Rencana Penyerangan

339 11 0
                                    


Beberapa prajurit secara diam diam telah meninggalkan Panji.
dia menyadari akan hal ini, tapi dia tidak bisa untuk mencegahnya.

" Kembali tidaknya kang Dayun, kita akan tetap menyerang mereka paman Panji "

" kita tunggu kedatangan Dayun "

Mengukur kekuatan yang ada, jelas kalah jauh jika dibandingkan dengan prajurit Blambangan.

Tinggal sebagian prajurit yang masih setia bersama dirinya, tentu bukanlah hal mudah buat Panji.

Butuh strategi penyerangan yang harus dia pikirkan matang matang, karena dia tidak ingin mengantar nyawa di tangan Kebo marcuet.

Matahari sudah hampir di atas kepala, Jaka umbaran dan Panji sudah tidak bisa tenang menghadapi situasi ini.

" itu kang Dayun paman "

Kuda itu dipacu cepat oleh penunggangnya, hentakan kaki kaki kuda tersebut membuat debu debu berterbangan.

Dari kejauhan memang penunggang kuda itu seperti Dayun, namun Panji belum yakin jika tidak melihatnya dari dekat.

" memang benar, itu Dayun"

Perang belum dimulai, namun senyum kebahagian terlihat jelas di wajah Dayun.

" aku berhasil, lihat ini "

Dayun tidak berhenti tersenyum, gada besi kuning itu sudah berada dalam genggamannya.

" aku serahkan kepadamu Jaka umbaran "

Senyum bahagia langsung menghiasi bibir Jaka umbaran, saat kedua tangannya menerima gada besi kuning dari Dayun.

" dengan senjata ini, aku akan menghabisi Kebo marcuet "

Jaka umbaran sudah merasa yakin dengan kemampuan gada besi kuning tersebut, tapi tidak dengan Panji.
melihat kesembuhan Jaka umbaran, itu sudah luar biasa bagi dirinya, namun kondisi tubuhnya sudah tidak seperti dulu, dan itu meragukan Panji.

" apa kamu yakin dengan kemampuanmu saat ini ? "

" kenapa sekarang paman Panji meragukan kemampuanku ? "

" karena aku melihat ada perubahan pada dirimu "

" kakiku memang pincang, tapi ini tidak menghilangkan kemampuanku "

Rasa kecurigaan mulai timbul pada diri Jaka umbaran terhadap Panji, dia merasa jika Panji juga ingin membunuh Kebo marcuet, dan juga memiliki gada besi kuning yang kini dalam genggamannya.

Jaka umbaran turun dari kudanya, dengan langkah kaki yang pincang, dia maju beberapa langkah ke depan.

" lihat ini paman Panji, aku bisa membunuh orang tanpa bergerak dari tempatku berdiri "

Tidak ada apapun dihadapan Jaka umbaran, selain bongkahan batu sebesar kepala manusia.

" apa yang akan dilakukan anak ini ? "

Pikir Panji.

Kedua tangan Jaka umbaran direntangkan, kepalanya tertengadah keatas, dan kedua matanya terpejam.

Bukan posisi Jaka umbaran yang membuat Panik terkejut, namun bongkahan batu sebesar kepala manusia yang berjarak belasan langkah di depan Jaka umbaran itu tiba tiba pecah.

" paman lihat, aku bisa membunuh orang dari tempatku berdiri "

Panji merasa ada yang berubah dari putra ki Ajar pamenger ini.
dia terlihat agak sombong, namun mungkin juga akibat cacat tubuhnya yang dia dapatkan dari pertarungannya melawan Kebo marcuet ?.




Ksatria Majapahit 4 Legenda Jaka UmbaranWhere stories live. Discover now