22. Ijin

1.3K 154 11
                                    

"Jadi apa yang mau kamu omongin sama ayah?"

Seungyoun meneguk salivanya susah, lelaki itu bahkan terlihat gugup didepan ayahnya.

"Tapi sebelum aku jelasin semua, ayah jangan marah ya?"

"Iya."

Seungyoun menarik nafas. "Jadi, aku mau ijin ke ayah kalo aku lagi suka sama orang, dan aku pengen banget jagain dia lebih dari temen. Aku gak berani kalo pacaran dibelakang karena kita udah buat kesepakatan." jelasnya. Sesekali Seungyoun menghindari pandangan ayahnya yang tajam.

"Kapan kamu lulus?"

"Tahun ini, yah."

"Perempuan itu kaya gimana?"

"Dia baik yah." yang menjawab bukan Seungyoun, melainkan Yura yang baru saja turun dari kamarnya dan berjalan menuju kedua orang kesayangannya yang sedang membicarakan hal serius.

"Namanya kak Dahye, dia kapten basket perempuan loh yah, baik banget, sekamar sama aku pas liburan kemarin. Dan kak Dahye ini belum pernah pacaran juga, katanya baru kali ini dia suka sama orang, dan itu sama kak Uyon. Gimana? Kakak kan bakal lulus tahun ini, kak Dahye itu polos yah, harus dilindungin sama kakak soalnya yang lain udah tau kalo dia deket sama kakak. Kalo gak dilindungin nanti nasibnya kaya aku, bakal dilabrak sama temennya yang suka sama kakak." jelas Yura panjang lebar sambil duduk disebelah Seungyoun yang terlihat masih gugup.

Ayah terlihat berpikir. "Oke, kalo Yura udah bilang gitu. Kamu ayah kasih ijin boleh pacaran. Tapi inget, jangan ngelakuin hal bodoh yang bikin dia rugi. Kalo kamu bener mau serius sama dia, kenalin sama ayah, sama semuanya." ucap ayah. Seungyoun mengerti, dia tidak boleh sembarangan melakukan sesuatu yang membuat kerugian untuk Dahye. Artinya Seungyoun tidak boleh menyentuh Dahye lebih, Seungyoun berpikir, siapa pula yang akan menyentuh lebih perempuan yang akan ia lindungi?

"Aku gak akan pernah menyentuhnya ayah. Aku bener-bener sayang sama dia. Sama kaya aku sayang sama Yura. Makasih yah udah ngasih ijin."

"Hm, ayah lebih suka kaya gini. Kamu berani bilang langsung dan gak pacaran dibelakang ayah. Tapi jangan sampe gara-gara pacaran studi kamu ke ganggu. Sebentar lagi wisuda, kamu belajar yang bener."

"Siap ayah."

•••••

Lihat, betapa bahagianya seorang Seungyoun setelah mendapat ijin dari ayahnya untuk berpacaran? Lelaki itu terus saja tersenyum setelah mengobrol dengan ayahnya.

Yura? Adiknya itu hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku kakaknya yang aneh ini.

"Jadi kapan kakak mau nembak kak Dahye?" tanya Yura pada akhirnya karena gemas dengan kakaknya ini.

Seungyoun menoleh. "Gak tau. Nanti deh nunggu waktunya tepat." jawabnya.

"Kak Dahye lagi dimana sekarang?"

"Tadi sih di grup katanya tim inti perempuan lagi latihan, soalnya mau ada turnamen."

"Nah pas tuh. Sana gih, ajak balik bareng kemana kek. Tembak sana. Nanti balik ke rumah udah jadian ya, gue tunggu kabarnya." Yura berdiri dari duduk dan berlalu ke atas menuju kamar Wooseok.

Seungyoun hanya diam mendengar apa yang dikatakan oleh Yura.

Ya mungkin akan ia pikirkan lagi. Untuk saat ini Seungyoun harus bersiap untuk melihat tim inti latihan.

.....

Yura memasuki kamar Wooseok tanpa mengetuk dan mendapati kakaknya tengah belajar.

Tanpa berkata apapun Yura merebahkan tubuhnya dikasur kesayangan Wooseok. Membelakangi Wooseok yang akhirnya menoleh, melihat adiknya yang entah dari mana datangnya.

Wooseok hanya menggeleng lalu melanjutkan mencatat. Setelah sekitar 10 menit, Wooseok selesai dengan catatannya dan menoleh, melihat Yura yang masih dalam posisi awal.

Wooseok berjalan mendekati kasur lalu naik dan memeluk Yura dari belakang. Tentu saja lelaki itu memposisikan dirinya senyaman mungkin agar keduanya tidak sakit.

"Ada apa? Kamu mau cerita?" tanya Wooseok selembut mungkin.

Yura hanya menggeleng. "Engga kak, lagi bete aja." jawab singkat Yura.

Wooseok semakin mengeratkan pelukannya.

"Kak." panggil Yura.

"Hm?"

"Kakak pernah kepikiran buat pacaran gak?"

"Pacaran? Kalo kakak gak kepikiran sih, soalnya udah peraturan ayah, terus kakak juga mau fokus ke kuliah. Apalagi mau ada skripsi, jadi gak pernah mikir punya pacar, kan ada kamu."

"Meleleh dedek bang." pekik Yura.

Wooseok tertawa kecil mendengarnya. "Kamu jangan pacaran dulu, masih sma."

"Yaiya dong kak. Mau dicoret dari KK? Oh ya, btw kakak punya tipe kaya gimana?"

Wooseok melonggarkan pelukannya. "Kalo tipe sih gak perlu yang macem-macem, asal dia sayang kedua orang tua, kakak yakin dia bakal sayang sama kamu, sama kakak juga. Udah gitu aja. Dia mau nerima kakak apa adanya, bisa jaga mata dari yang lainnya."

Oke Yura langsung mengerti maksud kata terakhir kakaknya itu. Tentu saja perempuan itu harus bisa jaga mata dan hati karena keluarga mereka memiliki banyak laki-laki. Bisa saja calonnya nanti bisa berubah haluan kepada yang lain, tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini.

"Cari yang kaya mama ya kak."

"We kalo itu pasti. Perempuan paling penyayang mama itu."

"Dan aku bersyukur sifat penyayang mama nurun ke kakak."

"Gatau ya itu iya apa engga. Tapi kakak emang sayang banget sama semuanya, terutama kamu sama mama. Kalian 2 perempuan yang ada dikeluarga besar ini, udah pasti bakal kakak jaga sebisa mungkin."

*Drop satu lah atau sisain satu cowok kaya Ucok ya Allah:')*

"Kakak ini udah kaya artis ya. Jarang dirumah, sibuk terus, sekalinya bareng diluar udah pasti diikutin sama ciwi terus, jarang ngobrol."

"Maaf ya. Lain kali nanti kakak ajak liburan deh. Kan tau sendiri kakak lagi sibuk banget."

"Iya kak, santai aja lagian. Aku cuma kangen aja sama kakak."

Wooseok mengelus kepala Yura dengan penuh kasih sayang. "Kamu harus punya temen banyak biar gak kesepian kalo kakak-kakak yang lain sibuk, apa lagi Dodo juga sibuk buat kelulusan dia. Nanti ada waktu saat semuanya sibuk sama urusan masing-masing dan kamu juga, jangan sampe karena semuanya sibuk kamu jadi sendiri, jangan sampe ya. Kakak gak mau liat kamu sedih, jadi coba cari temen."

Yura mengangguk. "Aku bakal usaha cari kak. Tapi kayaknya susah kalo sekarang. Pandangan semua anak disekolah ke aku itu udah buruk dan yang mau deket sama aku cuma Fani doang."

"Kamu harus bersyukur. Seenggaknya kakak yakin dia bakal jadi temen yang tulus buat kamu."

"Iya kak." Yura membalikkan badannya dan memeluk Wooseok dari depan. "Makasih kak."

TBC

Lup deh. Jangan lupa vote, komen yaa♥️

X1 FamilyWhere stories live. Discover now