EPISODE 22 S.2

600 128 1
                                    

Saat ini Tim Asam Manis berpencar didalam tubuh Zigena untuk mencari bunga zigena, yang hanya tumbuh didalam tubuh Zigena

Lunetta, Horyang, dan Prince berjalan bersama. Disekeliling mereka terdapat seperti hutan lendir apalah itu, yang pasti adalah bagian tubuh Zigena

"Bagaimana jika kita berhenti sebentar? Kita butuh waktu untuk mencari bunga zigena" usul Prince

Lunetta dan Horyang menyetujui hal tersebut. Lalu mereka mulai mencari bunga zigena di area tersebut

Tiba-tiba,

SWOOOSSSHHH!!!

Sesuatu datang dari atas. Lunetta yang berada tepat dibawah hal tersebut segera menghindar

BRAAKK!!

Makhluk tersebut jatuh dihadapan mereka bertiga, mengejutkan mereka

Dan yang lebih mengejutkan adalah makhluk tersebut mulai berlari kearah Lunetta, membuatnya secara spontan membunuh makhluk tersebut

Dalam sekali pukul, makhluk tersebut sudah mati

"Cih! Makhluk ini payah sekali" ucap Prince

Tapi, Lunetta menatap makhluk tersebut dengan seksama

'Makhluk ini tidak terlihat seperti akan menyerang tadi…'

'Dia lebih terlihat seperti…sedang berlari dari sesuatu!!'

Lunetta dengan cepat melihat keatas, tempat dari mana makhluk tersebut datang. Dan benar saja, sesuatu datang lagi dari atas

Tidak. Bukan sesuatu, melainkan seseorang

"Lari!" Teriak Lunetta

Prince dan Horyang segera bersembunyi, begitupun dengan Lunetta

BLEDARR!!

Orang tersebut mendarat diatas makhluk sebelumnya, membuat makhluk tersebut hancur, dan juga membuat seluruh tubuh Zigena berguncang

'Siapa orang itu…?!'

Lunetta menatap orang tersebut dengan tatapan khawatir

"Jangan kabur. Jika ingin hidup sedikit lebih lama" ucap orang tersebut

Merasa persembunyiannya sudah terbongkar, mereka bertiga menampakan dirinya pada orang yang sedang duduk diatas parasit zigena tersebut

"Siapa kau? Bagaimana seseorang sekuat kau berakhir disini?" Tanya Horyang

"Aku tak mau menjawab. Akan jadi masalah jika orang-orang tahu aku disini"

"Hmph. Aku hanya bisa bilang, akulah makhluk terkuat dimenara ini"

Orang itu mulai menjelaskan bagaimana para ranker terus saja mengganggunya, jadi dia membunuh semua ranker yang datang. Tujuannya adalah untuk mengambil bunga zigena dan ia sudah menemukannya, namun ia bilang saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk keluar

"Mereka mengirim kalian kesini karena ranker-ranker yang mereka kirim sudah habis. Ujian cuma jadi alasan untuk itu"

"Omong-omong, kalian sungguh bayi-bayi yang malang. Apa kalian pernah berbuat buruk pada pengurus lantai?"

'Sudah kuduga! FUG pasti ada hubungannya dengan ini…' Lunetta menatap tajam pria tersebut

"Yah. Begitulah para keluarga agung menyelesaikan masalah" jelas pria tersebut "oleh karena itu, aku biarkan kalian pergi. Tapi tentu takkan kuberikan bunga zigena"

'Apa kami bisa melakukan sesuatu…?' Pikir Horyang

SWOOSSHH!!

Horyang seakan ditarik dari pikirannya, saat melihat Lunetta berlari menuju pria tersebut

"Lunetta!!" Teriak Prince dan Horyang

Lunetta hendak mengeluarkan serangan untuk orang tersebut, namun dengan mudahnya ditangkis

"Kau…kau pasti orang FUG" ucap Lunetta dengan suara pelan

"Apa maksudmu? Aku lebih dari itu" balas orang tersebut, Lunetta dapat melihat pria tersebut menyeringai

Dengan cepat, Lunetta menjauh dari pria tersebut dan menatapnya dengan tajam. Ia dapat merasakan aura menyeramkan berasal dari pria tersebut saat ia menyeringai

"Lunetta!!!"

Lunetta yang tadi sedang memperhatikan gerak-gerik pria kuat itu, segera memalingkan kepalanya kebelakang

Dapat ia lihat Bam sedang berlari menuju pada mereka berempat

"Viole?"

Lunetta dapat merasakan tatapan tajam dari belakang kepalanya, ia kembali melihat pria tersebut. Dan benar saja, pria itu sedang menatap Bam dengan tajam

"Lunetta, kau baik-baik saja?"

Bam terdengar begitu khawatir. Dengan cepat Lunetta menunjukan senyumnya pada Bam, membuat rasa khawatir Bam sedikit hilang

"Aku baik-baik saja"

"Viole, kurasa kita harus menyerah dalam ujian ini" ucap Horyang

"Eh…?"

"Sepertinya pengurus ujian sengaja mengirim mu kesini, karena kau calon pembunuh"

"…"

"Kau pasti merasakannya juga, dia bukan tandingan kita. Selama dia memiliki bunganya, mustahil bagi kita untuk mendapatkan bunga itu"

"Kita menyerah saja"

.

"Aku tidak bisa menyerah"

Bam berjalan mendekati pria kuat itu

"Kumohon jangan bahayakan diri kalian, biar aku yang melakukan ujiannya"

Lunetta memegangi pundak Bam, menghentikannya

"Aku ikut"

"Tidak, Lunetta-"

"Bam, apa kau meremehkan ku?"

"Tidak, bukan begitu"

"Kalau begitu biarkan aku membantu mu, lagian teman mu itu juga teman ku, aku juga harus ikut melindungi mereka"

"…"

"Aku akan membantu dari belakang"

.

"Stop! Viole!! Lunetta!!" Horyang berteriak

"Kita dapat ulangi lain waktu!!!"

Bam sudah berhadapan dengan pria tersebut, dan Lunetta pun sudah berjaga ditempatnya

"Kau tidak mau menyerah, ya? Meski kau tahu, kau akan mati"

"Aku punya hal-hal yang kutakutkan…" jelas Bam "lebih dari kematian"

Bam menyiapkan shinsu pada tangan kanannya, tapi dengan mudah pria itu menghilangkan shinsu Bam

Pria itu membuat sebuah angin yang dikibaskan pada Bam, membuat rambut panjang yang tadi menutupi matanya tersingkir

"Rambut mu seperti perempuan, tapi sorot mata mu begitu hidup"

Pria itu memperlihatkan dirinya yang sedari tadi tersembunyi dibalik gelap

"Baiklah"

"Aku akan main-main dengan mu, bocah kecil"

Seringai menghiasi wajah pria tersebut dan shinsu mengelilingi tubuhnya









-To Be Continued-

Yuhu~! Hehe. Idek wut should i write here

Yeah

Just vote!!!

LA LUNA (Tower of God fanfiction)Where stories live. Discover now