EPISODE 41 S.2

478 86 12
                                    

Satu tahun kemudian

"Lunetta, kau akan memiliki rekan untuk misi kali ini"

Lunetta tidak menghiraukan ucapan pria tersebut padanya, ia sibuk memikirkan sesuatu

"Rekan mu juga adalah seorang Pembunuh"

Kalimat tersebut sedikit menarik perhatiannya, namun tidak cukup untuk membuat Lunetta membalas tatapan Hansung

●●●

Saat ini, Lunetta sedang menaiki kereta pribadi untuk para regular dengan tujuan Kota Neraka

Brugh-!

Pelayan yang sedang berjalan disampingnya tertabrak, oleh seorang pria aneh berkulit biru, pria tersebut membawa pedang yang terdapat beberapa tiket Kereta Neraka pada ujung pedangnya

'Dia pasti Sang Pemburu Tiket'

Lunetta menatap punggung pria aneh tersebut dengan seksama. Mengawasi setiap pergerakannya, kemudian pria tersebut berhenti berjalan dan menyerang regular yang berada disampingnya

Melihat hal tersebut, para penumpang lain gerbong tersebut segera pergi berpindah gerbong. Terkecuali Lunetta, ia masih terduduk dibangku nya, menyaksikan pertarungan dihadapannya

'Tidak ada untung nya bagiku untuk membantu...biarkan saja'

Lunetta mengabaikan pertarungan tersebut, kemudian melihat keluar jendela. Pikirannya mulai memikirkan hal-hal yang akan terjadi kedepannya

Para regular yang berhadapan dengan pria aneh tersebut berlari menuju gerbong lain

'Hmm? Sudah kalah...?'

Lunetta melihat tubuh pria aneh tersebut dengan bosan, lalu kembali melihat keluar jendela

"Eh? Kau sejak kapan ada disitu?" Tanya pria dengan surai abu yang sebelumnya bertarung

Lunetta tak sama sekali berniat untuk menjawab pertanyaan tersebut

"Ehm...guru...sepertinya ia tidak bisa melihat" ucap pria gendut yang berdiri disamping pria bersurai abu tersebut

"Aku dapat melihat kalian dengan jelas" balas Lunetta membuat pria gendut tersebut terkejut

'Dia terlihat kuat' pikir pria bersurai abu tersebut

"Apa kau ingin ikut dengan kami?"

"Apa untungnya untuk ku?" Lunetta bertanya

"Akan ada turnamen sekitar tiga hari lagi, agar dapat mengikutinya, kau harus memiliki tim" jelas pria abu tersebut

Lunetta terdiam.

'Hmm? Aku tidak tahu apapun mengenai turnamen tersebut. Tapi sepertinya ini akan menarik'

"Baiklah"

Dengan begitu, mereka pergi menuju gerbong lain. Dan apa yang ada pada gerbong tersebut membuat Lunetta sangat terkejut

Tak jauh di depannya, berdiri seorang pria dengan surai coklat dan manik emas yang sedang menatap mereka dengan tajam

'Tak mungkin...dia...'

Lunetta pun menyembunyikan ekspresi terkejutnya. Ia sedang berusaha untuk menahan keinginannya berlari pada Bam lalu mendekapnya dengan erat

"Apa kalian memiliki tiket?" Tanya Bam

Mereka pun mulai waspada, terkecuali Lunetta

"Aku membutuhkan rekan untuk turnamen yang akan diadakan tiga hari kedepan" jelas Bam

"Kenapa kami harus bergabung dengan mu?" Pria bersurai abu yang sedang berdiri disamping Lunetta bertanya

"Karena kalian akan menaiki kereta neraka, jika kita gagal menghentikan mereka disini," jelas Bam "semua orang yang ada di kereta neraka akan tewas"

'Ini pasti ada hubungannya dengan misi ku kali ini'

"Apa...? Semua orang di kereta akan mati?"

"Ya. Oleh sebab itu kita harus menghentikan mereka, sebelum mereka mendapatkan tiketnya"

"Rencana mereka adalah mengumpulkan semua orang yang memiliki tiket, kemudian merampas tiketnya dan menaiki kereta"

"Mereka akan menguasai kereta, dengan memanfaatkan keterbatasan tiketnya" jelas Bam "itu sebabnya aku mengumpulkan orang-orang untuk menghentikan mereka"

"...itu absurd..." ucap pria disamping Lunetta

"Yah, bila benar pun. Siapa mereka yang kau maksud itu? Siapa yang memiliki ide segila itu?" Tanya nya

Bam terlihat menarik nafasnya

"Yang berada dibalik Emily, perempuan yang mendorongku dan bersekutu dengan FUG, teman lamaku, yang kini akan menjadi musuh ku" jawab Bam "namanya Rachel"

Lunetta menatap Bam dengan sedikit khawatir. Masalahnya, misinya kali ini adalah,

Untuk membantu Rachel menguasai Kereta Neraka

○○○

Boro menentukan untuk memberikan dua tiket yang ia dapat pada murid nya dan seorang kru kereta yang secara kebetulan berada digerbong tersebut

"Ah...kau...memiliki tiket, 'kan?" Boro bertanya pada Lunetta

Lunetta menganggukan kepalanya. Dapat ia rasakan Bam sedang menatapnya, lebih tepatnya mengawasinya

Kemudian mereka kembali pada gerbong sebelumnya untuk mengambil dua tiket tersebut. Tetapi dua orang regular sudah mendapatkan tiket tersebut

Dan tentu mereka berhasil merebut tiket tersebut kembali

●●●

Lunetta duduk tepat disamping Bam, ia benar-benar sedang berusaha untuk menahan dirinya. Jika ia lepas kendali sedikit saja, matanya akan hilang

'Hansung sialan...'

Tak lama, salah satu 'murid' Boro yang sedang tak sadarkan diri terbangun dan mulai menanyakan apa yang terjadi, Boro pun menjelaskan semuanya

Dan entah bagaimana, topik pembicaraan nya berubah menjadi seorang idol bernama Ha Yura yang akan mengadakan konser di Kota Kereta

"Ehm...anu...aku sedari tadi ingin bertanya," ucap gadis kru kereta

Lunetta mengalihkan pandangannya pada gadis tersebut, membuatnya sedikit ketakutan

"Ehm…apa kau bisa melihat? Menggunakan hal seperti itu pada matamu…"

"Ya" Lunetta menjawab dengan singkat

Saat mendengar suara Lunetta, Bam mengalihkan pandangannya pada Lunetta. Entah mengapa suaranya terdengar sangat familiar, pikir Bam

"Hey, siapa nama mu?" Bam bertanya pada Lunetta

"Lu,"

Bam membulatkan kedua matanya

"Na."

"Namaku Luna"

Harapan yang ada pada Bam kembali menghilang saat mendengar jawaban yang keluar dari mulut Lunetta

'Tadi itu hampir saja…'

Tiba-tiba kereta yang mereka naiki berguncang

"Kita sudah sampai" ucap Boro



















-To Be Continued-

Heyy! Finally Bam! Yass!

Btw i decided to dabel apdet today, so i hope u enjoy it

Oh, klo kalian nanya, gimana caranya Lunetta bisa liat, tbh i dunno either hehe. Its fantasy dude, anything can happen here hehe (peace)

Voteeee~!!

LA LUNA (Tower of God fanfiction)Kde žijí příběhy. Začni objevovat