2.Darren Ardana

10.4K 551 19
                                    

Rintikan hujan membasahi bumi.Di dalam rumah,Shefa sedang asyik-asyik nya rebahan,dia sangat gabut sekali.

   "Duh gabut banget gue,Ngopi di Cafe yang dekat sini,kayak nya enak deh buat hangatin badan,"monolog Shefa dan langsung menyambar jaket kulit hitam nya untuk menutupi tubuhnya yang terbalut tank top langsung turun dari tangga dan melesat ke depan rumahnya.

    "Pak Bomdan,anterin saya ke Cafe yang di dekat sini dong,saya lagi mau Ngopi nih,siapin mobil nya cepatan,"perintah Shefa pada sopir pribadi nya.

    "Aduh Nona Shefa,ini udah malam loh,nanti kalau Nyonya dan Tuan Besar tau kalau Nona Shefa keluar malam-malam gini,nanti Nona Shefa bisa dimarahin,"ucap Pak Bomdan

   "Kan Mamah sama Papah lagi ada di Luar Negri Pak ! Pak Bomdan lupa ya ? Udah buruan anterin saya ke Cafe yang dekat sini ! Saya malas kalau jalan kaki ke Cafe ! Apalagi ini lagi hujan,dan jalanan becek banget,mending Pak Bomdan anterin saya !"perintah Shefa

    "Iya,Nona Shefa,mari sayaa antar,Nona Shefa ke Cafe,"

    "Nah...gitu dong !"

Setelah sampai di Cafe...

     "Mbak pesan kopi Macchiato nya satu ya!"Ucap Shefa kepada pelayan Cafe tersebut.

Dan tak lama ada seorang pembeli cowok yang wajah nya ditutupi oleh Masker hitam,dia datang dan langsung memesan kopi yang sama seperti Shefa.Tiba-tiba pelayan kopi itu memberikan kopi Macchiato terlebih dahulu kepada seorang cowok bermasker hitam yang baru saja datang itu dan cowok bermasker hitam itu langsung menerima kopi tersebut dan langsung membayar nya ke pelayan tersebut.

     "Eissst..kayak nya gue pernah liat cowok bermasker hitam ini deh?tapi dimana ya?oh iya !dia kan yang tadi nabrak gue di kampus !"

      "Maaf mbak,kopi Macchiato nya sudah habis,terakhir dipesan oleh dia,"ucap pelayan cafe itu.

    "Loh kan yang pesan saya duluan!dia kan baru saja datang ! Kenapa yang dilayanin nya dia duluan ? Saya gak terima !Dan lo si cowok Masker Hitam kalau gue pikir-pikir lo itu yang nabrak gue kan di Kampus tadi pagi ?!lo tuh hoby banget ya bikin gue kesel ! "ketus Shefa

Cowok itu melepas masker hitamnya,dan membereskan rambut yang menutupi wajah nya.Menambahkan kesan yang tampan dan keren,membuat Shefa ternganga melihat wajahnya yang keren itu.

    "Omaigat!dia tampan banget !lebih keren dari Stevan malah!rambut nya kece badai,hidung nya mancung,mata nya tajam,bibir nya tipis dan merah alami,oh tuhan!kenapa dia bisa tampan sekali?What?!kenapa gue jadi merhatiin dia sih!"batin Shefa

     "Terpesona dengan wajahku?" Tanya cowok yang merebut pesanan kopi nya itu.

    "Gak!gak usah geer lo!"

     "Tapi kan yang pesan kopi Macchiato nya kan saya duluan ! Harusnya kan itu kopi pesanan nya saya !"lanjut  Shefa

    "Kamu mau kopi ini ya?nih buat mu saja,dan ya kau benar sekali!aku yang tadi nabrak kamu di Kampus,Nama ku Darren Ardana,senang berkenalan dengan mu Nona Manis,"ucap Darren seraya memberikan kopi miliknya ke Shefa.

    "Gak ! Gue gak mau kopi lo !Dasar cowok Aneh !"bentak Shefa

    "Aku tidak aneh,kamu yang aneh,kalau kamu tidak mau kopi ku,ya sudah aku tidak memaksa,"ucap Darren dan langsung duduk di kursi yang ada di Kafe,Shefa langsung mengikuti Darren,dan duduk di depan Darren.

    "Kenapa kamu mengikutiku?kamu ingin lebih dekat dengan ku ya?atau mulai terpesona dengan ku ?aku peringatkan! Jangan mencintai ku,karena itu sangat berbahaya,"ucap Darren dan langsung meminum kopi nya.

    "Gue cuman penasaran aja sama lo ! And nama gue Shefa Aldiniasati,maksud dari kata ' jangan mencintai ku,karena itu  sangat berbahaya ' maksud nya apaan?gue gak ngerti !"

    "Kamu tidak perlu tau,"ucap Darren dan langsung kembali memakai Masker nya dan langsung ingin beranjak pergi.

    "Eh tunggu dulu jangan pergi dulu,gue mau nanya lo jurusan apa di kampus?" tanya Shefa

    "Manajeman Bisnis,kalau kamu?"tanya Darren

    "Gue DKV,"jawab Shefa,setelah itu Darren langsung pergi keluar dari Cafe meninggal kan Shefa.

    "Sialan itu orang,kagak ada sopan-sopan nya sama sekali !"gerutu Shefa.

****

Keluar dari Cafe,Darren buru-buru pergi untuk mencari target seseorang yang akan dia bunuh.

Drrrtttt....
Terdengar bunyi ponsel dari saku celana Darren.Darren segera mengangkatnya.

"Darren dia ada di Gang Kecil dekat taman melati,kau cepat Bunuh dia!dia salah satu karyawan PT.Sekar Mulia dia musuh perusahaan kita!"ucap seseorang diseberang telepon.

      "Iya,baiklah.kau tenang saja Paman Nial,aku akan membunuh dia secepatnya,"

"Ingat Darren ! Kau harus hati-hati,barangkali dia membawa teman nya di belakangnya."

      "Iya,kau tidak perlu khawatir paman Nial,"Dan setelah itu Darren memutuskan sambungan dari ponselnya.

Saat Darren sudah datang di Gang Kecil dekat taman Melati,dia mempersiapkan terlebih dahulu pisau yang sangat tajam di saku celananya,serta mengenakan sarung tangan abu-abu miliknya yang sering digunakan untuk membunuh seseorang.

      "Mungkin itu dia target nya,tanganku sudah tidak sabar untuk membunuh target,"

Mula-mula Darren mengambil Dompet pria si target nya itu,dengan gaya seperti pencopet.

    "Permisi,dompet mu jatuh tuan,ini aku kembalikan,"ucap Darren.

     "Terimakasih,"ucap target nya itu.

Saat Darren memberikan dompet itu,Tangan Darren langsung melintir tangan target nya.Dan meninju nya bertubi-tubi.

Bugh...

    "Hey,apa yang kau lakukan?kenapa kau memukuliku?"tanya target nya itu.

     "Kau adalah karyawan PT.Sekar Mulia dan tugas ku adalah membunuh mu,dengan sadis,"

Darren mulai menusukan pisau tajam nya ke mata si target,target nya merintih kesakitan.Dan terakhir Darren menusukan pisau tajam ke perut targetnya.Target langsung mati.Darren membakar Target dengan api di tempat gang yang lumayan sempit dan kecil agar tidak diketahui orang-orang.Setelah dibakar dan menjadi abu.dimasukan ke plastik hitam.Dan dibuang ke sungai yang dekat dengan taman.

      "Misi selesai,target sudah mati,"ucap Darren dan langsung pergi dari tempat tersebut.

Vote dan komen yap,biar Authornya langsung cepat update nya oke...

Follow ig Author :Cindyardni_

See you di Part selanjutnya

Love Psychopath Darren [COMPLETED]Where stories live. Discover now