ch.22👂

7.7K 928 176
                                    

Jeno akhirnya kembali bekerja setelah hampir 2 minggu beristirahat dirumah akibat kecelakaan itu. Kakinya sudah sembuh sekarang dan ia akan sangat berterimakasih kepada sahabatnya, Nana. Karena Nana lah yang benar benar merawatnya bahkan membantu Jeno untuk berjalan, yah.. dengan bantuan Jisung juga.

Jeno kemudian beranjak dari duduknya dan pergi ke koridor kantornya untuk menyeduh kopinya di ruang pantry, dikarenakan sekretarisnya itu hari ini tidak masuk jadi ia sendirilah yang membuat kopinya.

Sebelum masuk ke pantry, Jeno berhenti sebentar ketika melihat pintu ruangan Hyunjin setengah terbuka dan Jeno bisa mendengar suara Yeji disana.

"Jadi gimana? Udah ngomong sama tunangan kamu?" Tanya Yeji dan Jeno kemudian megupingnya dari balik pintu yang terbuka.

"Belum, gua masih bingung. Gua sayang Nana dan gua gabisa ninggalin dia." Jawab Hyunjin datar dan Jeno mengepalkan tangannya mendengar jawaban Hyunjin.

"Tapi, aku hamil anak kamu Jin. Kamu harus tanggung jawab!" Ujar Yeji dengan suara yang terisak dan sepertinya wanita itu menangis.

"Iya gua pasti tanggung jawab. Gua bakal nikahin lu, tapi nanti. Biarin gua sama Nana dulu untuk saat ini." Ujar Hyunjin tegas dan Jeno yang sudah berada di batas kesabarannya pun segera berjalan untuk memukul lelaki brengsek itu dan....

"Jeno!"

Langkahnya terhenti ketika seseorang mencegahnya dengan menggenggam tangannya.

"Nana?" Jeno terkejut ketika Nana berada dibelakangnya dengan wajahnya yang terlihat cemas dan ia juga membawa sebuah tas kecil yang diyakini Jeno berisi bekal makanan untuk Hyunjin.

"Jangan..." lirih Nana dengan wajahnya yang sangat sangat cemas dan Jeno pun segera menarik Nana kemudian membawa Nana ke ruangannya.

Sesampainya diruangan Jeno, Nana pun duduk di sofa dengan airmata yang tak bisa berhenti mengaliri pipinya. Jeno yang merasa iba, akhirnya pun memeluk mantan kekasihnya itu.

"Na, apa lu denger semuanya?" Tanya Jeno pelan seraya mengusap kepala Nana yang menyender di dadanya dan Nana pun mengangguk pelan.

"H-hyu-hyunjin..." Nana tidak bisa mengatakan apapun dan Jeno pun menangkup kedua pipinya seraya menghapus airmatanya.

"Na, please jangan nangis.." lirih Jeno meskipun ia tau Nana tidak akan menghentikan tangisannya. Hanya saja, sakit sekali melihat Nana tersakiti lagi. Ia bersumpah akan menghabisi Hyunjin setelah ini.

"Ke-kenapa Hyunjin begitu Jen? Kenapa dia ngelakuin ini?" Tanya Nana dalam tangisannya dan Jeno hanya bisa mengusap air mata Nana yang tak bisa berhenti mengalir, kemudian kembali memeluk Nananya itu.

"Sebenernya gua udah tau dihari gua kecelakaan Na, gua mau ngasih tau lu saat itu. Tapi apesnya gua kecelakaan dan pas dirumah sakit gua takut lu gak percaya karena gua gak punya bukti apapun." Ujar Jeno menjelaskan dan Nana terkejut karenanya. Jadi alasan Jeno mengendarai motornya dengan cepat hingga kecelakaan itu terjadi adalah karena ingin memberitahunya soal ini?

"Yah.. Hyunjin ngehamilin Yeji. Gua gatau gimana cerita awalnya tapi, itu yang gua denger dari Hyunjin sendiri dan lu bisa denger sendiri kan tadi tunangan lu ngomong apa?" Jelas Jeno dengan nada yang kesal dan Nana hanya terdiam dipelukan Jeno dengan airmatanya yang terus mengalir. Ia tidak percaya dengan apa yang terjadi.

Apa Hyunjin jenuh dengannya?

Bosankah?

Tapi kenapa?

"Jen.."

"Hm?"

"Jangan kasih tau Hyunjin kalo gua udah tau yang sebenernya."

EX Bestboyfriend • NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang