leeF I tahW

208 25 7
                                    

¤ What i like - Solar

Aku sangat suka jika diperhatikan.

Apapun yang ku lakukan itu semua untuk membuat diriku bahagia dan membuat orang-orang juga tersenyum karenaku.

Apa yang Ibu katakan aku turuti.
Apa yang Ayah perintahkan aku lakukan.

Dan apa yang diminta tolongi orang kepadaku, akan selalu ku usahakan bantu.

Tak peduli jika aku lelah disaat itu.

"Sudah malam sayang... Tidur gih." Seorang wanita mengelus lembut rambutku. Membuatku spontan berhenti mengerjakan pr matematika yang sejak tadi menjadi pusat perhatianku.

Aku baru sadar jika ini sudah jam sebelas malam?

"Sebentar lagi, Ma. Ini juga tinggal sedikit."

Mama mengerutkan dahinya dan aku masih setia mendongak menatap wajah cantiknya. "Itu tugas kelompok kamu kerjakan sendiri? Loh, kegunaan anggota lainmu itu apa? Masih sering kamu begini?"

Aduh Mama.

"Waktu praktiknya aku tidak ikut. Ya sudah, kebagian laporannya."

Bohong lah jadinya. Sorry Mama.

"Kenapa nggak ikut waktu percobaannya? Bukannya kamis lalu anak mama ini izin untuk kerumahnya temannya untuk kerja tugas kelompok matematika? Bohongin Mama lagi ya?" Mama bertanya sanksi.

"Tugas kelompokku banyak."

"Ada gitu guru langsung ngasih tugas kelompok sekaligus banyak dengan materi yang berbeda? Tanpa dibahas satu persatu?"

"Mama pernah sekolah juga ya sayang. Setidaknya akan diberikan secara bertahap. Kecuali gurunya berbeda. Itu baru!"

"Iya Mamaaa.. Solar tau."

"Udah, tidur saja dulu. Besok lanjut lagi. Matematika kan masih ada lusa. Nggak usah menjawab, lupa ya Mama hapal roster pelajaran kamu?"

Skakmat.

Bagaimana ini? Aku harus memberikan tugas ini kepada temanku besok. Bisa-bisa dia marah karena tidak ku kerjakan. Eh tidak juga sih, tapi bagaimana jika dia menjauhiku karena tidak becus saat diminta tolongi?

Aku tidak mau begitu. Tidak mau dimarahi Mama juga.

"Iya Mama, aku tidur ini. Mama tidak perlu ngintipin Solar dilubang kunci pintu gitu dong. Seram tau."

"Tidur makanya!"

"Iya."

Tidak. Temanku tidak marah. Ia sudah menduganya, katanya. Membuatku merasa semakin bersalah..

Jangan sampai dia menjauh.

"Makasih sebelumnya nih." ucapnya, aku tidak bisa mengerti intonasi yang digunakannya.

"Maaf."

"Santai bro! Udah, thanks! Tak perlu merasa bersalah begitu. Harusnya aku yang begitu karena sudah merepotkanmu. Aku kembali ke kelasku ya, makasih."

"Hahh.. Semoga saja benar." Lirihku berusaha menyingkirkan pemikiran burukku. Syukurlah, dia memaafkanku dan oh!
Syukurnya Mama tidak melihat title kelas yang ada dilaporan tadi. Bisa marah besar Mama kalau tau aku mengerjakan punyanya orang.

Kan mereka hanya meminta tolong....

"Solar, temani aku ke ruang guru, bisa?" ajak ketua kelasku. Perempuan, namanya Yaya.

"Mau ambil buku?"

"Iya."

"Oh aku sama Gopal saja. Gopal! Jom ambil buku!"

From Me To U [BoBoiBoy]Where stories live. Discover now