28. Junho

1.1K 123 5
                                    

Yura POV

Gak tau kenapa, akhir-akhir ini gue bucin banget sama kakak gue satu ini.  Namanya Juno, hehe.

Semenjak nolongin gue, gak dirumah, gak disekolah, dia selalu ada disamping gue. Bantuin segalanya, bahkan gue baru liat dia negur orang yang jahatin gue langsung. Orang sekalem dia bisa galak juga ternyata.

Pengakuan sebelumnya tentang status kita bener-bener bikin gue kaget sumpah. Udah beberapa orang sekarang yang udah tau, jadi tambah beban ke gue.

Gimana engga? Mereka seakan ngedeketin gue biar bisa lebih deket sama kak Juno. Untungnya status gue sama yang lain belum ketauan, kalo iya bisa berabe.

Kak Juno ini kakak gue yang paling terkenal disekolah. Sikap dinginnya itu yang bikin meleleh. Ugh.

Kaki gue keadaannya masih dalam berobat jalan gara-gara ditendang kemaren-kemaren. Sialan emang mereka tuh.

Dan sekarang gue lagi di perpustakaan. Nyari buku sekaligus nungguin kak Juno yang katanya mau minta anter ke toko buku baliknya. Jadi ntar gue balik sama dia, gak ikut pas kak Han jemput. Gak tau deh lagi ngapain sekarang, lama banget.

"Lama nungguin?"

Eh manusianya datang. Gue lagi nyari buku liat dia berdiri dibelokkan lorong rak buku udah kek drama njir. Cakep lagi orangnya.

Gue jalan deketin kak Juno.

"Kak Esa gimana?" tanya gue sambil ambil tas yang dipegang sama kak Juno. Keknya dia ambil tas gue dimeja.

"Udah balik duluan. Kita pake bus aja ya?"

"Gak usah ih, deket ini."

"Kaki lo belum sembuh, jangan macem-macem deh."

"Yaudah iya."

"Yuk." dia gandeng tangan gue dong. Astaga, ni orang gak mikir jantung gue apa ya? 

Ini udah sore btw. Abis dapet bus kita cus ke toko buku. Gak terlalu jauh sih sebenernya, tapi ya mau segimana ngototnya gue buat minta jalan juga gak bakal dia denger, kaki gue masi sakit soalnya.

Pas sampe kak Juno nyuruh gue duduk manis aja dikursi yang disediain pihak toko dan kak Juno pergi deh cari bukunya.

AUTHOR POV

Junho terus berkeliling mencari beberapa buku yang harus ia beli, ditambah buku pesanan Eunsang yang menitipkan beberapa buku.

Acara memilih bukunya lumayan lama, setelah membayar, Junho terkejut saat tidak melihat Yura ditempatnya. Tempat duduk Yura tertutup rak, jadi tidak mungkin penjaga toko buku melihat Yura.

Junho bergegas kembali ke kasir yang dekat dengan pintu keluar.

"Apa anda liat perempuan yang bareng sama saya tadi?" tanya Junho sopan.

"Oh yang tadi? Saya liat tadi dia keluar sama beberapa orang deh."

"Perempuan apa laki-laki?"

"Perempuan deh kayaknya."

"Ah, kalo gitu makasih."

"Sama-sama."

Junho bergegas keluar. Masalah apa lagi sekarang?

Junho menoleh ke kanan dan kiri, namun dibanyaknya orang berlalu lalang, matanya tidak melihat ada Yura dimana pun.

Junho berjalan menuju gang yang ada disebelah toko buku tersebut dan terkejut saat melihat Yura yang menangis didepan beberapa orang perempuan.

Cukup, Junho sudah tahu apa yang sedang terjadi. Junho tahu 5 orang perempuan itu sudah mengikutinya beberapa kali diluar sekolah dan mereka bukanlah murid satu sekolah dengannya.

Junho berjalan mendekati mereka. Dan mereka terlalu sibuk memarahi Yura sampai tidak menyadari kehadiran Junho.

Dengan cepat Junho menyelip diantara mereka dan adiknya. Dengan seringainya Junho menatap para perempuan itu sambil menyilangkan kedua tangannya didepan dada.

"Ada urusan apa ya kalian sama dia?" tanya Junho.

Kelima perempuan itu terlihat salah tingkah dan terlihat takut melihat Junho.

"Kayaknya gue tau deh, kalian bermaksud labrak dia ya gara-gara jalan sama gue? Betul?"

"Kak...." panggil Yura pelan.

"Bentar. Kayaknya gara-gara kalian gak satu sekolah sama kita, kalian gak tau informasi ya? Keliatannya gitu deh. Tolong deh, dia itu adik gue, tolong jangan kaya gini. Gue tau lo udah ngikutin gue beberapa kali dan bahkan udah ngelabrak orang yang deket sama gue. Kalo sampe adik gue kenapa-kenapa, gue gak bakal tinggal diem." Junho berbalik membantu Yura lalu membantu Yura berjalan keluar dari gang itu.

Junho hanya diam sambil membantu Yura. Setelah sampai di halte bus, Junho menelpon Seungyoun yang Junho tahu sedang kosong untuk menjemput mereka.

"Apa yang mereka lakuin?" akhirnya Junho bertanya.

Junho sakit melihat Yura seperti ini. Sudah berapa kali Yura menderita karena kakak-kakaknya. Dan karena dirinya juga Yura harus seperti ini.

"Engga."

"Bilang, jangan disimpan sendiri. Sebagai kakak lo gue berasa gak berguna banget."

"Gak gitu, kak. Maaf. Mereka cuma anggep gue deketin lo."

Junho menyentuh pipi Yura. "Cuma nganggep? Lo ditampar kan?" tanyanya sambil mengelus pipi Yura yang memerah.

Yura mengangguk pelan.

"Kalo terus kaya gini, gue bakal ungkapin ke orang-orang yang gak tau apapun, kalo lo adik gue biar gak ada yang ngelukain lo lagi. Tolong, kalo ada orang yang gak lo kenal ngajak, jangan diikutin. Jangan sampe kaya gini lagi. Udah berapa kali lo ngehadepin kejadian kaya gini cuma karena deket sama kakak sendiri?"

Yura menunduk. " Iya kak."

"Maafin gue." Junho menarik Yura ke dalam pelukannya.

'Gue janji, gak bakal buat lo kaya gini lagi.'

TBC

Haloo.... Sorry baru update.

Kalo work sebelah ada draft, jadi enak publishnya. Kalo ini gaada jadi gaada waktu ngetik hwhw. Baru kelar ujian online soalnya.

Jangan lupa vote sama komen yaaaa...

X1 FamilyWhere stories live. Discover now