34. Prank

1K 125 6
                                    

Hari ini Yura dengan kedua matanya langsung memergoki adiknya sedang bersama seorang perempuan. Yura tidak yakin siapa yang sedang bersama Dohyon, namun itu tidak boleh, ayah mereka tidak mengijinkan, apa lagi Dohyon masih SMP.

Diam-diam Yura mengambil foto Dohyon dan perempuan yang sedang duduk bersama itu lalu bergegas pulang.

Dirumah, semua kakaknya kebetulan sedang berada diruang keluarga. Bisa dibayangkan bagaimana rusuhnya mereka? Good.

Yura membuat para kakaknya berkumpul lalu menunjukkan foto itu.

"Wah... Kalah gue." Hangyul berucap.

"Jangan negatif dulu, mungkin temennya." Wooseok menimpali.

"Tapi gak beres kak, apa lagi ditempat tertutup kaya gitu. Kan kalo ayah yang liat lebih berabe urusannya. Pasti bakal disidang kalo ayah yang liat." ucap Yura.

"Sebelum kita minta penjelasan, gimana kalo kita prank dia?" usul Seungyoun.

Kebetulan tiba-tiba ponsel Yura berdering. Nama Dodo tertera dilayar ponselnya.

"Halo. Kenapa Do?"

"Kak aku pulang telat ya, mau kerja kelompok dulu."

"Ohhh kerja kelompok ya, oke deh." Yura langsung memutuskan panggilannya.

"Pas kan. Ijinnya kerja kelompok, jalan pasti. Dasar bocil." dengan kesal Yura berucap.

"Oh ya, tadi kak Uyon prank apaan?" tanya Minhee.

"Oh itu, sesekali lah kita prank dede kecil kita. Berhubung dia pulang telat, pas banget dia takut hantu. Gimana?"

"Kaya pas kak Yohan itu ya?"

Semua pandangan mengarah kepada Yohan. Dan Yohan hanya memasang wajah kesal mengingat waktu itu, perayaan ulang tahun dengan hantu yang sukses itu benar-benar membuatnya kesal.

Dan semuanya mengangguk setuju dengan prank yang akan dilakukan untuk Dohyon.

Sore ini mereka kembali mengumpulkan baju atau make up Yura untuk hantu diruang keluarga. Setelah membagi baju dan peran, Yura mulai merias kakak-kakaknya.

Semuanya berjalan dengan cepat. Para kakak sudah siap diposisi masing-masing, ada diluar, dapur, wc ruang keluarga, bahkan diatas. Yura dapat bagian kendali lampu rumah yang akan menjadi aba-aba untuk semua hantu.

Kini rumah itu terlihat sepi karena penghuninya berpencar.

Dan semua orang sepakat mematikan ponselnya agar Dohyon tidak bisa menelpon.

Dan sesuai dugaan, malam itu Dohyon pulang. Adik bungsu itu pulang sendiri dan masuk ke rumah tanpa curiga sedikitpun.

Yura yang melihat apa yang dilakukan oleh Dohyon sudah bersiap. Adiknya itu terlihat celingukan setelah mengatakan bahwa dirinya sudah pulang. Lelaki itu mencari sosok semua kakaknya yang biasanya ada, sekarang tidak ada.

Dohyon terlihat berusaha menelpon, tapi hasilnya nihil, tidak ada yang aktif.

Saat itu suara bantingan pintu kamar terdengar dari atas. Dan itu hasil Minhee.

Baru pintu, Dohyon sudah terlihat pucat.

Yura tidak tega melihat adiknya itu, tapi ini pelajaran juga untuknya.

"Maaf, Do." gumamnya lalu langsung mematikan semua lampu rumah dan Yura segera bersiap diposisinya untuk menjalankan tugasnya.

Pekikan suara Dohyon sudah terdengar. Para kakak memulai rencananya. Dari suara-suara bantingan, sampai seretan sudah terdengar. Bahkan bayangan-bayangan menakutkan sudah lewat.

Semuanya sudah melihat bagaimana adik termuda Dohyon sedang menangis didalam.

Sampai pada akhirnya Yura mengendap-endap dibelakang Dohyon yang sedang menangis lalu langsung memeluknya dari belakang. Tentu saja Dohyon terkejut bukan main dan berusaha menjauh, tapi Yura masih menahannya.

Lampu langsung hidup.

"Ini aku, Do." bisik Yura. Dohyon langsung berhenti meronta dan berbalik, langsung saja Dohyon memeluk kembali Yura dengan terus menangis.

Seperti itulah pelajaran dari para kakak untuk Dohyon karena tidak jujur.

"Kakak udah nanyain ke temen kamu, dan sekolah gak ngasih tugas sama sekali. Tapi kamu bilang mau ijin kerja kelompok? Jadi sebenarnya ngapain?" Wooseok mewakilkan pertanyaan dari adik-adiknya.

"Dan aku liat kamu lagi berduaan sama perempuan. Siapa tuh?" timpal Yura.

"Sampe malem lagi." Hangyul ikut berbicara.

Dohyon diam selama beberapa menit. Sementara semua pandangan para kakaknya sudah menatap tajam dari tadi.

"Aku tau kamu bohong kan?" Seungyoun berucap. "Kita gak pernah ngajarin kamu buat bohong, ayah sama ibu aja gak pernah ngajarin bohong sama kita. Ya kalo bohong masalah status keluarga beda lagi, tapi ini gak bener. Kamu alesan kaya gitu sampe pulang malem. Kamu gak bikin masalah kan?" tanya Seungyoun.

"Hm, anu..." ucap Dohyon gugup.

"Apa? Ngomong aja, kakak gak bakal marah kalo kamu jujur." lirih Wooseok sambil menyenderkan punggungnya.

"Yang tadi emang bukan kerja kelompok. Maaf. Tapi aku gak bisa ninggalin temen aku yang lagi ada masalah dirumahnya. Dia minta temenin sampe tenang. Masalah dirumahnya itu masalah besar dan dia juga sampe nangis beberapa jam. Gak mungkin aku ninggalin dia sendirian, secara temen yang lain juga gak bisa bantu." Dohyon menjelaskan sambil menunduk.

Semua kakaknya terdiam mendengar Dohyon. Seungyoun yang duduk disamping Dohyon langsung mengelus rambut Dohyon lembut.

"Lain kali jujur aja. Kamu bisa bawa dia ke rumah buat nenangin, dari pada diluar bisa ngebuat orang mikir beda lagi. Jangan takut buat jujur, kamu itu laki-laki." ucap Seungyoun selembut mungkin.

"Maaf kak." lirih Dohyon.

"Nah sekarang udah selesai. Yang lain juga jangan sampe kejadian kaya gini ke ulang lagi. Kalo emang sampe ke ulang lagi, gue bakal ambil tindak tegas. Jangan bohong, jujur lebih baik. Kak Seungwoo bakal sedih kalo liat kita banyak bohong kaya gini. Jadiin ini sebagai pelajaran." - Seungyoun.

TBC

Maaf kalo gaje alurnya huhu....

Semoga suka~

X1 FamilyWo Geschichten leben. Entdecke jetzt