BAGIAN 10

100 9 0
                                    

"Meski tersakiti, jujur rasa sayang
ini masih menjadi dorongan
akan harapanku tetap bisa
bersamamu."

—Mauri Primadanti.

***

"Lo kan yang bongkar semuanya!" tuduh seseorang pada Genus sembari melemparkan bola volinya.

Genus yang baru saja mendaratkan bokongnya di tribun langsung berhenti sejenak dan menoleh ke sumber suara sembari terkekeh sumbang. Dia masih acuh dan meneguk minumnya. Tidak peduli seseorang yang kini menatap nyaris sinis di sampingnya.

"Bukannya lo seneng selesai sama dia?" jawab Genus sinis.

Eldra, dia membuang napas dan muka bersamaan. "Lo suka, kan sama Mauri?" tegas Eldra tiba-tiba membuat Genus kontan menatapnya.

"Arah pembicaraan kita bukan ke sana El!" peringat Genus.

Eldra terkekeh sumbang. "Tapi, benarkan?"

Genus bungkam sejenak sembari menatap Eldra datar. "Sebenarnya lo rela atau nggak putus sama Mauri?" tanya Genus yang kontan membuat wajah El datar.

"Bukannya cara lo selingkuh terang-terangan biar Mauri mundur?" lanjut Genus, El masih diam. "Seharusnya setelah keinginan lo tercapai, yaitu putus sama dia lo gak membahas apapun tentang dia lagi. Lo juga udah punya Mitha, cewek yang dari dulu lo kejar. Hubungan lo sama Mauri itu sangat singkat tapi luka yang lo kasih ke dia gak akan sembuh dalam waktu cepat!" Genus menunjuk wajah El, air muka Genus benar-benar geram bahkan matanya benar-benar nyalang di saat El bungkam seribu bahasa.

"Dan lo bodoh, karena udah buang berlian hanya demi batu jalanan yang gak ada harganya!" final Genus sebelum akhirnya meninggalkan Eldra yang terkejut akan ucapannya.

"Batu jalanan dia bilang!" cicit Eldra setelah Genus menjauh. Kedua tangan El mengepal kuat menahan gejolak emosi terhadap Genus.

***

"Tuh, kan gue bilang juga apa! Mana mungkin Eldra beneran cinta sama dia. Kalau sama Mitha sih gak perlu ditanya!"

"Iyalah, secara Mitha cantik sama famous!"

"Terlalu berharap, baper akhirnya sakit hati!"

"Kasihan banget, sih jadi dia!"

"Harusnya dari awal dia sadar diri biar ujungnya gak sakit hati!"

Istilah tampan dan cantik pemenang memang nyata, di sini siapa yang salah tapi siapa yang disalahkan. Sudah jelas bukan bahwa Eldra yang sudah selingkuh dengan Mitha tapi Mauri yang harus menanggung sakitnya. Berbagai cibiran tak henti Mauri dapatkan dari anak-anak SMA AKSATA, mereka benar-benar menjadi pemuja fanatik pasangan yang secara terang-terangan sedang menyakiti perasaan Mauri.

"Ini alasan kita berusaha buat bikin lo sama El putus pas awal!" Tanpa meminta izin, Kei duduk di samping Mauri yang tengah duduk di tepi lapangan basket sembari melamun.

Mauri menoleh dan tersenyum. "Iya," jawab Mauri pelan dan kembali memandang ke depan kosong.

Kei menoleh ke arah Lavia yang duduk di sampingnya. Kei benar-benar iba melihat Mauri yang harus menahan sakit melihat kemesraan Eldra dan Mitha yang lebih parah lagi Mitha disatu kelaskan dengan Mauri.

Sesal! Donde viven las historias. Descúbrelo ahora