79. Marlin

192 18 0
                                    

Marlin tiba-tiba membuat tangan bercabang. Dia berniat menikam mereka berdua namun dua petinggi itu tidak mungkin diserang dengan mudah.

Marlin bangkit dari ranjangnya yang empuk. Ia bisa berdiri tegak, luka-luka di sekujur tubuh perlahan menghilang. Seakan mereka tak percaya apa yang mereka lihat. Gildo bertanya sekali lagi.

"Apa maksudnya Marlin?"

"Ah, tidak ada. Terima kasih untuk dua puluh tahun yang menyenangkan ini."

"Kau bercanda bukan? Marlin! Apa kau juga bagian dari penyusup-penyusup ini?" Teriak Donez. Mereka mengesampingkan logika yang ada.

"Aku tidak bercanda. Tapi aku bukan bagian dari penyusup-penyusup ini. Aku bagian dari kelompok lain dan beruntungnya aku kebaikanku selama ini membuatku tidak terdeteksi. Bahkan oleh penyidik terbaik kerajaan ini."

Gildo segera mengaktifkan gelombang gravitasi yang menahan mereka bertiga di dalam kamar yang sempit ini, di dalam tanah dan tidak orang selain mereka disana.

"Katakan sekali lagi, apa maksudnya semua ini? Kau membunuh Miranda?"

"Ya. Dua puluh tahun yang lalu, ketika kita pertama kali menjalani diklat sebagai murid baru, aku memanggil mereka para makhluk kegelapan itu untuk menyerang kita. Miranda sangat patriotik, dia adalah wanita paling berani sekaligus bodoh yang membiarkan nyawanya hilang demi kita berdua Gildo!"

"Dia tidak tahu kalau perbuatannya itu mengakibatkan pria yang ia cintai yang saat itu menjadi pecundang jatuh ke wanita yang salah. Saudara kembarnya yang juga sangat mencintaimu membuatmu tidak sadar kalau kalian telah membuat seorang anak. Kau yang tak percaya telah melakukan aib itu hampir saja membunuh mereka. Lalu selanjutnya kau kabur, mentalmu hancur. Kau jadi pemabuk! Pecundang yang lebih parah dari dua puluh tahun yang lalu! Kau wakil yang tidak berguna!"

Gildo langsung memecahkan kepala Marlin dengan tekanan gravitasi memberatkan kepala. Marlin tumbang berlinang darah.

"Hei, Wakil Gildo. Kita belum tahu dia dari kelompok mana."

"Tidak perlu," jawab Gildo kesal.

"Ya memang tidak perlu," sahut Marlin yang sudah tidak berkepala. Entah bagaimana tubuhnya bangkit dan ia mulai menumbuhkan kembali kepalanya yang hancur.

"Dia...,"

Gildo yang sudah dimakan amarah segera mencabut pedang lalu berlari menerkam Marlin yang sedang memulihkan diri.

Marlin dengan mudah mengelak lalu menunjang balik. Gildo yang teknik beladirinya lebih kuat mencengkram paha Marlin lalu mematahkannya. Kaki Marlin pengkor. Ia lalu menunjang tubuh yang sedang menumbuhkan kepala itu keluar dari ruang perawatan.

"Hei, wakil dia bisa kabur!"

"Senang membuat seorang wakil kehilangan akal."

Marlin telah memperbaiki kakinya yang bengkok. Kepalanya telah tumbuh seutuhnya. Ia tampak diselimuti cahaya lalu berniat terbang menerobos ruang bawah tanah.

"Tidak akan!"

Gildo membuat Marlin kembali menghantam tanah dengan tekanan gravitasi. Hanya dengan ayunan tangan kebawah, tekanan gravitasi bertambah gila. Marlin seperti ditimpa beban sepuluh juta ton. Penyusup itu bodoh kalau dia berpikir bisa lolos dari Gildo yang memiliki kekuatan gravitasi mengerikan.

"Kau belum menjawab pertanyaanku Marlin! Kau berasal dari kelompok mana?"

"Bukan urusanmu."

Gildo langsung menenggelamkan Marlin seratus meter ke dalam tanah.

ANDRE FOSKAS [TAMAT]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon