02. Takdir dan kutukan

6.7K 1K 317
                                    


Kita pasti akan menemukan obat untuk kakak, kan?" Jiang Wanyin menatap saudara angkat sekaligus sahabatnya itu.

"Pasti, kita pasti akan mendapatkan kelinci berbulu perak itu untuk Shijie," Wuxian menjawab mantap.

"Apa pun risikonya, sekalipun itu adalah kutukan yang akan menghancurkan jiwaku. Aku ... pasti akan melakukannya untuk Shijie, apa pun itu ...."

Wuxian menatap ke arah depan, di mana sebuah negeri dengan bendera besar berbentuk awan mulai terlihat dari kejauhan.

"Gusu ... Aku datang."

The Prince and The RabbitChapter

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

The Prince and The Rabbit
Chapter. 02
16.03.20
Reup 03.12.21
🐇🐇🐇



Setelah melalui sebuah gerbang besar yang terlihat sangat megah berlambang awan yang sepertinya dibangun hampir melingkupi negara itu, dan memasuki lorong yang menunjuk langsung ke kota Yunshen, kedua pemuda itu kini tercengang mendapati pemandangan di depan mereka.

Sudah hampir tiga puluh kali mereka bertanya di mana kota Yunshen bu zhi chu dan setiap orang yang mereka tanyai selalu menjawab sama, 'Di sinilah kota Yunshen.'

Wuxian menerawang lalu lalang orang-orang di depannya, Jiang Wanyin telah tertidur di pangkuannya karena kelelahan. Mereka haus dan sangat kelaparan, tapi mereka tak membawa uang cash dan yang lebih parah di tempat itu tidak ada satu pun bank dan mesin ATM!!

Kota yang disebut orang sebagai kota Yunshen ini lebih mirip daerah pedesaan!! Tidak ada satu pun gedung pencakar langit, tidak ada Cafe, restoran, dan Taxi!!

Seorang kakek tua mendekati kedua pemuda yang tengah berteduh di bawah pohon besar di sisi jalan, wajah keduanya sangat memelas. "Kalian haus?" tanyanya memberikan dua besar gelas air kelapa muda.

"A, apa kakek memberikan ini untuk kami?" Wuxian semringah, ia segera membangunkan Jiang Wanyin dan memberikan segelas besar air kelapa yang langsung keduanya teguk sampai habis.

Si kakek terkekeh saat Wuxian mengembalikan gelas kosong ditangannya dan berterima kasih. "Kalian dari mana?" Ia mengusap kepala Wuxian yang tawanya mirip seperti milik cucunya.

"Kami dari Yunmeng, kek. Kami berniat mencari obat untuk Kakak kami, tapi di sini tidak ada mesin ATM agar kami bisa mengambil uang, sedang orang-orang di sini hanya menerima uang cash. Kami ... kebingungan."

"Di sini tidak ada semua itu, lalu kenapa tidak kembali dulu ke negara kalian?"

"Visa untuk ke sini sangat mahal kek, pun kami cuma mendapatkan waktu seminggu. Jika kami kembali, kami harus membuat ulang visa kami."

Si kakek menatap Wuxian dan Jiang Wanyin sejenak, "Apa kalian mahasiswa? Aku punya keponakan yang belum bisa membaca, jika kalian bersedia membantunya selama seminggu ini, aku akan memberikan kalian tempat tinggal, makan dan gaji untuk kalian membeli obat bagi Kakak kalian."

(TAMAT) The Prince and The Rabbit. (Mpreg)Where stories live. Discover now