ch.21 🖕

7.9K 924 98
                                    

Sudah seminggu sejak kecekalaan itu dan kini Jeno sudah bisa berjalan walaupun masih sedikit sakit, ia hanya sesekali menggerakkan kakinya dan selebihnya ia menggunakan tongkat untuk menopang kakinya. Gipsnya pun sudah terlepas namun, tetap saja sakit.

Jeno sampai diruang makan dan tersenyum ketika Nana sibuk dengan dapurnya dan memasak untuknya. Sudah seminggu ini Nana merawat Jeno yang sakit dengan alasan kasian pada Jisung yang harus menunda kuliah jika ia merawat Jeno sepanjang hari, maka Nana lah yang merawat Jeno dari pagi sampai sore sedangkan sore sampai malam ia serahkan pada Jisung.

Jeno merasa sangat menyusahkan sahabat serta adiknya ini, namun disatu sisi memang ia sangat perlu bantuan mereka.

Nana kemudian meletakkan makanannya di meja makan kemudian melihat Jeno yang terlihat kesulitan berjalan dengan tongkat itu, ia pun membantu Jeno untuk duduk di bangkunya lalu melepaskan tongkat itu dari Jeno.

"Maaf nyusahin terus, gua janji bakal sembuh secepatnya." Ujar Jeno ketika Nana meletakkan tongkatnya disamping Jeno kemudian ia hanya mengangguk seraya menyiapkan sepiring nasi untuk Jeno dan dirinya sendiri.

"Its okay Jen!" Jawab Nana singkat dan Jeno hanya tersenyum kecil karenanya. Ia pun tertegun melihat masakan Nana yang terlihat sangat enak dan mulai memakan masakan Nana itu.

"Hmm enak!" Ujarnya seraya menatap Nana yang terlihat memainkan ponselnya dengan wajahnya terlihat murung.

"Kenapa Na?" Tanya Jeno yang sangat tidak suka melihat wajah murung itu.

"Gapapa, gua lagi kangen Hyunjin."

DEG

Jeno tiba tiba merasa menyesal bertanya seperti itu.

"Hyunjin kemana emang?"

"Dia pergi ke luar kota sama bosnya."

Jeno sudah tau, bahkan seharusnya dia lah yang diajak oleh Jaehyun ke luar kota untuk proyek itu, tapi karena ia sakit maka Hyunjinlah yang pergi kesana. Hah..  ia sedikit bersyukur karena kecelakaan ini, karena ia bisa menghabiskan waktunya bersama Nana disini.

Tunggu!

Apa itu artinya Hyunjin pergi bersama Yeji juga?

Jeno menatap Nana dengan perasaan sedih lalu berpikir apa ia harus menceritakannya atau tidak?

Hah.....

"Na, kapan lu nikah?" Tanya Jeno tiba tiba dan Nana kemudian menatap Jeno dalam diam.

Kenapa Jeno menanyakan hal ini?

Pertanyaan 'kenapa' itu selalu menganggunya akhir akhir ini.

Apa Jeno hendak mengajaknya kembali bersama?

"Gak lama lagi. Undangan juga udah dicetak, baju juga udah jadi.." jawab Nana menjelaskan dan menatap ekspresi Jeno yang seketika mengalihkan pandangannya seraya menghela nafasnya. Ayolah! Nana sengaja menjelaskan seperti itu agar Jeno berpikir jika ia sudah tidak memiliki kesempatan lagi.

"Na, kalo seandainya gagal gimana?"

"Jen stop!"

"Na gua cuma berandai andai, karena ada hal yang gua takutin."

"Apa yang lu takutin? Gua udah fix bakal sama Hyunjin. Gua bakal nikah-"

"Gimana kalo Hyunjin akhirnya gak sama lu?! Gimana kalo dia malah milih orang lain seperti yang gua lakuin 5 tahun lalu?!"

"JENO!!" Nana membentak Jeno dengan nada marah dan matanya mulai berkaca kaca.

Sebenarnya memang ada hal yang Nana takutkan juga, karena Hyunjin berubah akhir akhir ini tapi perkataan Jeno malah menyakitinya karena itu malah mengingatkannya pada kejadian 5 tahun yang lalu. Kenapa Jeno berkata seperti itu? Itu menakutinya.

EX Bestboyfriend • NOMINWhere stories live. Discover now