03-Dm-an seseorang

259 161 32
                                    

Sesampainya mereka di parkiran mall, Adrian mulai bertanya kepada adiknya sambil menuju dalam mall.

"Tadi temen kamu nama nya siapa Ra?" tanya Adrian.

Seketika Rara menatap kakaknya itu. Tumben sekali dirinya bertanya pasal cewek? "Eum anu mas, namanya Clara. Emang napa ya?" jawab Rara dengan Grogi.

Adrian membalas tatapan Rara sambil berjalan, pikiran posesif dibenaknya masih saja tersimpan. "Baik?" lanjut tanya.

"Iya baik."

"Sombong ngga?"

Lagi, lagi dan lagi! Kenapa sih dengan Adrian?

"Ngga menurut Rara, kenapa emang?"

"Pintar?" tanya nya lagi secara tajam.
Sedari tadi Adrian bertanya terus, hingga akhirnya puncak emosi yang Rara punya meletus dan Bom. Ia marah marah kepada Adrian kakak nya itu. Untuk apa kakaknya menanyakan teman barunya adiknya itu?

Apa tujuan Adrian? Huh menjenuhkan!

"DARI TADI MAS TANYA MULU, EMANG KENAPA SIH?!" tanya Rara Emosi.

DUG! jantung Adrian berdetak cepat ketika melihat adiknya itu sudah memuncak kendali emosinya. Sungguh jika boleh, dirinya ingin sekali mencabik cabik pipi gembul Rara.

"Ya ngga pa-pa, tanya aja pinter ngga dia. Barangkali nggak kayak kamu Ra, 'BODOH'." Jawab adrian disertai tawa lepas.

Rara yang mendengar omongan Kakaknya itu tak habis pikir ia langsung marah tak karuan hingga akhirnya kakaknya itu merayu nya agar tidak marah lagi.

Oh tuhan, ada masalah kelainan apa di otak kakak hamba-mu ini? Emosiku tidak kendali bila sudah berhadapan dengan tingkah aneh kakakku ini.

"Jangan marah dong," mohon Adrian.

"Gatau!" jawab Rara jutek.

Ntah apa yang Adrian lancarkan sehingga bohlam lampu menyala diotaknya dan membuat dirinya melancarkan aksinya ini.

"Yauda mau beli Starbucks nggak? Kali ini Mas yang traktir deh?" goda Adrian.

Rara yang sudah lama tidak berkunjung ke Starbucks akhirnya ia tak segan-segan untuk menolaknya. "Ayo Mas, mau banget!" disertai menggantikan wajahnya yang tadi merajuk sekarang kembali menjadi Rara yang ceria.

Giliran di traktir aja nih anak emosi nya ilang dasar tukang makan. Batin Adrian.

****

Sudah memakan waktu beberapa menit. langit langit akhirnya berganti malam sedangkan Adrian dan Rara masih saja menghuni mall tersebut.

Rara yang sedari tadi masih
menggunakan seragam sekolah pun merasa tidak nyaman karena sudah dipenuhi keringan. Maklum saja malam ini udaranya lumayan panas.

"Mas kan uda dapet jaket nya, Rara juga udah kenyang nih. Pulang yuk! belum mandi nih, bau," ajak Rara.

"Hmm iya yah dari tadi kamu belum mandi ya, Ra? pantesan bau terasi," ledek Adrian sambil berjalan menuju palkiran.

"Anjir ngomong apa tadi barusan?!" sewot Rara.

Adrian yang mendengar adik nya bicara tidak sopan pun langsung memarahinya.
"Ngomong kasar. Coba ulang ngomong nya!" tegas Adrian dan membuat sang lawan ciut.

"Eh anu, siapa juga yang ngomong kasar ngga kok!" Rara yang ketangkap basah pun salah tingkah. Adrian menetralisir kebohongan Rara.

Ah lupakan! Dirinya hanya berpura pura tidak dengar jelas apa yang sudah Rara ucap. Padahal hatinya berkata lain, dirinya sudah begitu jelas mendengarnya.

"Pulang dah yuk!" ajak Rara.

Mereka akhirnya menuju rumah, dan tak lupa membeli camilan untuk mamah dan papah di rumah. Karena sedari tadi mama khawatir atas Rara tidak pulang dari tadi.

****

"Assalamualaikum Ma kita pulang!"

"Waalaikumsalam, dari mana aja baru pulang? Mama khawatir banget sama kalian," jawab Citra (mama Rara dan Adrian).

"Kita abis dari mall Ma, nemenin nih si Mas beli jaket," lugas Rara sambil menunjuk ke Adrian.

Adrian tersenyum simpul dihadapan mama nya itu.

"Adrian kamu kan jaket punya banyak, kenapa beli terus? Mubazir uang kamu sayang," mulai deh ceramah.

"Kan adrian suka koleksi jaket, lagian tenang aja kok Ma, kalo tentang uang!" jawab Adrian enteng. Dan disambar ocehan tak jelas dari Rara.

"Ya sudah yang penting kamu seneng!" jawab citra.

"Oh iya ini Ma kita beli camilan buat Mama sama Papa." lanjut Adrian sambil memberikan Camilan Itu ke Citra.

"Wah makasih sayang, anak anak Mama emang pinter kalk bepergian nggak lupa sama orang tua!" kata Citra seraya memerima bingkisan tersebut.

"Iya dong Ma. Eum...., mana Papa?" tanya Rara.

"Papa kamu lagi mandi."

"Ouh," jawab Adrian dan Rara kompak.

Rara yang sedari tadi belum mandi akhirnya ia mengambil handuk dan bergegas mandi di kamar mandi sebelah kamar. Karena kamar mandi di bawah ada papah nya sedang mandi, jadi otomatis ia numpang di kamar mandi Adrian.

Sesudah mandi, ia langsung ganti pakaian dan membaring kan tubuh nya di benda empuk yang ia sangat sayangi.
Dan ia mencari handphone miliknya, hingga ketemu ia melihat di handphone nya itu ada notifikasi  direct message instagram dari orang tak dikenal.

"Siapa nih yang dm malem-malem gini?"

Dari pada penasaran ia langsung membuka direct message tersebut dan kemudian terlihat oleh atas nama "Alvaro Argi Naruna?"

Isi direct message tersebut :

Alvaro Argi Naruna
Fambest?

Rara yang mengetahui itu sampai mengerutkan dahi. Siapa dia?
Daripada ia terganggu oleh direct message orang tidak dikenal, mending ia tidak meladeni orang tersebut.

Siapa cowo yang Dm gue tadi ya? Hm. Bikin penasaran aja nih orang. Batin Rara.

Yayayayayayayayayyyaya boombayah!

Happy reading😘.

Our JourneyOn viuen les histories. Descobreix ara