Chapter 12

1.2K 189 9
                                    

Tertulis, 4 Juni 2016, 3 hari setelah Insiden Haechan yang tak sengaja bertemu gadis misterius didepan pintu.

Hari itu sudah petang, hampir semua siswa maupun siswi sudah pulang ke rumah mereka masing-masing. Namun ada juga beberapa dari mereka yang masih tinggal disekolah, entah itu mengerjakan tugas atau mungkin tertidur pulas seperti Renjun sore ini. Ia sendirian tertidur di kelas karna kelelahan, pagi tadi ada jam olahraga belum lagi beberapa saat yang lalu ia punya tugas kelompok bersama Haechan, itu membuatnya merasa kelelahan dan selama menunggu Haechan dari kantin ia malah tertidur sendiri disini.

Seseorang berjalan mendekat pada Renjun yang tengah tertidur, ia berhenti tepat di depannya. Begitu lama ia memperhatikan wajah itu seolah tak bosan rasanya, ia tak berani menyentuh walau hanya seujung jari pun. Seluruh tubuhnya terasa kaku berhadapan langsung dengan Renjun saat ini sekalipun lelaki itu tidak menyadarinya. Tangannya bergetar ketika meletakkan selembar kertas berwarna pink diatas meja Renjun bersama sebuah kopi hangat yang tak sengaja ia beli tadi.

Ia tak langsung pergi saat itu, melainkan malah duduk di meja samping Renjun. Itu adalah tempat duduk milik Jeno, ia jatuhnya kepalanya di meja menghadap Renjun.

"Seandainya waktu bisa ku hentikan saat ini. Sedikit saja, aku ingin menatapmu sedikit lebih lama."

Haechan datang setelah tak beberapa lama saat ia sudah pergi, lelaki itu mengernyit bingung melihat sebuah cup kopi yang sudah ada di atas meja Renjun. Ia menoleh kesekitar dan tak menemukan siapapun, sebuah Sticky Note yang tertempel pada cup kopi di meja Renjun menarik perhatiannya. Tangannya terulur untuk meraih cup itu, kopinya masih terasa hangat. Itu artinya minuman itu baru saja diletakkan disana. Kemudian yang membalikan posisinya untuk membaca dua Sticky Note yang tertempel.



Maaf, hanya saja menatapmu terlalu lama selalu menjadi candu. Sedetikpun rasanya tak cukup, padahal tak pantas aku lakukan itu apalagi tanpa sepengetahuan mu. Apa aku menganggu? Maaf sekali lagi, yang ku pikirkan hanya bahagia ku. Egoiskah aku? Tapi jujur aku sama sekali tidak merasa bersalah. Jahat sekali aku Renjun.

-Juni

Hampir lupa. Minumlah kopi ini dan jangan lupa habiskan, percayalah aku tak sengaja membelinya. Jangan terlalu memaksakan diri lain kali, istirahatlah barang sejenak. Lakukan kesalahan sesekali tak apa, sekalipun terlihat hampir sempurna tapi kamu tetap Huang Renjun. Manusia yang di ciptakan Tuhan yang entah kenapa dengan berani ku kagumi dan ku titipkan rasa. Menulis ini tak tau kenapa membuatku ingin mengatakan sesuatu. Renjun, jika kamu tau, sebenarnya dunia itu lebih asik dan lebih luas dari apa yang kamu kira. Seperti halnya melakukan ini. Dasar aku, bahagiaku sederhana sekali ya Renjun.

-Juni




"Dia penulis novel ya? Gak heran sikap Renjun aneh setiap hari." Gumam Haechan entah pada siapa. Begitu lama ia menatap Sticky Note itu sampai ia duduk di samping Renjun.

"Heh! Mau sampe kapan sih Lo tidur?" Ujarnya sembari menyikut pelan Renjun. Renjun mengerang kecil, tidurnya terusik dan itu membuatnya kesal. Ia membalikan kepalanya kearah lain, Haechan mendengus.

"Cewek Sticky Note Lo tadi dateng bego!" Berhasil, kata-katanya berhasil membuat Renjun seketika bangun. Manik matanya memicing menatap Haechan tak percaya sementara yang di tatap malah asik meminum cola yang tadi dibelinya sembari bermain ponsel.

"Giliran urusan itu Lo langsung konek." Cibirnya

"Lo liat dia? Dia yang mana? Anak kelas berapa? Kenapa Lo gak bangunin gue pas dia disini?" Serangan pertanyaan itu membuat Haechan mengernyit, ia menghela nafas.

"Gak liat gue. Tuh buat Lo." Ujarnya sembari memberi isyarat pada Renjun dengan dagunya untuk menoleh ke meja. Mata Renjun membulat lalu dengan segera ia mengambilnya.

Dibacanya Sticky Note itu dengan teliti kemudian seulus senyum terukir di bibirnya setelah tak beberapa lama. Haechan meringis, agak menakutkan melihat Renjun seperti itu.

"Senengkan Lo?" Katanya yang membuat Renjun langsung mengangguk.

"Gimana sih rasanya dikasi begituan." Tanya Haechan tiba-tiba. Renjun menoleh padanya, ia tersenyum hingga menampilkan deretan giginya yang rata.

"Seru aja. Sulit buat gue kasi tau sampe Lo sendiri rasain gimana rasanya." Katanya sembari memandangi Sticky Note itu lamat-lamat. Haechan tersenyum.

"Gue seneng Lo mulai berubah kaya gini. Gue kira Lo cuman bakalan asik sama dunia Lo aja. Gue harap cewek Sticky Note emang bener bener bisa buat Lo sadar Jun. Kalo dunia lebih asik dan lebih luas dari yang Lo kira kaya kata cewek Sticky Note lo itu." Haechan terkekeh kecil setelahnya.

Renjun menunduk, diam-diam ia tersenyum dengan isi kepala yang penuh dengan tanya. Satu kata yang keluar dari bibirnya mewakili apapun yang tenga menyeruak dari kepalanya.

"Apa iya?" Gumamnya sangat pelan sampai bahkan Haechan yang berada di sampingnya tak mendengar sama sekali.





...

Sampai disini paham?

Sticky Note [Huang Renjun]Onde histórias criam vida. Descubra agora