5

1.8K 208 50
                                    

Warning typo


Saint dan earth sudah rampung mengerjakan lukisan mereka untuk di di pajang di gallery. Mereka mampu menyelesaikan dalam waktu kurang lebih tiga hari, dan hari ini adalah pembukaan gallery lukis mereka. Tidak ada acara pemotongan pita atau apapun.

Rencananya ibu saint dan ibu mertuanya, mereka akan datang untuk melihat lukisan yang di pajang,earth pun mengundang orang tuanya dan beberapa teman semasa kuliahnya bersama saint. Keluarga mereka berdua bahkan membantu mempromosikan gallery lukis tersebut agar banyak pengunjung yang datang melihat.

Berkat bantuan keluarga dan teman-temannya,gallery lukis saint terlihat ramai pengunjung di hari pertama.

"sayang.. Apa suami mu tidak datang ..?". Tanya Mae nuk pada saint yang berada di antara ibu dan ibu mertuanya di lantai dua gedung itu.

"euh.. Mungkin phi Perth sibuk Mae..". Jawab saint bingung. Saint memang tak begitu berharap kehadiran Perth,karena ia tahu Perth pasti sedang sibuk terbukti beberapa hari ini Perth sering pulang larut malam dan berangkat pagi-pagi buta.

"Biar Mae menelponnya..". Seru Mae Jane yang mulai mendial nomor ponsel anaknya. Baru saja saint akan melarang,sayangnya panggilan itu sudah tersambung.

"kau dimana Perth..!?".

"di belakang kalian...". Mereka memutar badan saat mendengar suara Perth yang sudah ada di belakang mereka.

Saint hanya menatap Perth sekilas lalu diam dengan wajah yang terlihat datar. Ada debaran hati yang sedang ia coba redam.

"Mae kira kau tidak datang..". Ujar Mae Jane

"Tentu saja aku datang..". Perth mendekat ke arah saint lalu mengecup pucuk kepalanya." Selamat atas pembukaan gallery mu sayang..". Mata saint membulat dan terbuka lebar,menerima perlakuan itu dari Perth sedangkan Perth terlihat biasa saja seakan itu sudah menjadi kebiasaan mereka.

"Tenangkan dirimu saint.. Ini hanya topeng phi Perth na..". Ucap saint dalam hati,karena menurut saint Perth melakukan itu semata karena ada orang tua mereka.

Mae Jane dan Mae nuk terkekeh lalu tersenyum melihat kelakuan Perth.

"Euh.. Terimakasih phi.." saint ingin sedikit menggeser tubuhnya tapi gagal karena saat bergerak Perth sedikit meremas pinggangnya.

"ternyata ramai juga..". Ucap Perth menatap sekeliling lalu menunduk agar bisa melihat wajah saint di sampingnya. Tak terduga pandangan mereka terkunci karena saint pun tanpa sadar mengangkat sedikit wajahnya agar bisa melihat Perth.

"eehmm..". Saint berusaha menghilangkan rasa gugupnya,dengan paksa ia mencoba melepaskan tangan Perth pada pinggangnya. Perth akhirnya melepaskan tangannya lalu tersenyum sinis pada saint dan di balas dengan mata yang melotot serta gerutuan yang tidak jelas karena bibir saint tidak terbuka. Ibu mereka saling pandang dan berpura-pura tidak melihat.

"saint...". Earth mendekat ke arah mereka dengan seorang pria bertubuh tinggi.

Saint dan yang lain langsung mengalihkan matanya melihat ke arah earth. Perth menampakkan wajah tidak bersahabat nya.

"Phi boun.. Kau datang..". Saint tersenyum ramah. Boun yang melihat dua wanita paru baya langsung memberikan salam hormat.

"Aku tadi melihat disini sangat ramai dan ternyata gallery lukis mu sudah buka..".

" Maaf na phi,aku tidakmemberi undangan atau semacam nya.." Saint merasa tidak enak hati.

"Santai saja nong..". Boun tersenyum hinggap matanya menyipit.

heart beat ENDWhere stories live. Discover now