Chapter 19

974 159 1
                                    



Jangan lupa tersenyum hari ini. Jika berlalu mungkin kita akan bertemu lagi.

-Juli



Renjun menyimpan lembaran kertas itu di sakunya. Kemudian ia keluar lagi dari kelas, hari ini rasanya malas untuk ikut pelajaran pertama. Ia mengirim pesan pada Mark untuk memberi tahu guru jika dia sedang tidak enak badan dan berada di UKS. Tentu saja guru-guru akan mempercayai nya, dia Huang Renjun orang terpercaya di seluruh penjuru sekolah bagi semua guru.

"Bolos lagi? Kenapa sih Lo?!" Jeno segera bertanya sesudah Renjun mengangkat panggilannya.

"Gapapa, gue cuman lagi males. Kenapa sih heboh banget, suka-suka guelah."

"Lo ada masalah sama bokap lo ya?"

"Gak."

"Terus kenapa nyet?"

"Udah dibilang gue gapapa, kenapa sih gak percayaan banget. Udahlah!" Dengan begitulah perbicangan mereka usai.

Renjun berdecak kesal sembari melempar asal hp nya diatas ranjang UKS. Suara kibasan korden yang bersamaan dengan langkah kaki seseorang yang keluar di samping membuatnya menoleh. Kening Renjun mengernyit heran, ia bangkit dan mengibas korden yang menjadi penghalang antara ranjang tempatnya dan ranjang yang lain.

Kosong, tidak ada orang disana selain kertas berwarna pink yang mencolok. Pupil mata Renjun membulat, ia berlari keluar UKS dengan tergesa-gesa, dan sampai di pintu ia berhenti dan menoleh kearah kanan dan kiri koridor. Renjun kebingungan, ada begitu banyak orang yang berlalu lalang disana. Dalam hati ia mengumpat kesal dan bertanya-tanya, yang mana satu seseorang yang meletakkan selembar kertas berwarna itu?


Jangan sakit.

-Juli


Sticky Note [Huang Renjun]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora