Episode 12 Part 2

100 8 0
                                    

Gedung Biru

Jessica masih di Gedung Biru, menikmati sarapan bersama Presiden, Yun, dan Perdana Menteri. Presiden tiba-tiba bertanya, apakah dia sudah menikah?

Jessica tersenyum, lalu meminta presiden untuk mengenalkan padanya, jika dia punya kenalan yang baik.

Presiden tersenyum mendengarnya. Kemudian, dia bertanya, "Kau bukannya tak bisa .... Ada alasan khusus kau belum menikah?"

"Itu benar, aku tak bisa," jawab Jessica sambil tersenyum. "Orang menawan sepertimu membuat standarku tinggi."

Presiden hanya tertawa.

Perdana Menteri dan sekretaris Yun hanya diam mendengarkan. Yun bahkan tersenyum dipaksa.

Jessica tiba-tiba menyinggung tentang kabar yang didengarnya. Tentang pengeboran minyak di Kiria yang tidak berjalan mulus.

&

Presiden langsung menatap Jessica, seperti terkejut. Perdana Menteri dan Sekretaris Yun saling tatap. Suasana berubah canggung.

"Itu proyek rahasia," tanya Presiden. "Dari mana kau bisa tahu?"

Jessica tampak seperti menyesal, lalu berkata jika tidak seharusnya dia menyebutkannya. Kemudian, dia menyampaikan pemikirannya, jika seharusnya tidak masalah menyebutkan hal itu, karena Raja Abdullah sendiri yang berkata langsung padanya.

Presiden lalu berpaling pada Perdana Menteri, kemudian menanyakan, apakah proyek itu tak berjalan mulus?

Perdana Menteri tampak ingin menjelaskan, tapi Jessica buru-buru mendahului bicara. Dia menanyakan apakah Perdana Menteri Hong yang bertanggung jawab atas proyek itu?

"Tadinya akan kuberi tahu. Nanti kujelaskan," jawab Perdana Menteri.

Presiden balik menatap Jessica dan bertanya heran. "Kau kenal baik dengan Raja Abdullah?"




Jessica tersenyum. Dengan bangga dia mengatakan, jika awalnya mereka ada urusan bisnis, tapi sekarang berteman.

Presiden lantas tersenyum dan berpikir. Kemudian, mengutarakan pendapatnya, jika Perdana Menteri bisa menggunakan bantuan Jessica.

Presiden pun berpaling pada Menteri seraya berkata, "Gunakan Jessica untuk urusan kita."

Perdana menteri justru mengatakan jika dia sudah mendapatkan rekan untuk urusan itu. Namun, dia berjanji akan segera menghubungi Jessica jika membutuhkan bantuannya.

Jessica meng-iyakan. "Aku selalu siap melayani."

Perdana Menteri mengangguk.

Setelahnya, Presiden menawari Jessica minum alkohol.

Jessica pun meng-iyakan. "Dengan senang hati."

Sekretaris Yun ikut bicara, lebih tepatnya mengingatkan Presiden, jika setelah--acara--ini, Presiden masih ada rapat dengan tiga pemimpin partai.

Presiden justru memarahi Sekretaris Yun. Menurutnya, tak seharusnya Yun mengadakan pertemuan di Gedung Biru." Ada banyak restoran yang bagus dan nyaman di luar sana," ucap Presiden.

Sekretaris Yun diam tak membantah.

Jessica ikut bicara. Dia meminta izin untuk mengundang Presiden ke restoran yang bagus, lain kali.

"Ide bagus," sahut Presiden sambil tersenyum.



Tiba saatnya, Jessica meninggalkan ruangan Presiden.

VAGABONDWhere stories live. Discover now