13. Narkoba dan Perang

13 6 0
                                    

Lihatlah sejarah peperangan, dan beberapa di antaranya akan ditemukan kaitan erat dengan motif peredaran narkoba

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lihatlah sejarah peperangan, dan beberapa di antaranya akan ditemukan kaitan erat dengan motif peredaran narkoba.

Pertumpahan darah pihak-pihak yang berkonflik dalam sebuah pertempuran terkadang memperebutkan klaim atas obat-obatan terlarang. Bahkan. Menurut sejumlah laporan, barang haram tersebut digunakan sebagai sumber pendanaan bagi kelompok teroris.

Namun, sebagian besar perang justru memanfaatkan narkotikan untuk menggapai kemenangan dalam konflik bersenjata. Para prajurit dilaporkan dicekoki narkoba yang memiliki fungsi untuk meningkatkan kinerja, agresi, dan memberikan keberanian yang tidak wajar.

Dihimpun dari Liputant6.com, berikut fakta-fakta yang berkorelasi dengan peran narkotikan dalam peperangan.

1. Perang Opium Inggris vs China

Pada 1781, British East India Company (EIC atau kongsi dagang brotania raya) memulai perdagangan opium illegal dengan China. EIC menggunakan langkah licik dengan melakukan penyelundupan opium kepada distributor di China melalui jalan tikus yang tidak diketahui otoritas Tiongkok. Aksi itu dilakukan agar EIC terbebas dari pembayaran cukai kepada otoritas China. Pihak berwenang Tiongkok tidak senang akan hal itu, namun tidak melakukan perlawanan karena takut merusak relasi dengan Britania Raya.

Hampir 50 tahun kemudian, pada 1838, sejumlah penyelundup EIC menjagal pedagang China di daratan akibat seteru distribusi opium. Pihak China yang geram akan tindakan itu mengabaikan segala perjanjian kemaritiman dengan Inggris dan menaiki kapal-kapal EIC serta menyita property mereka.

Merasa tertantang, Inggris mengirim angkatan lautnya untuk membantu EIC.

Perang opium pertama pecah selama 1839 hingga 1842). Kemudian diikuti oleh perang opium kedua pada 1856 hingga 1860.

Oleh karena perbedaan teknologi yang sangat kentara anatar kedua belah pihak, China harus menerima kekalahannya dan melepaskan control atas pelabuhan perdagangannya.

Pasca perang, perdagangan opium Inggris terus berlanjut tanpa harus lagi membayar pajak kepada China. Tak hanya itu, Britania Raya juga berhasil melakukan aneksasi terhadap pulau Hong Kong sebagai bagian dari Perjanjian Nanking pada 1842.

2. Prajurit Candu Amfetamin, Perang Dunia II

Beberapa laporan menyebutkan, sejumlah pasukan pada Perang Dunia II sering mengonsumsi amfetamin. Zat itu berfungsi untuk meningkatkan fokus, stamina, serta menekan rasa lapar.

Pasukan AS dan Inggris memasok Benzedrine berbasis amfetamin ke dalam peralatan ransum prajuritnya. Sementara itu, Wehrmacht dan Luftwaffe Nazi Jerman diberi pasokan Pervitin (crystal meth dalam botol) untuk memicu adrenalin dan memancing rasa berani para prajurit.

Sementara Jepang, melalui perusahaan farmasi Dainippon Sumitomo, memproduksi satu ton crystal meth dengan label Philopon. Zat itu mampu memberikan efek berani, adrenalin tinggi, dan tahan rasa sakit bagi para prajurit Jepang yang mengonsumsinya, khususnya bagi para pilot yang hendak melakukan serangan Kamikaze.

Jadi, Apa yang Kau Tulis Selagi Memikirkanku?Where stories live. Discover now