ch.20🏥

8K 901 158
                                    

Nana kini berada dirumah sakit bersama Renjun. Ia tidak tenang ketika melihat dokter dan beberapa suster masuk ke ruangan Jeno. Ia tidak mengerti kenapa Jeno bisa mengendarai motor secepat itu hingga akhirnya bertabrakan dengan motor lain. Bahkan motornya tadi sudah memasuki gang dan sepertinya akan menuju ke kedainya atau ke Apartemen Jisung. Entah hendak kemana ia pergi tapi, ia penasaran sebenarnya ada apa sampai ia mengendarai motornya dengan terburu buru? Ada hal penting kah?

"Na, sumpah gua masih shock!" Ujar Renjun yang kemudian memeluk Nana yang terlihat khawatir.

"Sama Jun, gua takut Jeno kenapa napa.." ujar Nana seraya menggigit bibirnya sendiri.

Ya Tuhan semoga Jeno baik baik saja.

Tak lama, dokter pun keluar bersama suster susternya dan Nana pun segera menghampiri dokter itu.

"Gimana Jeno dok?"tanya Nana khawatir.

"Jeno tidak apa apa, dia udah sadar kok. Tapi hanya saja kakinya memiliki lebam yang cukup parah karena tertimpa beban motornya dan sepertinya ia harus memakai gips untuk sementara waktu." Jelas dokternya dan Nana serta Renjun terkejut karenanya.

"Terimasih dokter." Ujar Nana dan Renjun kemudian Nana menghela nafasnya lalu tersenyum lirih pada Renjun.

"Jeno jeno.." ujar Nana lirih dan Renjun mengusap rambut pink Nana.

"Ada ada aja emang itu bocah dari dulu hhhh.." ujar Renjun kemudian keduanya pun mulai memasuki ruangan Jeno.

Jeno menoleh ke arah pintu kamarnya yang terbuka dan tersenyum ketika Nana memasuki kamarnya.

"Na? Lah Renjun??" Jeno terkejut ketika Renjun juga masuk ke kamarnya.

"Kenapa lu kaget liat gua? Haduh Jen! Kirain udah berubah lu." Ujar Renjun seraya memeluk Jeno yang terduduk di ranjangnya.

"Ngapain lu ke Jepang? Tauan aja gua disini."

"Dih gua malah mau nemuin Nana eh malah ngeliat elu kecelakaan."

"Anjir..."

Jeno tiba tiba teringat atas alasan yang menyebabkan kecelakaan ini.

"Na.."panggil Jeno namun ia mengurungkan niatnya. Haruskah memberitahunya sekarang? Gimana kalo Nana gak percaya?

"Hm?"

"Makasih udah nolongin, lu juga njun." Ujar Jeno seraya tersenyum pada Nana dan Nana serta Renjun pun hanya menganggukkan kepalanya.

"Kaki lu sakit banget gak?" Tanya Nana seraya melirik kaki Jeno yang dipakaian gips.

"Banget, gabisa digerakin sama sekali." Ujar Jeno mengeluh dan Nana melirik Jeno yang menatap kakinya sedih.

"Cepet sembuh.."ujar Nana kemudian ponselnya tiba tiba berdering.

"Bentar ya gua keluar dulu.." Nana pergi keluar dari kamar Jeno untuk mengangkat ponselnya dan meninggalkan Jeno bersama Renjun.

"Gua penasaran kenapa lu ada di Jepang?"tanya Renjun setelah Nana pergi dan Jeno menghela nafas.

"Gua bakalan ceritain semuanya sama lu jun, tapi ada hal penting lain yang mau gua omongin. Penyebab kenapa gua bisa sampe tabrakan gini.." Jeno menatap pintu kamarnya takut Nana masuk lagi. Ia harus menceritakannnya pada Renjun karena Nana pasti tidak akan percaya pada Jeno.

"Kenapa? Soal Nana?"

"Iya tepatnya Hyunjin. Gua kan sekarang kerja ditempat bosnya Hyunjin terus tadi gua liat Hyunjin sama sekretaris bosnya ke taman belakang kantor gua. Dan lu tau?! Ternyata Hyunjin-"

EX Bestboyfriend • NOMINWhere stories live. Discover now