Episode 13 Part 2

114 6 0
                                    

Sekretaris Yun mengambil tabletnya dari dashboard dan memutar video saat dia dan Jessica membuat kesepakatan dulu. Dalam video tersebut, Jessica mempertanyakan perihal Yun yang meminta bagian sebanyak 5% dari jumlah lelang. Itu artinya nominal lebih dari 500 juta Dolar.

Jessica merasa keberatan dan tidak mau memberikannya. Yun lantas memberitahu kalau Presiden tidak akan bereaksi, jika jumlahnya dibawah itu. Kemudian, Jessica pun menawar menjadi 3%.

Setelah video dimatikan, Yun ganti membuka file rekaman percakapannya dengan Presiden. Dalam rekaman tersebut, Presiden menanyakan kenapa Yun memilih jalan sulit? Presiden juga mendesak agar Yun menaikkan penawaran.

Menurut Presiden, jika dia memihak John & Mark, hal lain pasti akan tersisa. Mereka juga tidak akan mengeluarkan uang sepeser pun. Karena rakyatlah yang akan membayar semuanya, demi negara.

What???

Yun pun mengutarakan pendapatnya, jika jumlah tawaran itu lebih banyak dari Dynamic, maka masyarakat tidak akan menyukainya. Namun, Presiden seakan tak peduli. Mereka hanya perlu terus maju.

Yun terdiam. Kata-kata Presiden terus terngiang. "Beranilah dan teruskan. Aku presiden, apa yang kau takutkan?"

***

Yun akhirnya, menemui Presiden di sebuah kuil. Dia sedang berdoa pada Budha. Di sana juga ada Direktur BIN An Gi Doong dan Perdana Menteri Hong.

Saat Yun baru masuk, Presiden berkata, "Buddha pernah berkata, bahwa semua bencana berasal dari mulut, bahwa mulut bisa setajam kapak dan pedang. Tapi, jika kita pikirkan, itu pun berarti mulut juga bisa mencegah semua bencana."

Sekretaris Yun langsung berlutut dan mengakui, jika semua adalah kesalahannya.

Presiden lantas menanyakan, kesalahan apa yang mungkin dilakukan Yun, sehingga dia berkata demikian?

Dengan penuh kesadaran, Yun mengatakan semua perbuatannya. Yaitu, membuat kesepakatan yang tidak pantas dengan John & Mark, menekan BIN dan Kemenhan, juga memerintahkan polisi untuk membunuh saksi.

Presiden memotong kalimat Yun, jika subjek telah menghilang. Kemudian, dia berpaling menatap Yun dan menanyakan siapa pelakunya?

Sekretaris Yun lantas mengakui jika dialah pelakunya. Dia melakukan segalanya tanpa persetujuan. Kemudian, dia pun meminta maaf.

Presiden kembali menatap Budha. "Aku ingin memberikan hadiah besar kepada rakyat kita. Bangsa yang tak mudah dipandang rendah oleh negara lain. Bangsa yang kaya dan kuat."

"Kami semua ingin itu, Pak. Mohon jangan menyerah," ucap Sekretaris Yun.

Presiden lantas menatap Direktur An, Direktur pun menunduk, hormat.

Presiden berkata, "Untuk sementara, keadaan akan bising dan menyebalkan. Tapi, hal semacam ini ada masanya. Menyangkal itu mudah, tapi membuktikannya butuh banyak dokumen dan barang bukti."

Direktur An mengangguk. Presiden melanjutkan kalimatnya. "Jangan khawatir dengan akibatnya. Atap mungkin bocor dan jendela mungkin rusak, tapi bangunannya tetap ada. Itulah Gedung Biru. Bangunan paling megah dan agung di negara ini."

***

Sekretaris Yun dan Direktur An keluar dari kuil, mereka berjalan menuju mobil masing-masing. Direktur An tiba-tiba memanggil Yun dan menanyakan, apakah Yun akan menuruti perintah Presiden? Bahkan, Presiden berencana mengorbankan mereka berdua dan menjadikan mereka sebagai kambing hitam.

Sekretaris Yun menjawab, jika Presiden harus bertahan agar mereka bisa naik lagi. Kemudian, dia memperingatkan Direktur An agar tidak melakukan hal bod*h apa pun. "Penghancuran bersama adalah hal terburuk yang mungkin terjadi," pungkasnya.

VAGABONDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang