Sorry - Hold On (The End)

299 30 1
                                    

Mengerjap.

Lagi.

Aku butuh beberapa kali.

Sekarang sudah pagi? Huah, padahal aku masih mau tidur.

"Huuummm. Jam berapa...?" Ku lirik jam weker disamping.

05.00
Minggu, 12 Agustus.

"Sekarang waktunya ibu jengukin ya?" Aku tersenyum mengamati jam weker tersebut. Ku gapai lalu ku matikan tepat ketika benda ini mulai berbunyi.

Saatnya aku sholat. Habis itu... Oh bisakah tubuhku menolak untuk tidak memasak sarapan lagi? Ujung-ujungnya juga tidak akan terjamah. Yang awalnya bertajuk sarapan berubah jadi makan siang. Sekalian masak siang saja kalau begitu. Biar makannya pas masih panas-panas! Sedap kan?!

Aduh ngegas. Astaghfirullah..
Lebih baik aku segera sholat daripada bergalau ria begini.

---Hold On---

Aku harap Gempa tidak pergi kemana-mana satu hari ini. Setidaknya selama Ibu ada.

Bukan cuma karena aku yang akan merasa akward ditinggal sendiri sama Ibu. Ini, masalahnya bagaimana cara menjelaskannya -jika Ibu menyadari tentang sikapnya Gempa yang berubah?

Dia jadi... Liar.

Seharusnya kan itu aku! Eh, ups!

"Ibu akan datang sama atok kak." Beritau Gempa.

Aku mengangguk. Ku singkirkan cepat piring kotor yang ada diatas meja.

"Ku harap kau tidak ada urusan diluar."

"Tidak perlu berharap begitu. Aku tidak ada urusan apapun diluar jika ibu ada." Dia berhenti sejenak untuk minum, "Aku bukan kau yang suka menyia-nyiakan waktu berharganya dengan orang yang menyayanginya. Aku tidak mau menyesal dikemudian hari."

Tumben anak ini berbicara panjang kali lebar lagi.

"Wah, siapa yang kau singgung?" Tanyaku sengit.

"Kak Taufan."

"Jujur sekali, hehehe."

Gempa mengerling. Selanjutnya dia beranjak ke ruang tamu. Entah ngapain.

Jujur, perkatannya benar-benar menusuk.

-----Hold On-----

"Kalian tidak rindu Ibu?" tanya Ibu begitu aku dan Gempa membukakan pintu untuknya.

"Pasti rindu, Bu." Gempa tersenyum dan segera memeluk Ibu. Jangan lupakan dia juga menarikku kedalam aktifitasnya.

"Wah, wah, cucu atok sudah besar-besar!"

"Atok!"

"Assalamu'alaikum cucunya atok!"

"Wa'alaikumsalam, hehe."

"Wa'alaikumsalam." Jawabku tersenyum kikuk. Ada yang aneh...

Ibu menepuk bahuku. "Ibu senang ternyata kamu ada dirumah Fan. Hehe, Ibu datangnya pas sekali, ya, kamu tidak ada urusan." Ucap Ibu begitu riang.

From Me To U [BoBoiBoy]Where stories live. Discover now