9. Best deal

5.5K 1K 139
                                    

Abang perompak mafia balik lagi ya, setelah sekian lama pas ngubek baru ketemu lagi ini file playboy monarki.

Semoga yang nungguin dengan setia tetap suka, dan jangan lupa komen sama votenya yaaah.

Chakra menatap arloji di tangannya dengan tak sabar.

Rifki sudah keterlaluan karena berani muncul terlambat dari waktu yang mereka sepakati bersama.

Pagi tadi Chakra terheran-heran dengan pesan yang diterimanya dari Rifki.

Tidak biasanya lelaki itu mengajak bertemu di siang hari. Tapi kali ini sepertinya ada sesuatu yang mendesak untuk segera diselesaikan.

Satu-satunya yang bisa membuat Rifki terburu-buru hanyalah jika menyangkut pekerjaan. Asumsi itu membuat Chakra langsung membalas pesan itu dengan janji makan siang di Endeavour.  

Diantar oleh waitress Rifki masuk ke private dining room, meski dia terlihat sesantai biasa namun Chakra menyadari lelaki itu sedikit emosional.

“Apa ada kabar buruk?” Chakra langsung bertanya begitu Rifki duduk di hadapannya. “Jangan bilang ini menyangkut persiapan untuk malam holowen nanti.”

Rifki menggeleng pelan, “aku kesini ingin minta bantuan.”

Chakra tersenyum tipis, “Hmm! Ini menarik,” katanya datar. “Setahuku kamu bukan orang yang mudah butuh orang lain.”

“Untuk kali ini saja … tolong aku.”

“Aku akan mendengarkan,” tantang Chakra santai seraya menyesap anggur putihnya.

“Aku datang ke sini tidak sendiri,” gumam Rifki pelan. “Di depan wanita yang bersamamu tadi malam menunggu untuk kubawa menghadap.”

Bagian diantara sepasang alis Chakra berkerut usai Rifki mengatakan itu.

“Dia ingin mengembalikan uang pembayaran yang kamu transfer ke rekeningnya.”

“Kenapa?” Chakra  benar-benar tidak mengerti.

“Karena dia tidak melakukan tugasnya jadi dia menolak uang itu.”

Chakra mendegus pelan, tangannya meraih gelas berisi anggur putih yang hanya terisi tiga perempatnya saja. “Aku tidak menyangka ada pelacur senaif dia.”

Chakra memperhatikan dengan seksama saat tangan Rifki mencengkram kuat sisi meja. Mudah untuk mengerti jika laki-laki itu tersinggung. Dan untuk pertama kalinya Chakra merasa ini sangat menarik.

Selama ini dirinya mengenal Rifki sebagai pria tanpa emosi tetapi pria itu ternyata hanya lebih pandai menyembunyikannya.

“Dia teman aku,” setelah kembali menguasai emosinya Rifki kembali bicara. “Dua hari yang lalu dia datang meminta pekerjaan. Dan apapun yang sudah aku coba lakukan untuk menghentikannya … tidak berhasil.”

“Jadi karena itu dia ada di sana tadi malam?”

Rifki mengangguk perlahan, “Penolakanmu atas layanannya membuat ini semakin sulit.”

Chakra menyesap anggurnya sebelum bertanya. “Kenapa?”

“Aku memilihmu sebagai kliennya bukan tanpa alasan, dan aku harap satu malam saja bersamamu akan membuatnya berhenti dari pekerjaan ini.”

“Apa kamu mau memanfaatkan aku untuk membantu wanita itu?” tebak Chakra. Dan benar saja, tanpa banyak bicara Rifki langsung mengangguk. “Lalu apa yang kamu inginkan  sekarang?”

“Aku ingin kamu memakai jasanya.”

Chakra menggeleng, “Aku tidak sedang butuh perempuan.”

Properly in LoveWhere stories live. Discover now