Menuju Majapahit

423 15 0
                                    


" bawa putraku bersamamu Panji, aku ingin dia mengabdi di Majapahit "

Panji ingin kembali ke Majapahit seorang diri, namun ki Ajar pamenger menginginkan putranya Jaka umbaran juga ikut bersamanya.

Tentu hal yang tidak bisa ditolak oleh Panji, mengingat jasa beliau yang menyelamatkan hidupnya.

Bukan karena keberadaan Jaka umbaran yang bersama dirinya saat ini, yang membuat kakinya terasa berat untuk melangkah menuju Majapahit, tapi isi di kepala yang membuatnya berat.

Kata kata apa yang harus dia ucapkan saat menghadap Gusti ratu Dyah ayu kencana wungu ?.

Untuk Jaka umbaran, Panji tidak pernah meragukan kemampuan anak muda ini, meski terlihat lugu dan sangat sopan, dia memiliki kemampuan yang tidak bisa diremehkan.

Walau belum pernah melihat secara langsung, cukup tahu kemampuan yang ayahnya miliki, hal ini sudah cukup bagi Panji.

Jaka umbaran menangkap hal yang tidak semestinya pada diri Panji, sepanjang perjalanan, tidak ada senyum yang terlihat, tidak ada kata maupun tawa, yang terlihat wajah murung penuh beban.

Tidak ingin keberadaan dirinya memperberat langkah kaki seseorang, Jaka umbaran mencoba untuk menanyakan langsung.

" mohon maaf paman "

" ada apa Jaka umbaran? "

" jika langkah kaki paman terasa berat karena saya, maka saya mohon pamit untuk kembali ? "

Panji tidak langsung menjawab, tapi sorot matanya langsung tertuju kearah wajah Jaka umbaran.

" tidak "

" saya melihat ada beban berat pada wajah paman ? "

" aku menghadap Gusti ratu dengan kekalahan, itu yang ada di kepalaku saat ini "

Jaka umbaran mencoba menelaah yang Panji katakan, namun dia tidak bisa untuk memberi masukan.

" aku akan datang ke Majapahit sebagai pecundang, dan bagiku itu sungguh sangat memalukan"

" apakah ini kali pertama anda kalah perang ? "

Panji terdiam, karena dia tidak sanggup menjawab pertanyaan tersebut.

" apakah paman tidak pernah gagal ? "

" pernah "

" saat seorang ksatria melangkah, pantang bagi dirinya untuk mundur, seorang ksatria bukannya cuma bertanggung jawab pada peperangan, tapi juga sekembalinya dari medan peperangan "

Walau seorang anak muda yang mengucapkan, namun makna dari kata kata tersebut, secara perlahan mulai membuka pikiran Panji.

" aku kalut dan bingung, karena ini adalah tugas pertamaku memimpin penyerangan, dan berakhir dengan kegagalan "

" yakinlah paman, jika kita diberi kesempatan lagi, maka kita akan bersama sama menghadapi Kebo marcuet kembali "

Tidak bermaksud meremehkan Jaka umbaran, namun Panji tidak yakin jika putra ki Ajar pamenger ini mampu mengalahkan Kebo marcuet.

" kau sudah pernah melihat kesaktian Kebo marcuet ? "

" belum, namun aku yakin mampu menghadapinya "








Ksatria Majapahit 4 Legenda Jaka UmbaranWhere stories live. Discover now