Dayun

336 11 0
                                    


" kalian jangan menyerang dulu, sebelum aku kembali kesini "

" berapa lama aku harus menunggumu ? "

" jika dalam waktu dua hari aku belum kembali, paman Panji dan Jaka umbaran, kalian bergeraklah "

Kata " bergerak " yang Dayun ucapkan bisa mengandung dua arti, maju berperang, atau mundur ke belakang, tapi yang pasti adalah maju berperang.

Dayun memacu kudanya dengan cepat, meninggalkan Panji dan Jaka umbaran berserta prajurit Majapahit.

" kita harus menunggu kang Dayun paman Panji "

Yang paling di khawatirkan oleh Panji adalah, hilangnya semangat tempur para prajurit Majapahit.

Karena untuk membangun kembali rasa percaya diri mereka tentu sangat sulit, jumlah yang telah berkurang, ditambah dua kekalahan, tentu sudah meruntuhkan moral para prajurit.

" aku tidak takut dengan Kebo marcuet, meski aku pernah hampir mati darinya, yang aku takutkan para prajurit, mereka sudah terlihat seperti orang putus asa "

Dayun telah bergerak jauh, dan kini dia sudah mendekati gerbang keraton kadipaten Blambangan.

" aku harus menunggu hingga malam tiba "

Dijaga dengan belasan prajurit Blambangan, tidak mudah bagi siapapun untuk bisa memasuki keraton tersebut, apalagi bagi Dayun.

Waktu yang Dayun tunggu telah tiba, matahari berangsur angsur mulai condong ke barat, sebentar lagi akan terbenam, ini waktu yang Dayun nantikan.

Hari mulai gelap, suara suara binatang malam mulai mengisi kesunyian, bintang bertebaran di atas langit, sementara bulan belum juga terlihat.

Dayun mulai duduk bersilah, kedua matanya dia pejamkan, sementara bibirnya bergerak gerak membaca mantra.

" ajian raga sukma "

Dengan cara seperti ini, Dayun mencoba untuk menyusup kedalam keraton Blambangan.

Melepaskan sukmanya, dia bisa leluasa bergerak mencari dimana Kebo marcuet meletakkan pusaka saktinya gada besi kuning.

" kamar Kebo marcuet "

Ada keraguan pada diri Dayun untuk melangkah masuk ke kamar tersebut, dia khawatir jika Kebo marcuet akan memergoki dirinya.

" tapi aku harus masuk "

Walau tidak pernah berhadapan dengan Kebo marcuet, namun kesaktian adipati Blambangan ini sudah tidak diragukan lagi.

" syukurlah dia sudah tidur "

Kebo marcuet tidur dengan pulas ditemani oleh kedua istrinya, dia tidak menyadari jika sukma Dayun memasuki kamarnya.

Apa yang Dayun cari akhirnya terlihat disudut ruangan, besi kuning sebesar lengan orang dewasa ada di atas meja.

" aku tidak bisa mengambilnya, aku harus kembali ke ragaku untuk mengambil besi itu "

Bagai kapas yang tertiup angin, sukma Dayun melayang di udara menuju kembali ke raga yang dia tinggalkan.

Secara perlahan sukma itu kembali masuk ke dalam tubuhnya yang sedang duduk bersilah.

" aku akan mengambil gada besi kuning itu sekarang "

Menyelinap dalam gelapnya malam, Dayun bergerak menuju keraton Blambangan.

" ajian bajing sakti "

Dayun mengeluarkan ajian yang membuat dirinya bisa merayap diantara pepohonan layaknya tupai.

Dari pohon yang satu dan ke pohon yang lainya tubuhnya sangat piawai dalam bergerak, hingga sangat sulit orang untuk dapat melihat dirinya.






Ksatria Majapahit 4 Legenda Jaka UmbaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang