2. Narkolepsi

59 15 45
                                    

Are you sleeping are you sleeping

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Are you sleeping are you sleeping

Brother Jeon Brother Jeon

Morning bells are ringing morning bells are ringing

Ding dong ding

Ding dong ding

-----hihihi----

Umumnya, manusia dewasa hanya butuh delapan jam tidur dalam dua puluh empat jam sehari. Namun, jumlah itu bisa lebih bagi kaum rebahan, bisa jauh kurang bagi kaum penggemar begadang. Kaum yang mana pun kita, waktu tidur adalah kemerdekaan. Bebas kita atur sendiri dengan tanggung jawab penuh di tangan kita sendiri. Siapkan saja telinga untuk menampung berondongan kosa kata Emak, karena entah rebahan seharian atau begadang, kalau ketahuan emak pasti jadi masalah.

Namun, ada satu kondisi yang menyebabkan manusia kehilangan kemampuan untuk mengendalikan waktu tidur dan mengontrol kesadaran. Narkolepsi. Dalam bahasa paling sederhana, kita bisa menyebutnya dengan serangan tidur.

Dalam istilah yang lebih ilmiah, narkolepsi disebut sebagai gangguan sistem saraf yang memengaruhi kendali otak terhadap aktivitas tidur. Orang dengan narkolepsi dapat merasa mengantuk luar biasa saat siang hari. Rasa kantuk biasanya akan hilang setelah tertidur lebih kurang selama lima belas menit, tetapi kantuk akan kembali lagi dan tertidur lagi. Sebaliknya pada malam hari, banyak dari penderita narkolepsi yang mengeluh susah tertidur.

Pola tidur normal umumnya melewati dua fase. Fase pertama, Non-Rapid Eye Movement (NREM) adalah saat kesadaran atau gelombang sinyal ke otak perlahan-lahan mulai menurun. Setelah itu, lebih kurang sembilan puluh menit kemudian memasuki fase kedua yakni Rapid Eye Movement (REM) adalah tahap saat tidur mulai lelap dan kesadaran hilang. Mimpi biasanya terjadi pada fase REM. Orang dengan narkolepsi tertidur tanpa melewati fase NREM melainkan langsung memasuki fase REM.

Penyebab narkolepsi tidak diketahui pasti. Namun sebagian besar penderita memiliki kadar hipokretin (atau disebut juga orexin) yang rendah. Hipokretin merupakan zat kimia dalam otak yang membantu mengendalikan waktu tidur. Rendahnya kadar hipokretin ini diduga disebabkan oleh sistem imun yang menyerang sel-sel sehat (autoimun). Beberapa penelitian mengindikasikan hal ini berhubungan dengan terpaparnya seseorang terhadap virus H1N1 atau flu babi. Tetapi belum ada kejelasan lebih lanjut apakah virus tersebut secara langsung memicu terjadinya narkolepsi atau keterpaparan seseorang oleh H1N1 meningkatkan risiko seseorang menderita narkolepsi dikemudian hari. Sementara dalam beberapa kasus yang lain, genetik berperan dalam penyebab narkolepsi.

Untuk mengetahui seseorang menderita narkolepsi atau tidak, perlu dilakukan serangkaian pemeriksaan mendalam. Namun, paling tidak terdapat lima gejala khas pada narkolepsi. Gejala ini dapat muncul secara tiba-tiba atau pun berkembang secara perlahan selama bertahun-tahun.

Jadi, Apa yang Kau Tulis Selagi Memikirkanku?Where stories live. Discover now