07-kasar

208 134 20
                                    

Keesokan harinya, Rara yang sudah siap untuk berangkat itu masih saja menunggu kakak nya yang sedang mandi. Rara yang sesekali melihat arloji nya yang menempel di kulit putih nya itu yang menunjukkan sudah pukul 06.45 artinya, lima belas menit lagi Ia akan masuk jam pelajaran pertama.

Tapi hingga kini, Adrian masih saja belum keluar. Dan akhirnya Rara melihat kakaknya itu keluar dengan rambut yang masih saja acak acakan. Baju yang Adrian keluarkan itu bernuansa cool. Dan celana yang sengaja ia pensil itu membuat dirinya merasa kece badai.

Rara yang melihat kakak nya itu, masih terlihat mengantuk pun, Ia langsung saja menampar pundak kakak nya, dan Adrian yang merasa di tampar akhirnya menyuruh adiknya untuk segera menaiki motornya dan berangkat.

****

Jalanan terlihat sepi, maklum saja jika pukul sudah menepati 06.50. Rara yang bicara kepada Kakaknya agar melajukan motornya itu. Dan Adrian yang mendapatkan pertanyaan itu, ia segera melajukan motornya hingga mereka sampai di sekolah Rara dengan pukul 06.57. Tiga menit lagi sekolah akan memulai jam pelajaran pertama. Rara yang ingin memasuki gerbang akhirnya dicekal oleh tangan Adrian duluan.

"Ntar pulang Mas, bakal jemput."

"Eh ngga usah Mas, Rara pulangnya sama temen." Celetuk Rara.

"Nggak bakal Mas izinin." Balas Adrian ketus dan langsung melajukan motornya meninggalkan Rara yang sendiri.

Rara yang melihat Adrian dengan raut wajah yang ketus itu, Ia merasa takut akan ada hal apa setelah ini? Hm.... Ia langsung saja membuyar kan pikiran itu. Dan ia segera memasuki sekolah nya karena bel sebentar lagi akan bunyi.

Rara sudah menduduki kursi nya. Dan ia melihat ke arah Clara yang sedari tadi melihatnya heran. ia pun segera bertanya kenapa Clara melihat dirinya dengan heran?

"Clar. Lo kenapa liatin gue gitu?"

"Lo kok tumben siang bener berangkatnya?"

Rara yang baru saja datang. Dan ia mendapatkan pertanyaan itu, begitu malas mendengar nya.

"Itu si Mas tu lama mandi nya."

"Mas?" Clara bingung.

"Kakak." Jawab Rara.

Clara hanya mengangguk paham.
Bel jam pelajaran pertama sudah dimulai akhirnya seluruh siswa memasuki kelasnya masing masing dan memulai kegiatan. Sekarang giliran guru fisika.

Ditengah belajar, guru fisika itu sedang mencari cari sesuatu dan tak ketemu benda yang guru itu cari. Rara yang sedang asyik ngobrol dengan Clara itu, tiba-tiba ada yang memanggilkan namanya. Spontan ia langsung melihat ke arah yang memanggil dirinya.

"Tolong ambilkan buku absen di ruang guru ya sayang. Ayok cepet." Pinta ibu fisika dengan nada yang memanja.

Sayang sayang males banget dah kalau disuruh suruh gini. Batin Rara.

"Iya bu." jawab Rara singkat dengan senyuman paksa.

****

Rara sudah mendapatkan absen kelas milik ibu fisika itu, segera Ia menaiki anak tangga perbatasan antara Ipa dan Ips. Ia melihat di salah satu kelas yang kelas itu dihuni oleh Varo.

Rara mengintip melalu jendela dan Ia tak melihat sama sekali Varo, melainkan Ia melihat Vania yang sedang menulis di depan papan tulis. Mungkin Vania berperan sebagai sekretaris?

Sudah beberapa detik Rara melihat di kelas Ips 2 itu tak terlihat yang namanya Varo. Jadi, Ia segera untuk memasuki kelas dirinya saja. Kemungkinan Ibu fisika sudah menunggunya di kelas. Ia segera membalikkan badan untuk menuju kelas, dan tak disangka Ia dipergoki oleh sesosok lelaki yang Ia cari tadi.

"Ngapain lo ngintip ke kelas gue, huh?" Tanya Varo dengan nada tinggi.

"Mau intip gue, ya? Udah ngaku aja deh lo." Celetuk Varo disertai wajah arogannya.

"Ih siapa juga yang intipin lo. Sok kegantengan banget jadi cowok!" Omel Rara dengan menyelonong kan badannya sambil mengibaskan rambutnya kepada Varo.

Varo yang mencium aroma lavender dari rambut Rara itu, Ia teringat sesuatu yang ingin disampaikan kepada Rara.

"Hari ini lo pulang bareng gue."

"Eh itu, ngga bisa Var. Gue dijemput sama-"

Belum juga selesai bicara, lelaki itu sudah memasuki kelasnya dulu. Dan Rara pun teringat dengan absen yang Ia bawa. Pasti ibu guru menunggu lama sekali.

Setelah Rara memasuki kelas, Ia melihat ibu fisika sedang menerangkan sesuatu. Ia pun segera mengasih kan buku absen itu kepada guru fisika tersebut. Ibu fisika yang sudah mendapatkan buku absen itu, ia bertanya dahulu kepada Rara. Pasalkan Rara mengambil buku absen tersebut lama. Rara menjawab dengan grogi.

"Itu bu, tadi saya ke toilet sebentar, maklum kebelet." Jawab Rara dengan membisik.

Ibu fisika yang mendapat jawaban konyol Rara itu hanya tersenyum dan menggeleng. Setelah itu, Rara di persilakan duduk kembali dan melanjutkan belajar.

****

Kini seluruh siswa siswi berhamburan menuju kantin. Tidak dengan Rara dan anggota sahabat barunya itu. Mereka hanya jalan jalan mengikuti sekujur koridor, dan kelas-kelas Ipa. Dan sekarang Airin ingin turun menuju taman depan kelas Ips. Disana memang tamannya indah dan asri.

Ketika mereka ingin menuruni tangga, Mereka melihat seorang siswa yang sedang berdiri dengan memainkan ponselnya. Dengan pakaian celana yang di pensil ketat, baju yang compang camping, dan rambut yang Ia bleaching menjadi kuning ke emasan itu, tas yang dikesampingkan, itu semua ciri khas dengan seorang anak nakal bukan?

Siswa itu berada disamping Rara. Hingga hendak Ia berjalan kembali, Rara disegat lebih dulu tangannya oleh Siswa itu. Dirinya yang merasa tangannya di cekal kasar itu, Ia meringis kesakitan. Lelaki itu melihat Rara tajam, "Ikut gue." dengan nada yang menekan.

Rara sudah pasrah hanya meminta sepakat kepada sahabat-sahabatnya itu. Dan mereka semua hanya bisa mengangguk.

"Aw, lepasin sakit tau!"

Siswa itu hanya diam saja. Tak menjawab rengekkan Rara.
Mereka pun sampai didepan sebuah warung kecil yang bisa jadi inilah tempat berkumpul nya para anggota anak anak berandal di SMA NEGERI 11 CEMARA. Rara melihat begitu banyak asap dan ia sendiri mencium aroma rokok. Sungguh benci ia dengan rokok, apalagi dengan menghirup asap nya.

"Kita ngapain kesini?? Banyak cowok lagi. Malu tau masa gue cewek sendiri." Oceh Rara.

"Tinggal duduk, diem!" Laki laki itu dengan tegas.

Rara pun diam. Ini nih kelemahan Rara jika sudah kena semprot ya.... sudah Ia akan diam saja dan tak bercakap lagi. Lelaki itu mengeluarkan sesuatu dari saku celana nya itu. Dan memang betul, yang ia keluarkan adalah sebuah bungkus rokok bersama korek api nya. Lelaki itu segera menyalakan rokok tersebut, mengisap nya dalam-dalam, dan Ia keluarkan asap rokok tersebut dengan banyak dari mulutnya.

"Ra, Kok lo ada disini?" Tanya seseorang yang muncul dari belakang.

Seseorang tersebut sambil memegang sepuntung rokok di sela jari-jari nya.
Rara yang melihatnya pun terkejut. Karena Ia tak nyangka memang betul ini adalah tempat para anak nakal untuk hangout dan merokok.
Sungguh benci bagi Rara.

"Gue yang bawa." Sambung siswa disamping Rara.




.
.
.
Hargai penulis dengan memberi Vote dan comment agar author lebih semangat lagi.

Happy reading😘.

Our JourneyOnde histórias criam vida. Descubra agora