Prolog

355 14 0
                                    

"Apakah aku termasuk manusia bodoh, sebab menerimamu tanpa sedikitpun pertimbangan?"

─Mauri Primadanti.

***

Mauri tidak tahu apa yang sedang dia lakukan saat ini, malam ini, di kamarnya yang selalu dia biarkan gelap. Entahlah, dia selalu mengurung diri jika mentari sudah tak menampakkan diri. Lantas malam ini, bisa dibilang malam terindah Mauri.

Bagaimana tidak setelah seumur hidup menjomblo, malam ini untuk pertama kalinya dia menerima satu pesan dari seorang cowok populer di SMA-nya. Salah satu cowok dari club Volly yang menurut Mauri tampan gak ketulungan.

"Serius Eldra dm gue?!" Mauri memekik tertahan sembari menutup sekujur tubuhnya dengan selimut.

Di balik selimut tebal itu, Mauri tertawa salah tingkah sebab membaca pesan singkat dari... Eldra, cowok yang barusan dia sebutkan.

Eldra_20

Hallo, lo beneran Mauri, kan?
Gue boleh kenalan gak kalau iya?

Iya, gue Mauri
Ada apa, ya El

Gak ada, sih. Cuma butuh teman
ngobrol aja bolehkan?

Boleh... kenapa?

Demi apapun, jika bukan karena sudah malam Mauri rasanya ingin memekik sangat keras. Bagaimana tidak, tidak ada angin maupun hujan salah satu cowok idaman di sekolahnya malah mengajaknya mengobrol.

"Ini kenapa si El, tiba-tiba dm terus ngajak ngobrol?!" Bisa dibayangkan bagaimana tingkah Mauri yang salah tingkah akibat beberapa pesan dari Eldra.

Tidak terasa Mauri sudah menyita waktunya sendiri selama satu jam hanya demi meladeni pesan-pesan tidak penting dari Eldra. Hingga, puncak di mana semua akan dimulai.

Eldra_20

Setelah gue ngobrol
lumayan panjang lebar
sama lo... rasanya nyaman, Ri

"WHAT! DEMI APA?!" Akh, sudahlah. Mauri sudah tidak bisa mengontrol dirinya sendiri hanya karena pesan dari Eldra.

Em... bagus gue senang
lo nyaman ngobrol sama gue^^

Meski begitu Mauri berusaha menjaga image melalui ketikanya hingga pesan selanjutnya dia terima dan... duarrr!!!

Eldra_20

Kalau gitu... gimana
kalau lo jadi pacar gue?

Lagi-lagi Mauri memekik dan tak peduli teriakan orang tuanya dari kamar samping. Dia benar-benar tidak percaya bahwa Eldra si laki-laki populer itu akan menyatakan cinta disaat mereka baru saja berkenalan. Meski satu SMA, bisa dibilang posisi Mauri dan Eldra itu beda jauh banget. Mauri yang dikenal cupu dan gak begitu cantik kayak teman-temannya juga badan dia yang agak berisi, secara logika mana bisa disandingkan dengan Eldra yang tinggi, putih, mancung, atlet volly, badannya bagus, rambutnya pekat, dan matanya sipit. Pokoknya paket lengkap meski gak bisa dipungkiri sesempurna apapun manusia, dia pasti punya kekurangan. Walau Mauri gak tahu kekurangan Eldra terletak di mana.

Jangan bercanda El

Siapa yang bercanda?
Lagian kita juga sama-sama
sendiri, kenapa gak nyoba buat
jalin hubungan. Gimana?

Entahlah, terkadang manusia selalu lupa dirinya siapa jika sudah terlalu bahagia. Tidak peduli konsekuensinya nanti bagaimana, yang jelas dia hanya melihat kesempatan di depannya tanpa mempertimbangkan apakah kesempatan itu benar-benar untuknya atau hanya sekedar jebakan.

Ya udah, kalau
lo emang serius.

Mau bagaimana lagi? Siapa yang akan menolak pesona seorang Eldra? Bagi Mauri tawaran Eldra barusan adalah kesempatan emas baginya yang padahal...

"Apa lo gak merasa dibodohi, Ri?"

***

Mauri Primadanti1676712 SMA AKSATA

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mauri Primadanti
167
67
12 SMA AKSATA

Eldra Laula Pangestu1806512 SMA AKSATA

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Eldra Laula Pangestu
180
65
12 SMA AKSATA

***

To be continue















Sesal! Where stories live. Discover now