh lagi, sorry aja gue gak minat." lanjutnya.

"Denger??" Seungyoun melirik Minggu yang tengah berekspresi sedih.

"Kak." panggil Yura. Seungyoun langsung menoleh dan bergumam.

"Lo lagi suka sama orang ya?" tanya Yura tiba-tiba. Seungyoun yang mendengarnya langsung membulatkan mata lalu kembali menoleh kepada Mingyu yang langsung tertawa kecil.

"Jujur aja. Sama adik sendiri juga." celetuk Mingyu.

"Kalo kakak mau pacaran, pacaran aja. Gue tau kok siapa yang lo suka. Gue gak bakal lapor ayah, suer. Asal ada traktir tutup mulut aja." Yura berucap dengan bahagia.

"Siapa emang?"

"Perlu gue sebut disini?"

"Lo gak bakal tau."

"Tau kok. Gue cenayang. Ceweknya itu anak basket, katanya sahabat, cewek satu-satunya yang deket sama lo. Siapa lagi kalo bukan kak Dahye? Udah gak usah ngelak lagi, udah keliatan. Lo gak bisa bohong sama gue kak."

Skakmat. Seungyoun tidak bisa berucap apapun lagi. Elakan sebelumnya yang ia berikan kepada Yura tidak akan mempan lagi. Adiknya benar-benar memiliki jiwa cenayang.

Yura dan Mingyu sama-sama menunggu respon Seungyoun.

Yura mengangkat sebelah alisnya. "Bener. Lo gak bisa alesan lagi. Mumpung lagi liburan, ajak ngobrol kak Dahye sana. Gue baru tau kalo ternyata dia juga suka sama lo kak, tadi dikamar. Kalo mau tembak, tembak aja. Takut kak Dahye diambil sama orang lain. Nunggu lulus masih agak lama, dan gue tau kalo lo mau punya pacar kan? Gue bakal tutup mulut kok." Yura menatap manik Seungyoun, membuktikan kepada kakaknya bahwa ucapannya benar-benar serius.

"Jangan khawatir sama Yura, gue bisa nemenin dia kok selagi lo sama Dahye." Mingyu berucap dan kali ini lelaki bertubuh tinggi itu nampak serius.

"Panjang umur. Tuh orangnya." Yura menunjuk Dahye yang baru saja keluar dari pintu vila.

Gadis itu nampak cantik, Dahye mengganti bajunya menjadi baju tidur. Motif love yang ada di bajunya membuat Dahye terlihat lucu. Rambut panjangnya yang di ikat membuat leher putih mulusnya terekspos dan diterpa angin malam.

"Gue panggilin ya. Gue mau beli ice dulu sama kak Mingyu." Yura langsung menarik Mingyu dan berjalan mendekati Dahye yang masih belum sadar akan kehadiran mereka.

"Halo kak." sapa Yura.

"Eh, Yura sama Mingyu, kenapa?"

"Ada yang mau ngobrol tuh." Yura menunjuk ke arah Seungyoun yang sedang menutup wajahnya yang memerah.

"Sana gih. Gue mau ajak Yura jajan dulu." Mingyu menimpali lalu mengaitkan tangannya dijari Yura dan menarik Yura menjauh dari Dahye yang terlihat kebingungan.

Dahye melirik Seungyoun. Lelaki itu kini menatapnya.

Seungyoun yang tidak tahu harus melakukan apa akhirnya berdiri dan menghampiri Dahye yang masih diam berdiri.

"Hm, jalan yuk ke kolam." ajak Seungyoun. Refleks Dahye mengangguk.

Akhirnya mereka berdua berjalan ke kolam yang sebelumnya dikunjungi oleh Seungyoun dan Yura.

Namun situasi saat ini sangat berbeda dengan sebelumnya. Biasanya mereka biasa-biasa saat berbicara, namun karena tuduhan Yura kepada Seungyoun dan tuduhan Mira kepada Dahye membuat keduanya canggung satu sama lain.

Begitu sampai di kolam, keduanya tetap diam. Kesibukan pikiran mereka membuat hawa dingin disana semakin dingin.

Seungyoun melirik Dahye yang sesekali mengusap tangannya. Angin malam memang sangat dingin. Dan dirinya enak dengan jaket tebalnya.

Merasa tidak enak akhirnya Seungyoun melepaskan jaketnya dan memakaikan kepada Dahye. Tentu saja hal itu membuat Dahye terkejut, namun gadis itu menerimanya karena Seungyoun memaksa untuk dipakai.

"Da.." "Youn.." keduanya menoleh lalu tertawa kecil bersama.

"Lo duluan." lirih Dahye.

"Oke. Hm gimana ya mulainya? Yura ngomong sesuatu sama lo?"

Dahye diam sejenak, mencerna pertanyaan yang dilontarkan oleh Seungyoun. "Maksudnya?"

"Lo pasti denger dari Yura ya? Ya mau gimana lagi." Dahye terlihat menghembuskan nafasnya pelan.

"Bener? Lo suka sama gue?" tanya Seungyoun to the point. Hal itu membuat Dahye langsung salah tingkah.

"Kalo iya? Lo gak mungkin suka sama gue, kan? Jadi gak masalah. Gue bakal simpen sendiri kok, lagian lo gak dibolehin pacaran kan?"

"Kata siapa?"

Dahye menoleh, menatap lelaki disampingnya yang juga tengah menatap dirinya. Perlahan Seungyoun mengubah posisi dirinya dan Dahye menjadi berhadapan.

"Maksud lo?"

"Lo gak sendiri yang ngerasain itu. Lo udah deket sama gue sebagai sahabat, tapi kayaknya hati gue gak bisa bohong. Gue juga suka sama lo."

Dahye tertegun mendengar Seungyoun. Didalam lubuk hatinya dia senang bahwa rasa sayangnya tidak sendiri, namun diingat kembali saat Yura mengatakan jika Seungyoun tidak diperbolehkan pacaran oleh ayahnya membuat Dahye sedikit tidak enak hati mendengarnya.

"Gue tau Yura pasti udah bilang ke lo tentang gue yang gak boleh pacaran kan?" tanya Seungyoun dan Dahye hanya mengangguk.

"Lo mau gak nunggu gue? Gue bakal ijin ke ayah buat pacaran sama lo."

"Hah? Serius?" Dahye tentu saja terkejut mendengarnya.

"Hm. Gue bakal coba. Sebenernya Yura udah bilang gak masalah dan dia mau tutup mulut. Cuma gue gak bisa bohong ke ayah gue, jadi gue putusin buat ijin langsung ke ayah. Lo mau kan nunggu gue?"

Dahye terlihat diam. Kemudian gadis manis itu menghela nafas pelan. "Kalo ayah lo gak ngasih ijin jangan maksa. Gue bakal tunggu."

TBC

Lagi kesel sama CJ plus MNET titik!

X1 FamilyWhere stories live. Discover now