21. Asga vs Jendral Arbila

85 13 1
                                    

"Mulai...!"

"Hyaa!"

Dia mulai menyerangku.

Swush! Serangan tebasan lurus ke arah kepala...

Aku menghindarinya dan mundur ke samping.

Dia sangat cepat sekali. Kenapa jadi mirip seperti waktu itu? Pertarunganku dengan si Arselna Zude Rougent. Tunggu... aku menghafal namanya? Ah biarlah.

Dia terus menyerangku, aku pun balik menangkisnya dan terus menghindar. Strategi bertarungku adalah mengamati dan mempelajari terlebih dahulu.

"Kenapa kau tidak melawan? Aku belum serius saat ini." Arbila nampak kesal denganku.

Dia mencoba memancingku, tapi itu tidak akan berhasil.

Wush! Wush! Wush! Ting! Teng!... Ting!..

Gerakannya berbeda dengan Rougent. Serangannya unik, luwes, dan berseni... sepertinya teknik pedang satu tangan itu tidak dipelajari di Zuitaria.

Para prajurit

"Wah... luar biasa..."

"Gadis itu hebat sekali..."

"Ayo! Ayo!"
"Wuhuuu! Yaaa! Kalahkan! Serang!"

- - -

Serrrriiing! Beradu pedang dengan armor besi di tanganku.

"Ayolah! Serang aku!" Pintanya.

Dia terus menyerang..

Semakin cepat.. semakin cepat...

Dan semakin cepat...

Dan...

Srit!

Pedang itu meleset kutangkis dan mengenai tanganku yang tak terlindungi.

"Aw..."

Rasanya sakit. Tapi dia tetap melanjutkan serangannya.

Dub!

Dia menendangku...

Bruk... aku tergeletak jatuh di tanah...

"Haaah.. rupanya kau ini seperti... hmh, cuma banyak bicara."

"Yahhhahaha...."

"Kenapa kau tertawa?!" Arbila bertanya padaku sambil menodongkan pedangnya.

"Hmh... sepertinya aku selesai bermain-main."

"A-apa?! Bermain-main?!"

"Poin pertama untuk Arbila!" Teriak Kapten Origh menyebutkan poin yang didapat.

"Yaaa!"
"Yeeaaaah!"
"Hebat sekali! Hebat!"

Yah, beginilah tradisi duel dimana-mana tetap sama. Di negeri manapun, Zuitaria, Runia, Halgia dan di manapun ini merupakan suatu pengetahuan umum bahwa duel bisa dimenangkan oleh orang yang menang sebanyak 2 kali berturut-turut, atau dengan poin 2-1, atau menang telak, atau... salah satu menyerah.

Aku bangkit dan berdiri. Kapten Origh kemudian menginstruksikan agar kembali ke tempat semula. Dan babak kedua dimulai.

"Baiklah... bersiap... mu-"

"Tunggu sebentar!"

Aku berteriak...

Saatnya menyerang mental lawan.

"Tunggu dulu Kapten Origh, aku belum bersiap sepenuhnya."

"A-anu... maaf! Tuan Asga!"

"Ah yah... tidak apa-apa... sebenarnya aku cuma ingin memberitahumu Arbila..."

Build Super Power Micronation In New World [VOL. 1] ✅ (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang