16

1.5K 166 36
                                    

WARNING TYPO


||



SAINT


Setelah insiden di restoran, kau kembali ke hotel tempat ku dan phi perth menginap. Phi tharn sempat memaksa ku untuk ke rumah sakit karena khawatir dengan luka terkenal kuah panas yang terlihat memerah di tangan ku yang putih. Phi tharn menyerah saat aku semakin merajuk ingin kembali.

Ini sudah menjelang malam, matahari terlihat benar-benar akan menghilang. Tapi phi perth belum terlihat. Apa dia melanggar janjinya?. Ada rasa kecewa dalam hatiku, ingin rasanya aku meneriaki phi perth yang tidak peka terhadap ku tapi aku takut keenan si wanita rubah itu akan mengambil keuntungan.
Ponsel ku berdering, dengan cepat aku meraih ponsel yang ada di atas tempat tidur, berharap telepon tersebut dari suami ku.

Aku menghela nafas lemah saat yang tertera di layar ponsel bukan nama phi perth melainkan phi tharn.
Phi tharn menanyakan padaku, apa suamiku sudah kembali. Tentu aku mengatakan yang sejujurnya. Dengan sedikit nada kesal aku menjawab pertanyaannya. Kemudian phi tharn tanpa menjawab lagi mematikan ponselnya hingga beberapa menit kemudian aku mendengar ketukan pintu di depan kamar. Lagi-lagi aku berharap itu phi perth yang sudah kembali.
Mataku yang berbinar penuh semangat kembali redup setelah melihat seseorang yang ada di depan pintu.

“mengapa wajahmu tiba-tiba berubah..?”. Tanya phi tharn yang berdiri dengan tegak di depan pintu kamar. Aku memang kecewa ternyata bukan phi perth tapi ada rasa senang karena setidaknya ada yang menemani ku.

“Tidak phi..” jawab ku dengan lesu. Phi tharn terlihat khawatir sepertinya.

“suamimu belum kembali..?”. Tanyanya lagi dan aku hanya menggelengkan kepala.

“Kau tidak menelpon..?”. Aku kembali menghembuskan nafas kasar.

“sudah phi.. Tapi tidak ada jawaban..”. Phi tharn mengekori ku masuk kedalam kamar lalu duduk di sofa.

“lihat luka mu..”. Ia menarik tangan ku lalu dengan teliti melihat luka bakar yang kontras terlihat memerah di kulitku.

“Ayo kita ke rumah sakit..”.ujarnya dengan mimik wajah tegas dan rahang yang mengeras.

Aku tidak bisa membantahnya jika sudah begini. Aku menuju kamar mengambil dompet dan ponsel lalu pergi menuju rumah sakit di antar phi tharn dengan mobil miliknya. Saat di dalam perjalanan, aku mengirim pesan pada phi perth. “ aku ke rumah sakit di antar phi tharn”. Pesan singkat itu ku kirim padanya.

Sesampainya di rumah sakit aku menatap ponsel ku, tidak ada pesan balasan dari phi perth. Lagi aku harus menelan kecewa.

“Ayo..”. Ajak phi tharn setelah nama ku di panggil untuk masuk ke ruang pemeriksaan.

Phi tharn terlihat akrab dan ternyata dokter yang memeriksa ku adalah temannya. Dokter volscher namanya, dia memang asli warga negara german. Dengan teliti dokter volscher memeriksa luka ku.

“Bagaimana lukanya..?”. Tanya phi tharn. Aku terkejut phi tharn berbicara bahasa thailand dan dokter volscher menjawab dengan Paseh.

“Lukanya tidak parah.. Kau tidak perlu khawatir.. Aku akan memberikan obat agar lukanya tidak membekas..”. Phi tharn terlihat tersenyum.

“Dokter bisa berbahasa thailand..?”. Tanya ku penasaran kemudian di sambut senyum lebar olehnya.

“Ya.  Aku bisa bahasa thailand, karena saat kuliah aku sempat magang di salah satu rumah sakit disana..”. Mendengar jawabannya aku hanya mengangguk sambil tersenyum kecil.

“ugh..”. Tiba-tiba aku merasa ada sesuatu yang akan keluar dari mulutku. Dengan panik aku menatap phi tharn dan mengisyaratkan letak toilet.
Dokternya volscher tang peka langsung menunjuk pintu yang ada di dalam ruangan. Aku segera melesat sambil membekal mulutku.

“Hoeks.. Ugh.. Hiks..hoek..”. Aku mengeluarkan sedikit cairan, sambil menangis. Mulutku terasa asam. Ini sudah beberapa kali terjadi padaku, badanku terasa lemas jika sudah mual dan muntah. Dengan keadaan lemah dan pucat sepertinya, aku keluar dari toilet dan di sambut wajah khawatir phi tharn.

“ini minumlah dulu..”. Dokter volscher menyodorkan segelas air putih saat aku sudah kembali duduk di kursi. Aku meminumnya dengan sekali teguk.

“Kau bisa tersedak jika minum seperti itu..!!”. Phi tharn mulai mengomel, aku tidak menjawab apapun.

“saint.. Sejak kapan kau mengalami hal seperti ini..?”. Dokter volscher mulai menanyai ku lagi.

“Sudah beberapa hari yang lalu..”. Jawab ku sedikit takut.

“Apa tubuhmu mudah lelah, pusing..?? Apa kau mual di pagi hari..?”. Phi tharn kembali berwajah serius dan khawatir melirik ke arah ku dengan tajam.

“iya dok.. Tapi terkadang aku pun merasa mual saat malam dan setelah makan sesuatu..”. Jawab ku. Ya memang seperti itu yang ku rasakan, itu bahkan terjadi sebelum kami sampai di negara ini.

“Adikmu sudah menikah tharn..?”. Arah pandang dokter volscher tertuju pada phi tharn.

“saint sudah menikah volscher..”. Jawab phi tharn seadanya.

“Mengapa tidak menanyakan langsung padaku..?”. Pikir ku saat dokter justru lebih memilih bertanya pada phi ku.

“Maaf saint.. Apa aku boleh menanyakan sesuatu..?”. Aku mulai tegang dan hanya mengangguk sambil meremas jari-jari ku.

“Kau pernah mendengar male pregnant..?”. Aku pun menjawab dengan anggukan.

“ini hanya diagnosa ku.. Sepertinya kau mengalami hal tersebut.. Sebaiknya kita lakukan tes lab lebih lanjut.. bagaimana..?”. Mata ku membola mendengar ucapan dokter phi tharn menatap ku dengan wajah yang sulit di artikan.

“Dok.. Sebenarnya.. Aku tahu kondisi tubuhku.. Aku memang bisa mengandung layaknya seorang wanita.. Ini terjadi karena kesalahan dokter saat mae mengandungku..”. Dokter volscher tersenyum. Phi tharn, dia tahu kondisi ku.

“Baguslah.  Jika kau tahu kondisi tubuhmu.. Tapi untuk memastikan apakah feeling ku benar atau tidak jika kau sekarang sedang mengandung.  Bagaimana jika kita melakukan pemeriksaan kandungan...”  aku menatap ke arah phi tharn. Kemudian phi tharn meraih tangan ku dan mengangguk menyetujui.



Normal.

“Kapan pemeriksaan mu selesai..?”. Bisik perth keenan.

“Sebentar lagi perth.. Hanya tinggal menunggu mengambil obat saja..”. Jawab keenan tanpa beban.

Perth menghempaskan tubuhnya di kursi tunggu rumah sakit.

Perth resah karena saat saint menelepon, dirinya tidak bisa menjawab karena sedang berada di dalam ruangan  dokter bersama keenan. Saat ia melihat pesan dari saint jika tharn akan mengantarnya ke rumah sakit, ponselnya mati karena kehabisan daya. Perth sangat khawatir dengan keadaan saint sekarang.

“Aku akan ke toilet sebentar..”. Perth pergi meninggalkan keenan.

Perth membasuh wajahnya, menatap cermin kemudian dengan kasar ia kembali mengusak wajahnya. Cukup lama Perth terdiam kemudian ia berjalan keluar untuk kembali ke tempat dimana keenan menunggu.

“Perth..”. Terdengar seseorang memanggil nama tak jauh dari pintu toilet pria.

“Ada apa dok..?”. Tanya Perth pada dokter wanita yang tak lain adalah dokter yang menangani keenan.

“ada yang ingin aku bicarakan padamu..”. Perth mengikuti langkah dokter vanya menuju ruangannya. Perth penasaran apa yang akan di katakan dokter sekaligus kerabat keenan ini.

“perth aku akan memberitahu sesuatu padamu..”. Ujar vanya saat mereka duduk saling berhadapan di ruangan miliknya.

“apa tentang keenan..?”. Tanya Perth.

“Ya.. Ini tentang keenan..”. Jawab vanya datar.

“ada apa dengan tangannya..?”. Perth kembali mengkhawatirkan keadaan tangan keenan.

“Kau tak perlu khawatir.. Tangan keenan baik-baik saja..”. Perth bernafas lega mendengar ucapan vanya.

“Kau seharusnya tidak perlu khawatir dan bertanggungjawab seperti ini pada keenan..”. Perth terdiam mencoba mencerna kalimat yang baru saja di dengarnya.

“Maksud mu..?”. Tanya Perth bingung.

“tangan keenan baik-baik saja.. Dia tidak mengalami cidera apapun.. Tangannya berfungsi dengan baik tanpa cidera sedikit pun..”. Perth menatap lurus ke depan dengan tatapan tajam.

“Perth.  Aku tahu.. Kau merasa bersalah atas apa yang terjadi kada keenan.. Aku akan mengatakan padamu.. Karena aku tahu apa yang keenan lakukan sudah keterlaluan..”.

“apa dia membohongi ku..?”. Tanya Perth dengan suara beratnya.

“keenan sangat menyukaimu.. Saat di Australia.. Keenan meminta seseorang mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi.. Lalu dengan berpura-pura ia menyelamatkan mu dari insiden itu.. Keenan melakukan itu agar kau tidak pergi darinya begitu saja karena tahu kau mencintai seseorang... Kemudian keenan meminta dokter kenalan keluarga untuk berbohong tentang kondisi tangannya.. Dan sekarang.. Dia pun memintaku melakukan hal yang sama..”. Perth mengepalkan kedua tangannya. Perth mulai menahan emosi. Bagaimana bisa keenan memanfaatkan dirinya.

“Lalu.. Mengapa kau mengatakan ini semua padaku..?”. Perth ingin tahu alasan vanya membongkar kedok keenan.

“Aku tahu kau sudah menikah.. Dan aku tahu kau sangat mencintai istrimu.. Aku tidak ingin ambisi keenan menghancurkan orang lain.. Aku pun sebagai dokter memiliki sumpah.. Aku tidak akan melanggar janji seorang dokter..Tapi Perth.. Atas nama keenan aku minta maaf padamu.. Bagaimana pun keenan masih kerabat ku.. “. Vanya memasang wajah memelas nya.

“Ini sudah keterlaluan.. Keenan membodohi ku selama ini.. Aku bahkan mengabaikan istriku saat ini hanya demi rasa bersalah dan tanggung jawab ku pada Keenan... Terimakasih telah mengatakan ini vanya.. Tapi maaf untuk memaafkannya.. Aku butuh waktu..”. Perth pergi begitu saja meninggalkan vanya.


Perth berjalan dengan penuh amarah menuju tempat dimana Keenan dengan santai duduk menunggu.

“Perth..”. Ucap Keenan dengan senyum. Namun Perth justru mengeraskan rahangnya menatap Keenan dengan sengit.

“Kau sudah keterlaluan..!!”. Ucap Perth dengan suara berat,menahan emosi agar tidak meluap.

“ada apa Perth..?? Aku tidak mengerti maksud mu..?”. Dengan wajah polos Keenan mengatakannya.

“Aku sebaiknya pergi dari sini..!!”. Perth bergegas meninggalkan Keenan, Perth sadar dimana tempat nya berada. Ini rumah sakit dan ia tidak ingin lepas kendali terhadap wanita yang ia anggap menderita karenanya.

Keenan segera mengejar perth. Hingga sampailah mereka di parkiran mobil.

“ada apa sebenarnya Perth..?”. Keenan menarik lengan Perth, agar Perth berhenti dan menatap ke arahnya.

“ADA APA KATAMU..?!”. Perth berteriak, wajahnya sudah tidak bersahabat. “ KAU GILA KEENAN..!! KAU MEMBODOHI KU BERTAHUN-TAHUN..!!”. Teriak Perth tepat di depan wajah Keenan.

“ada apa denganmu Perth..?? Aku tidak seperti itu..?”. Keenan memelas untuk meredakan amarah Perth.

“Jangan menatapku seperti itu..!! Aku tidak akan merasa kasihan padamu..!! tega sekali kau membodohi ku untuk menarik simpati..!! Biar ku perjelas..!! TIDAK ADA YANG SALAH DENGAN TANGANMU..!! KAU BERPURA-PURA MENDERITA DAN KAU MEMBAYAR SESEORANG UNTUK MENABRAK KU SAAT ITU..!! KAU SUNGGUH KETERLALUAN..!!”. Teriak perth, wajah Keenan memucat dan bibirnya terasa kaku.

“Perth aku..”. Ucapan Keenan terpotong.

“CUKUP..!!”. Teriak Perth dengan jari telunjuk tepat di wajah Keenan. “aku tidak ingin mendengar apapun penjelasan mu..!! Sampai kapanpun aku tidak akan pernah berpaling dari saint hanya demi wanita seperti mu..!!”. Ucap Perth penuh penekanan.

Perth meninggalkan Keenan begitu saja. Ia sudah sangat muak ternyata selama ini Keenan wanita licik. Yang ada di pikiran Perth sekarang hanya saint, saat ia memasuki mobil dengan segera Perth  mengisi daya ponselnya. Berkali-kali Perth menghubungi ponsel istrinya namun yang di dapat di hubungi.

Dengan langkah sedikit berlari, Perth memasuki hotel dan masuk kedalam lift yang kebetulan terbuka.

“Saint.. Sayang..?”. Perth membuka pintu sambil memanggil saint namun tak ada jawaban. Perth pun dengan cepat memeriksa setiap ruangan. Hasilnya saint tidak ada di kamar mereka. Perth berulang kali mencoba menelepon tapi masih sama ponsel istrinya tidak bisa di hubungi.

Perth duduk di tepi tempat tidur, mengusak wajahnya kasar sambil berpikir kemana saint pergi. Matanya teralihkan saat tangan yang bertumpu di atas kasur menyentuh sesuatu. Ponsel saint ternyata ada di dalam hotel. Perasaan Perth semakin tidak karuan, ia khawatir bercampur bingung  karena ini jerman bukan bangkok.





Sepulangnya dari rumah sakit, saint menunggu Perth di dalam kamar. Tapi hingga malam Perth belum juga kembali. Ia sangat tidak sabar mengatakan sesuatu pada Perth. Malam semakin larut, Perth belum juga kembali saat jarum jam sudah di angka sepuluh, padahal suaminya sudah berjanji akan menghabiskan pergantian malam bersamanya. Saint bahkan belum makan malam karena antusiasnya menunggu kedatangan Perth. Tharn kembali menuju kamar saint saat menelepon sang adik dan mendapatkan jawaban jika saint merasa lapar dan perhatian belum juga kembali. Tharn sangat kecewa pada Perth, ini bahkan hari kelahiran saint tapi Perth sepertinya melupakan itu.
Tharn  mengajak saint untuk makan malam di cafe miliknya yang masih berada di lingkungan hotel. Saint sangat lahap bahkan memesan banyak makanan. Tharn tahu saint merasa sedih karena suaminya tidak sesuai yang ia harapkan. Setiap tahun tharn selalu mengingat hari ulang tahun adik sepupunya itu. Karena ada bersamanya, tharn menyiapkan kejutan kecil agar saint tidak merasa sedih.

“tutup matamu, dan jangan membukanya sampai aku menyuruhnya..”. Tharn menutup mata saint dengan kain hitam lalu menggiring tubuhnya menuju lift hotel. Saint bahkan penasaran ke mana kakaknya akan membawa dirinya.

“phi.. Kau akan membawa ku kemana..?”. Ucap saint saat mereka berjalan menaiki tangga dan saint merasakan mereka sedang di luar ruangan karena angin menyapu tubuhnya.

“diam saja.. Kau akan tahu sebentar lagi..”.  Akhirnya mereka selesai melewati undakan tangga. Tharn membawa saint ke lantai paling atas di hotel miliknya, tempat dimana biasanya helikopter mendarat.

Sekilas tharn melirik jam tangannya, lalu ia berdiri di belakang saint.

“kau siap.. Aku akan membukanya.. 1.. 2.. 3..”. Tharn melepas penutup mata saint tepat saat jarum jam di angka dua belas.

Saint terpukau dengan apa yang di lihatnya. Dari ketinggian seperti ini saint bisa melihat kita Berlin, lampu yang menyala di setiap sudut menambah ke indahan pemandangan dari atas gedung.

“Phi..”. Lirih saint merasa terharu.

“Kau suka..??”.

“Aku sangat suka phi.. Terimakasih..”. Tharn memeluk saint dari belakang.

“Syukur lah jika kau menyukainya.. Aku tahu kau ingin berkeliling di kota ini, tapi dengan kondisi yang seperti ini.. Maaf.. Aku tidak mengabulkannya.. Jadi ku ganti.. Disini kau bisa menikmati keindahan Berlin.. Dan.. SELAMAT ULANG TAHUN ADIKKU..”. Mendengar ucapan tharn yang terakhir membuatnya tak kuasa menahan air mata yang turun.

“terimakasih phi.. Ini sangat indah.. Aku menyukainya.. Terimakasih karena kau selalu memberikan yang terbaik..”. Saint menyamankan dirinya di pelukan tharn.

“dasar cengeng.. Jangan menangis seperti ini depan orang lain..??”. Tharn membalik tubuh saint agar berhadapan lalu mengusap buliran air mata yang membasahi pipi chubby itu. Saint hanya tersenyum.

Tanpa sepengetahuan mereka Perth yang belum lama sampai di atap gedung, melihat adegan antara saint dan tharn.

Perth bertanya pada petugas hotel, mungkin ada yang melihat istrinya keluar. Dan ternyata petugas kebersihan mengatakan pada Perth, bahwa ia melihat pria yang Perth tunjukkan fotonya sedang bersama pemilik hot berjalan ke atap gedung hotel.

Perth ingin marah saat pria lain dengan mesra memeluk istrinya. Tapi ia urungkan saat melihat saint yang tidak keberatan justru tersenyum dan nyaman. perth pun merasa bersalah karena ia mengabaikan saint dan melupakan hari ulang tahun istrinya hanya karena sibuk dengan drama gila yang Keenan ciptakan.

Hati perth mencelos, tubuhnya seakan tak berdaya. Orang lain yang pertama mengucapkan selamat ulang tahun pada istrinya. Perth merasa semakin tidak berarti saat mendengar tharn melarang saint menangis di depan orang lain. Banyak pertanyaan dalam benaknya, siapa tharn dan apa hubungannya dengan saint. Perth memutuskan kembali ke kamar dan menunggu saint disana. Langkahnya terhenti saat mendengar kalimat yang tharn ucapkan.

“kita akan kembali ke bangkok besok.. Kita akan segera memberitahukan berita bahagia ini pada orang tua mu..”. Perth terhenyak.

“tapi phi..”. Dengan segera tharn memotong ucapan saint.

“tidak ada tapi.. Aku sudah mempersiapkan segalanya..”.saint hanya bisa mengangguk karena wajah tharn menandakan tidak ingin di bantah.

Tubuh Perth semakin lemah, ia bahkan berpegangan pada besi agar tubuhnya tidak ambruk. Pikiran buruk terlintas di otaknya. Ia takut saint akan meninggalkannya.

Tharn mengajak saint duduk. Tharn menyiapkan segalanya dengan baik. Di atas atap, tharn meminta pegawai hotelnya untuk mempersiapkan semuanya. Meja makan beserta kursi dan hidangan sudah tertata rapi, bunga dan lampu menghiasi sekeliling mereka. Saint sangat bahagia mendapatkan kejutan dari tharn.

“sekarang kau berdoa lalu tiup lilin ini..”. Tharn mengangkat sebuah kue ulang tahun yang berukuran kecil. Saint menutup mata lalu menyatukan kedua tangan.

“TUHAN Terimakasih karena telah menghadirkan malaikat kecil dalam perutku.. Aku akan menjaganya dengan baik..”. Doa saint yang ia tuturkan dalam hati. Setelahnya saint meniup lilin tersebut. Tharn terlihat merekam saint.

“Terimakasih phi.. Aku sangat mencintaimu..”. Tharn tersenyum lebar.

“Aku akan mengirim video ini pada paman dan bibi serta kekasih ku type..”. Saint hanya menggeleng kecil. Ia tahu tharn hanya ingin pamer pada kekasihnya.
Saint memanjakan matanya dengan pemandangan kota Berlin di atas atap gedung hotel sambil menikmati beberapa makanan yang sudah di siapkan.




“masuklah.. Segera hubungi aku jika terjadi sesuatu..”. Saint kembali ke kamarnya di antar oleh tharn. Hanya dengan anggukan, ia masuk kedalam.

Dengan langkah pelan saint melangkah kedalam kamar sambil mengedarkan pandangan. Ia mendapati Perth yang sedang duduk di tepi tempat tidur masih dengan setelan jas ia yang di kenakan saat mengantar Keenan.

“phi..”. Panggil saint dengan lembut dan melangkah mendekat pada Perth.

Pemilik nama tidak menoleh, Perth sibuk memandangi kaca transparan yang ada di kamar tersebut.

“Phi..”. Panggil saint lagi lalu menyentuh bahu Perth.

Saint sempat terdiam saat melihat wajah Perth yang kusut dan tidak bersahabat, ia menggigit bibir bawahnya. Sejenak berpikir apa suaminya marah, apa ini waktu yang tepat mengatakannya.

“Kau dari mana..?”. Tanya Perth dengan datar menatap saint dengan wajah sendu.

“Maaf phi.. Aku pergi ke rumah sakit di antar phi tharn..”. Jawab saint dengan ragu.

“Hanya itu..?”. Mendengar pertanyaan Perth, saint mulai merasa cemas, ia takut Perth marah karena ia baru kembali tengah malam tanpa meminta izin karena ponselnya tertinggal.

“maaf phi.. Aku tidak mengabari mu.. Ponsel ku tertinggal..”. Saint tidak berani menatap Perth.

“apa hanya ke rumah sakit..?? Kau kembali hingga larut malam seperti ini..?”.saint meremas ujung bajunya. Saint tidak ingin mengatakan jika tharn memberikan kejutan untuknya.

“Phi tahu ini hari apa..?”. Tanya saint, ia mengangkat kepalanya dan menatap Perth.

“maaf.. Aku melupakan hari ulang tahunmu.. Selamat ulang tahun.. Tapi sepertinya ucapan dari ku tidak berarti..”. Saint mengangkat alisnya, heran dengan sikap Perth yang menjadi dingin.

“Apa maksud mu..?? Kau tahu aku menunggumu sejak tadi siang, aku sudah mengatakan padamu aku ingin menghabiskan malam ini denganmu..!! Aku bahkan menahan lapar jika saja phi tharn tidak memaksa ku untuk makan bersamanya..!! Dan kau..?! Kau hanya memikirkan wanita itu..!! kau bahkan lupa hari ulang tahun ku”. Saint tidak bisa menahan amarah kekesalannya yang sejak tadi tertahan.

“Kau bahagia sekarang..?? Kau sudah bertemu kembali dengan orang yang kau cintai..??”. Suara Perth terdengar berat, saint semakin di buat bingung dengan omongan yang tidak masuk akal dari Perth.

“Apa maksud mu phi Perth..??”. Teriak saint.

“pria itu..?? Kau menyukainya bukan..??”. Perth bangkit dari duduknya, berdiri sejajar dengan saint.

“Phi tharn..??”. Tanya saint.

“Kau bahkan menyebut namanya dengan lembut..??”. Perth berdecak kesal.

“sudahlah phi..!!”. Bentak saint. “ini..!!”. Saint menyodorkan amplop kecil pada Perth.

“aku tidak akan pernah membacanya..”. suara berat Perth penuh dengan penekanan membuat saint semakin naik pitam.

“kau..!!”. Saint menarik nafas, ia tidak tahu apa yang terjadi dengan Perth. Ingin bertengkar pun ia sudah lelah. “kau harus membacanya phi..”. Ucap saint pelan sambil memejamkan mata. Bagaimana pun saint harus bisa mengontrol emosinya.

“Sampai kapanpun aku tidak akan menyetujui surat perceraian ini..”. Mendengar ucapan Perth, saint semakin di buat tidak percaya. Terkejut bingung dan sangat tidak mengerti.

“surat cerai..?”. Tanya saint sambil menunjukkan amplop yang ada di tangan Perth.

“kau memberikan ku surat cerai ini dan akan kembali ke bangkok dengan pria itu kan..?”. Sentak Perth membuat saint terperanjat.

“mengapa kau berpikir begitu phi..?? Apa kau gila..?? Phi tharn memang mengajak ku untuk kembali ke bangkok besok.. Karena kau selalu mengabaikan ku hanya untuk wanita itu.. Phi tharn khawatir pada kondisi yang sedang mengandung..!!”. Ucap saint tanpa jeda. Saint mengatur nafasnya agar stabil. Ia tidak boleh terbawa emosi dan membahayakan janin di dalam perutnya. Entah setan mana yang merasuki Perth hingga berpikir surat yang ada di dalam amplop coklat itu awal surat cerai.

“kau senang di khawatirkan olehnya saat sedang mengandung..??”. Teriak Perth, namun ia menyadari sesuatu. “ mengandung..?? Kau.. Maksud mu kau hamil..?”. Suara Perth berubah lembut, ia mendekat ke wajah saint menatap wajah istrinya yang sedang mengerucutkan bibir miliknya.

Saint hanya mengangguk dengan wajah sedih, air mata yang ia tahan akhirnya  mengalir. Perth menangkup kedua pipi chubby itu agar menatapnya.

Perth mengusap liquid bening yang membasahi pipi saint, mengangkat kepala saint agar mendongak saling bertatapan dengan wajah maskulin milik perth.

“Di perut mu ada anak kita..?”. Saint mengangguk dengan mata sembab dan sendu. “maafkan aku..”. Perth menyatukan kening mereka. “jadi amplop itu bukan surat perceraian..?”. Tanya Perth lagi.

Saint mendengar ucapan Perth, langsung menarik wajahnya menjauh lalu memukul dada Perth.

“Bagaimana bisa kau berpikir aku ingin berpisah denganmu..”. Saint berkali-kali memukul dada Perth.

Gerakan tangan saint terhenti, Perth memegang tangannya lalu menarik tubuh saint kedalam pelukannya.

“maafkan aku.. Aku mencintaimu.. Jangan tinggalkan aku na..”.  Perth mengeratkan pelukannya.

“dasar gila..”. Saint memukul punggung Perth. “ aku juga mencintaimu phi..”. Saint membalas pelukan Perth menyamankan diri di pelukan suaminya.


Perth dan saint, mereka mandi bersama. Tidak ada kegiatan lain hanya membersihkan diri lalu berbaring di atas tempat tidur. Perth tidak ingin saint berlama-lama di kamar mandi. Karena ia tahu kebiasaan istrinya jika mandi membutuhkan waktu yang lama, jadi Perth memilih mandi bersama saint bahkan Perth memandikan istrinya. Saint malu tapi ia mencoba sesantai mungkin meski sering mengalihkan pandangan saat Perth menatapnya intens sambil membasuh tubuhnya.

“kau tidak pernah menangis di depan ku.. Dan aku melihat kau pun sangat menurut pada pria itu.. Apa kau menyukainya..?”. Ujar Perth saat saint menikmati dekapannya sambil memainkan kancing piyama Perth.

“Eem.. Aku sangat menyukai phi tharn..”. Jawab saint dengan santai tapi Perth bereaksi dengan menahan tangan saint lalu menatap dengan tatapan tidak suka.

“kau..??”. Suara berat Perth tidak selesai karena saint langsung bersuara.

“phi tharn tidak ingin aku menangis dan melarang ku memperlihatkan kelemahan ku pada orang lain.. Aku hanya mendengar perkataannya, aku bahkan berani menentang keinginan mae dan pho..”. Perth cemburu, tentu saja. Ia merasa geram mendengar kalimat yang saint keluarkan. Tapi ia memilih menahan amarahnya dan mendengar penjelasan istrinya.

“Phi tharn sangat menyayangiku phi.. Dia akan menjagaku bagaimana pun caranya.. Dia kakak terbaik yang aku milik..”. Saint tersenyum menatap Perth.

“kakak..?”. Tanya Perth dengan sebelah alisnya yang terangkat.

“Phi tharn kakak sepupu ku na..”.

“Kenapa kau tidak mengatakan padaku..?”.

“aku ingin mengatakannya.. Tapi phi Perth selalu saja memotong ucapanku..”. Saint mengerucutkan bibirnya.

“maafkan aku sayang...”. Perth mengecup kening saint. “ sepertinya aku dan tharn tidak bisa akur..”. Saint menatap polos dengan mata bulatnya.

“jangan seperti itu phi perth..”. Saint memanyunkan.

“Walaupun dia kakak mu tetap saja dia sainganku.. Aku tidak suka melihat kau bergantung padanya daripada padaku..”. Perth memicingkan matanya.

“kenapa phi berpikiran seperti itu.. Kau suami ku, phi tharn kakakku.. Bagaimana phi Perth menjadikan phi tharn saingan mu..?”.

“karena dia lebih mengenalmu dan kau terlihat lebih dekat dengan tharn bahkan kau membuka diri padanya..sedangkan aku tidak mengenalmu dengan baik kau bahkan menutup diri padaku..”. Lirih Perth dengan mata teduh dan saint terenyuh mendengarnya.

“phi.. Phi tharn kakak ku.. Kami saling mengenal sejak kecil, phi tharn selalu menjaga dan memanjakan ku.. Aku menyayangi phi tharn sebagai seorang kakak tidak akan lebih.. Wajar jika aku dekat dengannya.. Dan untukmu.. Kau sudah sangat mengenalku na.. Kau suami ku tentu aku akan bergantung padamu.. Aku pun belum bisa sepenuhnya memahami phi Perth.. Kau tahu..?”. Perth menatap saint lalu bergumam, melihat lurus ke mata sang istri penuh kasih sayang. “aku selalu mendengarkan apapun yang phi tharn katakan, aku akan menurut bahkan sering aku mengabaikan orang tua ku dan lebih mendengarkan phi tharn.. Tapi saat perjodohan kita.. Untuk pertama kalinya aku tidak mengikuti ucapannya.. Aku memang ragu dan takut saat tahu akan di jodohkan denganmu karena kita tidak saling mengenal.. Lalu phi tharn memintaku untuk lari dan kabur dari pernikahan kita.. Tapi aku tidak melakukannya.. Aku mencintaimu phi, phi perth suamiku sekarang... Kau tidak perlu cemburu pada phi tharn, pria itu sudah memiliki kekasih..”. Perth bahagia mendengar penjelasan istrinya. Di cintai oleh saint adalah hal yang paling terpenting untuknya.

“aku sangat mencintaimu..”. Perth mencium punggung tangan saint. “ sayang.. Aku ingin kau mengatakan apapun yang kau rasakan dan kau inginkan.. Aku ingin membuatmu bahagia.. Dan jika kau merasa sedih berbagilah denganku.. Menangislah di depanku.. Aku suamimu dan jangan bersikap tangguh hanya untuk menutupi kelemahan mu..”. Saint tersenyum laku mengecup bibir Perth.

“Aku akan melakukannya phi.. Phi Perth.. Bagaimana keadaan phi keenan..??”. Mendengar pertanyaan saint, merubah mood Perth. Mengingat keenan yang membohonginya Perth merasa kesal.

Perth sesaat mendengus “keenan ternyata wanita gila..”. Saint menatap tidak percaya dengan ucapan yang Perth lontarkan. Ia lebih memilih mendengar apa yang selanjutnya akan Perth katakan. “ dia ternyata membohongi ku cukup lama.. Keenan berpura-pura cacat hanya untuk menarik simpatik ku .. Dan ternyata mobil yang menabrak ku.  Itu adalah rencana kebohongannya.. Dia bahkan meminta sepupunya yang seorang dokter disini untuk bekerja sama.. Maafkan aku.. Maaf karena aku mengabaikan mu.. Maaf bulan madu kita jadi berantakan.  Semua karena kebodohan ku..”.

“aku bangga karena memiliki suami yang bertanggungjawab.. Aku hanya kecewa karena phi Perth mengabaikan ku.. Phi Perth harus mengubah sikap mu yang seperti itu.. Kau boleh merasa bersalah tapi tidak dengan cara seakan menyerahkan diri seperti pada phi keenan..”. Perth membawa saint kedalam pelukannya.

“aku sungguh minta maaf sayang.. Phi janji tidak akan pernah kejadian ini terulang kembali..”. Saint merasa tenang mendengar suara Perth.

“Phi.. Kau memeluk ku terlalu erat..”. Perth melepaskan pelukan mereka membuat sedikit jarak lalu mengusap perut saint yang masih rata.

“apa bayinya baik-baik saja..?”. Tanya Perth khawatir.

“dia baik-baik saja phi.. Yang sesak aku na..”. Saint merajuk tapi wajahnya terlihat lucu menggemaskan.

Perth menangkup gemas kedua pipi gembil saint. “kenapa kau menggemaskan..??”.

“phi Perth..!!”. Pekik saint.

“Ah iya.. Biar ku lihat hasil pemeriksaan mu tadi..??”. Saint mengambil amplop coklat yang tadi ia bawa dari rumah sakit.

Perth membaca setiap kalimat yang ada, hingga matanya menangkap kalimat “POSITIF” Membuatnya tanpa sadar tersenyum mengembang. Usia kandungan saint menginjak ke tiga minggu.

“Ini apa..??”. Tunjuk Perth pada keterangan nama yang ada di kertas itu dengan wajah yang di buat marah.

“Hah..??”  saint tidak mengerti lalu membaca tulisan itu.

SAINT SUPPASIT..!!”, nada kesal Perth karena nama yang tertera buka  nama belakangnya atau pun nama keluarga saint.

“ah.. Itu.. Aku tidak tahu na phi.. Phi tharn yang mengurus administrasinya.. Aku mana tahu jika dia menggunakan nama marganya.

“AKU TIDAK TERIMA..!!”  ucap Perth penuh penekanan. “ HARUS NAMAKU YANG ADA DISINI..!! DAN KITA AKAN MELAKUKAN CEK ULANG..!!”. Saint ingin tertawa melihat sikap Perth yang seperti anak kecil.

“khap.. Ayo kita lakukan pemeriksaan ulang na.. Jangan marah phi...”. Saint merayu Perth sambil mendekap tubuh kekarnya.

“NAMA MU SAINT TANAPON..!! bukan SUPPASIT.. Aku tidak masalah jika kau menggunakan nama SUPPAPONG.. Tapi tidak dengan yang lain meski itu nama keluarga sepupumu..”. Perth masih saja menggerutu membuat saint gemas.

“lanjutkan bulan madu kita..”. Dengan cepat saint menindih tubuh perth dan duduk tepat di atasnya.

Saint mencium rakus bibir Perth. Bibir yang saling menempel, lidah yang bertautan dan saling bertukar saliva. Perth membiarkan saint ayng mendominasi ciuman tersebut. Saint semakin tidak sabaran, Perth menahan bahunya saint hingga ciuman mereka berhenti. Perth menempelkan dahi mereka dan satu tangan berada di tengkuk saint. Nafas mereka memburu.

“aku mencintaimu.. Sangat..”. Ujar Perth saat nafas mereka masih Terengah-engah.

Perth menempelkan kembali bibir mereka namun kali ini ciuman yang lembut. Perth ingin menyampaikan pada saint rada cintanya dan kehangatan yang ingin ia tuangkan.

Perth membalikkan posisi perlahan, kini saint berada tepat di bawahnya  ciuman semakin lama semakin menuntut. Saint mengimbangi ciuman Perth yang semakin dalam.

Kedua tangan Perth mulai sibuk menjamah kulit mulus saint.

“aaah.. Phi...”. Saint mulai tak nyaman dengan rasa geli yang ia rasakan.

Dengan tidak sabaran Perth membuka setiap kancing baju tidur yang saint kenakan. Tanpa bertanya apalagi menunggu persetujuan, Perth langsung melancarkan aksi mesumnya. Perth menciumi setiap inci tubuh saint dan meninggalkan jejak merah di sana yang sangat terlihat kontras.

“Iiisshhh...”. Desis saint saat Perth dengan nakal mulai meremas penisnya yang masih tertutup celana.

Dengan sekali tarik, penis saint sudah terpampang jelas di depan mata Perth. Sejenak Perth melirik mendongak ke atas melihat wajah saint yang erotis karena terpancing sentuhan Perth. Kedua kaki saint mengangkang sempurna hingga hole yang berkedut terlihat mengeluarkan cairan bening. Perth memasukkan lidahnya bermain dengan memutar di area lubang itu.

“aah.. Phi.. Eung..”. Lenguh saint terdengar seksi membuat Perth semakin terpancing ingin melakukan sesuatu yang lebih.
Perth mulai membuka semua pakaian yang menutupi tubuhnya dan mereka berdua kini dalam keadaan polos tanpa benang.
Perth kembali menatap mata sayur istrinya lalu meraup bibir Chery yang sudah membengkak. Lidah yang melilit di dalam sana, menyamarkan desahan yang saint raungkan saat tangan Perth dengan lincah memiliki dan memutar putingnya. Kedua tangannya bahkan tak bisa diam, ia meremas seprai kadang berpindah mencengkeram kedua punggung Perth.
Perth mengangkat satu kaki saint agar melayang di udara dengan ciuman yang tak ia lepaskan. Saint menahan satu kakinya yang menggantung. Perth mulai memasukkan satu jari hingga membuat saint tersentak, hanya sesaat setelahnya saint mulai menikmati saat Perth mulai memajukan mundurkan jarinya. Terlalu larut dengan ciuman dan rasa nikmat saint tidak sadar saat Perth sudah memasukkan tiga jari ke dalam hole nya.

“lakukan..”. Titah Perth saat ia menghentikan aksinya lalu mengubah posisi memangku saint di atasnya.

“hah..??”. Bingung saint dengan wajah polosnya.

“masukkan milikku kedalam lubangmu.. Malam ini aku serahkan padamu..”. Dengan smirik hingga membuat saint malu.

Perth menuntun saint agar menurunkan bokongnya yang sudah tepat berada di atas penisnya. Perth sengaja memilih posisi seperti itu, ia sebenarnya takut jika harus menindih saint dalam keadaan hamil muda.

Saint perlahan menurunkan bokongnya dengan bantuan Perth. Perlahan ia membuat penis Perth tenggelam di dalam lubangnya. Kadang wajah saint meringis merasa sedikit perih, Perth tidak melumuri dengan cairan lubricants karena ia juga takut dengan keadaan janin istrinya jika cairan itu masuk ke dalam saint.

“per.. Lahan.. Aah..”. Ucap perth, ia mencoba sabar saat penisnya mulai bergesekan di dalam sana.

“phi.. Per..th.. Eem..”. Rintihan saint, namun ia berhasil membuat penis besar Perth masuk.

Saint terdiam, ia mengatur nafas sebelum mulai bergerak.

“aah..”. Desahnya saat mulai bergerak naik turun.

“shi.. a.. Aarrhh.. Sayang.. “. Pelolong Perth, gerakan saint membuatnya merasa kenikmatan dan ingin yang lebih.

“Aah.. Phi.. Eem.. Ini ..aah..”. Saint tak kuasa mengutarakan hasratnya yang mulai tersalurkan. Ia berpegangan di kedua bahu Perth.

“aagh.. Aaahhh.. Ssshhh.. Perlahan sayang..”. Saint mulai menyentak dengan cepat, meski nikmat Perth tetap khawatir. Ia tak ingin egois bagaimana pun ada anaknya di dalam sana.

“a.. Ku.. Tidak ta..han phi..”. Hentakan saint semakin menggila.

Perth mulai mengurut penis saint dan menghisap putingnya bergantian, membuat saint semakin  kelimpungan.
Semakin saint bergerak cepat, semakin  Perth mempercepat gerakan tangannya.

“Aaaah...hhhh...”. Desahan keduanya saat saling menyemburkan cairan cinta mereka. Perut Perth di penuhi cairan milik saint sedangkan miliknya di semburkan ke dalam lubang saint.

Saint menyandarkan kepalanya di bahu Perth, ia merasa tenaganya terkuras habis. Perth mengusap punggung saint, dan mengecup sisi bahunya.

“Kau baik-baik saja..?”. Tanya Perth saint yang lelah hanya mengangguk sambil bergumam.

Perth membaringkan saint perlahan lalu mencabut miliknya, hingga cairan yang tak tertampung ikut merembes keluar.

“Aku akan membantu membersihkan tubuh mu..”.

“Khap..”. Perth mengambil tissue basah. Setelah selesai membersihkan tubuh saint, ia memakai baju tidur saint kembali ke tubuhnya. Sedangkan Perth hanya menggunakan celana panjang.

Perth membawa saint agar tidur di dalam pelukannya. Karena sangat lelah saint memejamkan matanya, tapi ia masih belum terlelap.

“perutmu baik-baik saja..??”. Tanya Perth khawatir.

“aku baik-baik saja phi..”. Jawab saint dengan suara lelah.

“anak kita..?”.

“anak kita baik-baik saja.. Ia akan senang karena ayahnya menjenguknya.

Perth tersenyum lalu mencium pucuk kepala saint. Saint oun tersenyum dengan mata yang tertutup saat merasakan Perth mencium kepalanya.

“Besok kita akan kembali ke bangkok.. Aku sudah meminta pesawat pribadi milik pho menjemput kita..”. Mendengar ucapan Perth, saint membuka kembali matanya dengan lebar lalu menatap tepat ke arah suaminya tanpa berkedip.

“besok..??”. Saint membulatkan matanya.

“Ya.. Besok kita pulang.. Dan kita akan langsung periksa keadaan mu dan anak kita..”. Perth membelai poni saint yang menutupi dahi.

“aku bahkan belum puas mengitari kota ini..”. Saint mengerucutkan bibirnya.

“Maaf na.. Aku melanggar janji untuk mengajak mu berjalan ketempat yang ingin kau kunjungi... Tapi aku janji akan mengajak mu kembali kemari bersama anak kita nanti setelah kau melahirkan.. Prioritas ku sekarang kesehatan mu dan calon tanapon junior..”. Perth mengusap perut saint.

Saint memeluk Perth. “tidak apa phi.. Kau sudah mengajakku ke satu tempat.. Dan aku sudah melihat beberapa tempat bersama phi tharn.. “. Mendengar nama tharn di sebut, Perth sedikit cemburu.

“kenapa phi memasang wajah seperti itu..??”. Protes saint saat Perth memajukan bibirnya.

“aku cemburu..”. Mendengar jawaban Perth, saint terkekeh.

“Phi tharn kakak ku na..”. Saint mencubit kedua pipi Perth.

“tetap saja.. Setelah ini.. Aku akan melakukan apapun yang kau ingin. Dan jangan mengandalkan siapapun kecuali aku..”. Melihat Perth cemburu seperti itu saint ingin tertawa tapi ia tahan.

“Khap.. Kau suamiku.. Aku akan mengandalkan mu.. Ayo tidur na phi..”. Saint kembali berbaring, ia benar-benar sangat lelah hari ini.

Perth dan saint mencari kenyamanan dalam dekapan. Malam ini semua terasa ringan karena batu kerikil sudah berhasil mereka lewati. Kini saint adalah hal yang terpenting untuknya dan dalam keadaan apapun Perth akan mengutamakan saint.


 Kini saint adalah hal yang terpenting untuknya dan dalam keadaan apapun Perth akan mengutamakan saint

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

61220

heart beat ENDWhere stories live. Discover now