ch. 19 🛵

8.1K 910 154
                                    

Jeno mulai memarkirkan motornya di parkiran apartemennya dan mulai mengambil belanjaan makanannya yang ia sangkutkan di motornya. Kemudian ketika hendak memasuki apartemennya, ia melihat Hyunjin yang juga masuk ke sana dengan wajahnya yang terlihat cemas. Jeno segera mengikuti Hyunjin dibelakangnya dengan perasaan yang juga khawatir karena wajah Hyunjin benar benar terlihat berbeda dari biasanya.

Setelah sampai di lantai 2, Hyunjin segera menekan bel kamar Nana sedangkan Jeno melihatnya dari jarak yang cukup jauh dari sana, menghindar agar Hyunjin tidak tau kalau ia juga tinggal disini.

Pintu kamar Nana pun terbuka dan terlihat senyum Nana untuk Hyunjin yang sangat dirindukan Jeno.

"Hey! Kenapa? Hmmpph-"

Jeno membulatkan matanya terkejut ketika Hyunjin dengan cepat mencium bibir Nana. Tangan Jeno mengepal kesal dan ia pun segera berjalan ke arah mereka namun, Hyunjin segera mendorong Nana dan masuk ke dalam kamarnya lalu menutup pintu kamarnya menggunakan kaki tanpa melepaskan ciuman mereka. Dan Jeno mematung ketika pintu itu tertutup..

Hatinya memanas dan berbagai pikiran negatif mulai menggerogoti otaknya.

Apa mereka akan melakukan 'itu'?

Jeno hendak menekan bel apartemen Nana namun, tiba tiba kata hatinya mengatakan jangan.

Mereka akan menikah kan?

Lalu apa salahnya jika melakukan itu?

"Shit!" Jeno pun akhirnya pergi ke kamarnya sendiri dengan perasaan marah dan patah hati yang sepatah patahnya.

Jeno mengeluarkan botol soju dari plastik belanjaannya dan segera meneguk sebotol penuh itu dengan perasaan marah, kesal, kecewa, sakit.

"Na.."

Ponsel Jeno tiba tiba bergetar dan menampilkan sebuah pesan singkat dari papa mertuanya.

From: papa Jang👨
Keperluan kamu dan sekretaris kamu udah ada di kantor Jaehyun ya. Besok mulai kerja disana! Jaga diri kamu Jen..

To: papa Jang👨
Iya pa,
makasih pa! Jaga diri papa juga..

Jeno melempar ponselnya ke meja dan menghela nafasnya lagi. Ia meremas rambutnya kasar dan sepertinya ia tidak akan tidur malam ini. Ia tidak tenang...

-

-

-

Sedangkan dikamar Nana....

Hyunjin belum juga puas mencium bibir Nana. Nana dengan keras pun mendorong Hyunjin hingga tautan bibir mereka terlepas. Nana menatap Hyunjin yang kemudian memeluk Nana erat, Hyunjin terlihat menghindari tatapan Nana hingga lelaki manis ini bingung dengan sikap kekasihnya ini. Tidak biasanya Hyunjin bersikap seperti ini.

Horny?

Sepertinya tidak..

Ia seperti memiliki kecemasan pada sesuatu dan Nana menggigit bibirnya sendiri seraya mengusap punggung Hyunjin.

"Kenapa hm?" Tanya Nana pelan dan Hyunjin mengecup pundak Nana pelan.

"Na.. aku sayang kamu. I love you more than anything." ucap Hyunjin dan Nana tersenyum karenanya.

"I love you too.."

Hyunjin melepaskan pelukannya dan menangkup kedua pipi Nana.

"Maafin aku.."

EX Bestboyfriend • NOMINWhere stories live. Discover now