Plan

17.1K 2.5K 231
                                    

Irene kebingungan melihat dua jagoannya seperti orang gila. Tersenyum sendiri, Jaehyun yang tiba-tiba jadi baik, Mark dengan muka lebamnya masih tersenyum, apa dunia mau kiamat? Mungkin kalau Mark bisa ditoleransi karena habis dipukuli, otaknya jadi geser sedikit tapi Jaehyun? Hei bahkan mukanya masih mulus seperti guci kesayangannya.

Atau mungkin memang dari lahir sudah geser.

"Kalian kenapa sih?!" lama-lama Irene jengah juga. Takut melihat tingkah anak-anaknya.

"Tak apa eomma, kami baik." ujar mereka, Jaehyun dan Mark, sambil melompat-lompat kegirangan. Bergandengan tangan pula.

"Mungkin mereka sedang kasmaran sayang." suara Tuan Jung tiba-tiba.

"Astaga Junmyeon!! Kau mengagetkanku!"

"Maaf, honey."

"Mereka antara kasmaran dan kerasukan tidak beda jauh. Tapi.. bukankah Mark masih terlalu kecil?" tanya Irene.

"Ya sudah tinggal dilarang saja, beres."

"Seenak pantatmu aja lah, capek" lelah Irene.

.
.
.

Mark's Room
Jaehyun jarang-jarang mengunjungi kamar adiknya. Ini demi pdkt-annya lancar.

"Hei Mark, bisakah kamu buat masalah lagi?"

"Dengan merelakan wajahku dipukuli lagi? Absolutely not."

"Tak perlu dengan berkelahi bocah. Cukup mengganggu Haechan sampai menangis saja."

"Hmm..





tidak. Memangnya kenapa sih?"

"Ayolah Mark, nanti hyung belikan semua snack yang kau mau!"

"hmm..






tetap tidak. Aku tidak ingin melihat Haechan menangis lagi hyung."

"Nanti hyung belikan semua yang kau mau, apapun itu.

"oke."

dasar labil.

.
.
.

06.00 AM
"JUNG JAEHYUN BANGUN MASA KALAH SAMA—"

"Iya eomma. Anak eomma yang paling ganteng ini udah siap nganter Mark" ucap Jaehyun dengan senyum giginya.

Kok tumben?

"Mark juga sudah bangun! Ayo hyung kita sarapan!"

"Ayo! Terima kasih eomma atas masakannya!" ujar Jaehyun girang hingga terlihat kedua lesung pipinya.

Irene masih bingung dengan situasi sekarang,

Jaehyun bangun pagi,
Jaehyun yang mukanya bersih dari bedak,
Mark yang penurut,
Dirinya yang tak perlu berteriak lagi,

Astaga, apakah mereka benar-benar dilanda kasmaran? Atau dunia benar-benar akan kiamat?

Udah ah mau tidur lagi aja -mama Irene

.
.
.

Tadika Mesra
"Ingat pesan hyung semalam? Membuat Haechan menangis sampai..."

... Taeyong hyung memanggilmu atas perbuatanku." lanjut Mark.

"Mantap! Oke hyung berangkat ke kampus. Hati-hati Mark!" ujar Jaehyun.

"Hmm ya hati-hati juga." balas Mark malas.




Sepanjang pembelajaran. Taeyong tak henti-hentinya jengah dengan tingkah Mark. Hei dia daritadi mengganggu Haechan.

"YONGIE HYUNG!!! MARK MEMATAHKAN KRAYON CHANNIE!!"

"YONGIE HYUNG!! MARK MENGAMBIL BEKAL CHANNIE!!"

"HUWAA HYUNGIE!! MARK JAHAT SAMA CHANNIE!!!"

"TAEYONG HYUNG!!!"

Duh Taeyong sampe pusing dengar teriakan keponakan lucunya ini.

"Mark? Bisakah kamu berhenti mengganggu Haechan?"

"Tidak mau ssaem! Haechan pantas diganggu" kata Mark enteng.

"Apa kau tidak kasihan melihat Haechan menangis daritadi"

"Tidak" Tidak salah lagi. Huh kalau bukan karena Jaehyun hyung, mana mau aku, lanjut Mark dalam hati.



Taeyong POV
Aku menghembuskan nafas. Kenapa dengan Mark? Kemarin ia membela Haechan habis-habisan, sekarang ia mengganggunya habis-habisan.



Haruskah aku hubungi Jaehyun?



ting

Jaehyun
Taeyong ssaem

Jaehyun
Bagaimana keadaan Mark di kelas?

Taeyong
Hmm..

Taeyong
dia sedikit berulah

Jaehyun
Berulah? Perlukah aku kesana?

"Jawab iya please.."

ting

Taeyong
Tak perlu.. aku bisa mengatasinya

"ah sial, dateng aja lah"

Jaehyun
Aku tetap kesana ssaem, untuk memastikan

Taeyong
uhm.. baiklah. Hati-hati

Apa? Hati-hati katanya? Taeyong ssaem menggemaskan.

Jaehyun langsung beranjak dari kursinya.

"Woy Jae mau kemana? Ini tugas belum selesai!" teriak Johnny.

"Cabut, mau menggapai masa depan!"

"Si bodoh! padahal masa depannya kan nilai tugas ini.."

poor Johnny :(


bosen nggaa..? :(

Pak Guru [Jaeyong]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora