EPISODE 42 S.2

432 90 4
                                    

Saat ini, mereka sudah memasuki lift dan menentukan untuk pergi menuju Hunian terlebih dahulu. Suasana lift terasa canggung karena tidak ada seorang pun yang berbicara, ditambah lagi lift tersebut bergerak dengan sangat lambat

"…oh ya. Kau bilang salah satu teman mu berkaitan dengan FUG?" Boro bertanya

"Ya…kenapa memangnya?" Bam menjawab dengan dingin, membuat Lunetta sedikit terkejut

"Yah, kaum FUG itu penuh dengan rahasia. Jadi sedikit menarik" jelas Boro "lebih tepatnya, apa hubungan mu dengan mereka? Bekas rekan tim?"

"Ya, kira-kira begitu…"

"Teman mu itu mantan FUG, dan kau bisa lolos dengan selamat? Kau yang baru saja seorang Regular kelas-D?" Boro bertanya seolah tidak percaya

"Agak sulit dipercaya, tapi itu benar…" Bam menjawab "tapi…Tn. Boro, apa kau juga punya hubungan dengan FUG?"

"Mmm. Aku pernah bertemu mereka, saat pertama kali menaiki Kereta Neraka"

"Kau sudah lolos dari mereka. Mengapa kau ingin memulai sesuatu lagi dengan mereka?" Boro kembali bertanya

"Ada begitu banyak hal yang harus ku urus" Bam menjawab "di Kereta Neraka tahun ini, aku berharap semuanya beres"

○○○

Area stadion Kota Kereta. Lantai 2 Hunian

Mereka berjalan diantara para regular yang sedang menunggu diluar kamar hunian, sama sekali tidak menurunkan kewaspadaan mereka pada sekitar

"Bagaimana dengan teman mu?" Boro bertanya pada Bam

"Kurasa mereka sudah di kamarnya" Bam menjawab sembari menatap pesan pada layar poketnya

"Bagus. Pertama mari kita ke ruangan teman mu dulu. Bertindak sendiri itu gila"

Setelah Boro mengusulkan idenya. Tiba-tiba, regular berkulit biru muncul dihadapan mereka sembari bertanya apakah mereka memiliki tiket

"Jika kalian bukan 'pemain utama', bagaimana jika kalian berjanji setia pada Tuan Aka" tutur regular aneh tersebut

"Hei kau, kau pasti anak buahnya Williams. Bagaimana jika kau berhenti bicara dan pergi saja" ucap Boro

Regular tersebut terlihat terkejut saat melihat Boro

"Ya ampun…andakah itu Tn. Boro? Maafkan aku, aku tidak melihat mu dibelakang sana"

Dengan begitu regular tersebut pun pergi, mereka kembali berjalan menuju kamar 52. Lunetta yang sedari tadi berjalan dibelakang, dapat merasakan tatapan yang sedang mengawasi mereka

Lunetta menolehkan kepalanya kebelakang, membalas tatapan orang yang sedang mengawasi mereka tersebut, sehingga membuat orang tersebut terkejut dan berhenti mengawasi mereka

'Aku seperti pernah melihatnya…' pikir Lunetta

"Ini dia. Ruangan 52, dimana teman-teman mu?" Boro menatap pintu di depannya

"Apa yang kita lakukan sekarang?" Bam bertanya

"Kita kesana dan tempelkan tiket kita ke sensor, lalu beritahu teman mu untuk membukan kan pintunya"

"Tapi sebelum itu,"

Boro menoleh kebelakang, dimana para regular sudah siap untuk menyerang mereka

"Kita harus mengurus mereka"

Bam maju mendekati para regular tersebut, kemudian ia mulai menyerang seluruh regular secara bersamaan

'Dia sudah semakin kuat…' Lunetta tersenyum

Tak lama, kelima regular yang sebelumnya siap menyerang mereka, telah terbaring tak sadarkan diri dilantai

Regular yang lain pun merasa ragu untuk menyerang Bam. Sedangkan, Boro dan yang lainnya terkejut saat melihat Bam mengalahkan lima regular secara bersamaan

"Hmph. Kau terlambat"

"Selain itu, kau juga membawa tamu yang bermasalah"

Seekor buaya besar dan seorang gadis bersurai merah berjalan keluar dari ruangan 52

"Lama tak bertemu. Hei, kura-kura hitam…!"

Gadis bersurai merah tersebut segera menaruh maniknya pada Lunetta, saat sadar Lunetta ada disana

'Hwaryun…'

○○○

"Silahkan masuk"

Mereka semua masuk kedalam ruangan 52, dan Boro mulai membanjiri Hwaryun dengan pertanyaan

"Saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk menjawabnya" ucap Hwaryun membuat Boro bingung

"Sebentar lagi sesuatu akan terjadi" jelas Hwaryun "sepertinya mereka juga sudah sampai disini. Mereka akan segera memulai pertandingan"

Setelah Hwaryun mengucapkan hal tersebut, telepon rumah yang berada di ruangan mereka menyala, dan mulai memberitahukan bahwa akan diadakan pertarungan dadakan

Seluruh regular akan dibiarkan bertarung, dan tujuh orang yang bertahan hingga akhir, akan mendapatkan sebuah Tiket Kereta Menara

"Sialan…apa yang terjadi?" Ucap Boro sembari menatap layar yang menyiarkan pertarungan diluar

"Hei, kau. Siapa sebenarnya dirimu? Bagaimana kau tahu akan ada sebuah pertandingan?" Boro bertanya

"Sudah ku katakan pada mu tadi, aku dulu bekerja untuk FUG" Hwaryun menjawab "dan aku adalah seorang pemandu, aku dapat memprediksi kejadian apa yang akan menanti kita"

Kemudian Hwaryun mulai menjelaskan betapa kejamnya hal yang dilakukan oleh FUG hanya agar mencapai tujuan mereka. Hwaryun juga mengatakan, bahwa ada sesuatu yang mereka inginkan dari Kereta Neraka tahun ini

"…mereka akan melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang mereka ingin kan" jelas Hwaryun "bukan kah begitu, Luna?"

Lunetta yang merasa terpanggil pun terkejut, ia pun membalas tatapan tajam yang diberikan Hwaryun padanya

"…"

"…jadi siapa musuh yang harus kami lawan? Apa kau punya informasi mengenai mereka?"

"Aku tidak tahu semua, tapi aku tahu beberapa. Sebagian adalah regular yang baru saja naik tingkat dari Kelas-E…dan sepertinya ada pemilik tiket kereta Kelas-D yang bekerja sama dengan FUG"

○○○

"Aku akan kedalam" ucap Bam saat melihat Hwaryun dan Boro akan berbincang mengenai FUG

begitupun dengan Lunetta, ia menentukan untuk memisahkan dirinya dari yang lain. Saat merasa sudah aman, ia mengeluarkan poket miliknya, Lunetta pun melihat pesan yang tidak terbaca olehnya

'Kau pikir apa yang sedang kau lakukan?' -Hansung Yu

"Haaah…" Lunetta menghela nafasnya

"Aku pun tak tahu apa yang sedang kulakukan. Pikiran ku kacau saat melihatnya…"

"Aku tak bisa mengendalikan diri ku…"




















-To Be Continued-

Akutu kaget bat pas liat terakhir update 6 hari yang lalu, i'm very very sorry u guys T_T

Btw………

I'm so happy today, cuz its my special day yuhu hehe (just ignore this)

Voteee~~!

LA LUNA (Tower of God fanfiction)Where stories live. Discover now