part 12

388 35 8
                                    

Dua Minggu berlalu, sekolah libur. Dan handphone Bilqis sudah beberapa hari paketannya habis. Tidak ada alasan untuk Bilqis bisa bertemu atau sekadar menghubungi Firas. Terlebih Bilqis tak tau rumah Firas. Kalau pun, Firas ke rumah Bilqis. Pasti yang ia temui adalah penghuni rumah baru. Karena Firas juga belum tau tentang semua kabar duka yang Bilqis alami, semua terasa begitu cepat.

Dengan bermodalkan pengetahuan yang ia dapatkan dari mama Yunita. Bilqis berusaha membuat kue ulang tahun untuk Firas. Karena hanya itu yang dapat ia berikan untuk laki-laki yang begitu ia cintai.

Dua jam berlalu, kue ulang tahun berbentuk kotak. Berwarna biru dengan aneka buah di atasnya serta tulisan selamat ulang tahun Firas di pinggir. Sungguh, kue sederhana itu terlihat cantik.

Tok tok tok......

"Bilqis di dapur. Langsung ke sana aja" ucap Kak Dewi setelah membukakan pintu untuk Marvin.

Marvin hanya membalas dengan senyum lebar dan sedikit anggukan.

"Assalamualaikum, Bilqis. Kamu jadi kerumah Kak Jo?"

"Waalaikumsalam, iya jadi. Ini kue nya udah jadi"

"Wiiihhh... Kamu ternyata jago buat kue ya?"

Bilqis hanya tersenyum,

"Nanti aku anter yaa. Aku tau dimana rumah kak Jo,"

"Eh, nggak usah repot-repot. Kan aku cuma minta alamatnya"

"Cewek itu, paling susah cari alamat. Aku nggak mau kamu kesasar. Lagian ni, jalan raya dan rumah kak Jo itu kurang lebih 1 kilo. Nggak ada ojek, becak apalagi delman. Jadi kamu harus jalan.  Teruskan, badan kamu pendek. Biasanya orang yang pendek itu jalannya pelan. Kamu mau, setelah kamu sampai rumah kak Jo badan kamu bau keringat, terus muka kamu kelihatan capek dan kue cantik kamu itu jadi rusak?"

Bilqis hanya bisa tertawa kecil,  mendengar panjangnya alasan Marvin agar bisa mengantarkan dirinya

"Ya udah, nanti kamu anterin aku ya. Tapi nanti, sekarang kita sholat Zuhur dulu"

"Nahhhh... Siap! Kalau gitu, aku sholat di masjid. Tapi janji, kamu jangan pergi dulu"

"Iya Marvin"

•tasbih&rosario•

Teriknya matahari, benar-benar tidak menyurutkan semangat Bilqis untuk kerumah Firas. Bersama motor Scoopy hitam yang di kendarai Marvin, Mereka berdua terlihat sangat menikmati perjalanan siang ini. Raut bahagia benar-benar menyelimuti keduanya.

Meskipun Marvin merasakan adanya rasa asing yang begitu menyayat hatinya, Cemburu....
"Ternyata gini rasanya, pura-pura bahagia melihat orang yang aku suka mau kasih suprise ke pacarnya. Gila ternyata sesakit ini" gumam Marvin dalam hati. 

"Marvin," panggil Bilqis lembut

"Iya, ada apa?"

"Aku dari tadi liat muka kamu di kaca spion kok kamu keliatan lesu banget. Kamu lagi nggak enak badan ya?" Ucap Bilqis. Dari nada bicaranya, terdengar sekali ia khawatir dengan Marvin.

Marvin memilih untuk tidak menjawab pertanyaan Bilqis dan mencari topik lain, "Bilqis kalau huruf pertama dari Iridium, Litium, Osmium, Vanadium, Erbium, Uranium di jadiin satu jadi kata apa?"

Bilqis berfikir sejenak, "I-L-O-V-E-U" ucap nya dengan lugu.

"I love you too" jawab Marvin sembari tertawa kecil.

"Marviiiinn" teriak Bilqis,

"Bilqiiiissss" teriak Marvin gantian.

•tasbih&rosario•

R

umah mewah bercat abu-abu dengan pagar besar dan bel kecil di samping nya. Bilqis menekan bel sembari terus fokus memperhatikan kue yang ia buat. Ia takut kue nya rusak.

Seorang pria tua berpakaian lusuh dengan celemek di pundaknya, membukakan pagar, "maaf adek ini siapa ya? Kok saya belum pernah lihat sebelumnya. Ada keperluan apa?"

"Saya Bilqis, mas Firas ada?" 

"Bilqis?!" Ucap pria tua itu gelagapan saat mengetahui perempuan yang datang adalah Bilqis. 

Bilqis hanya mengangguk,

"Saya sering mendengar nama Bilqis. Den Joseph... Eh maksud saya den Firas sering cerita tentang pacarnya yang bernama Bilqis ke saya. Saya sudah tau semua tentang kisah cinta kalian berdua"

Bilqis tersenyum lebar mendengar bahwa ternyata selama ini Firas selalu menceritakan dirinya ke orang-orang yang berada di rumahnya. Hingga asisten rumah tangga nya pun tau.

Marvin yang dari tadi diam duduk di atas motor dan mendengar percakapan antar Bilqis dan asisten rumah tangga Firas, merasa kesal karena ia meras ART itu terlalu banyak bicara. Ia pun turun dari motor, "mohon maaf nih pak, kita ke sini mau ketemu dengan Firas. Bukan mau mendengar dongeng bapak"

"Oh iya, maaf maaf. Coba saya panggilkan den Jo... Eh den Firas" ucap ART itu terbata-bata seperti belum terbiasa dengan nama Firas.

#TBC
Klik bintang dan kasih komentar nya ya..  karena cuma itu yang jadi penyemangat aku untuk terus lanjutin cerita ini 😭🙏


Antara Tasbih & Rosario [REVISI & TAMBAH PART]Where stories live. Discover now