04-tak sengaja

257 158 23
                                    

Sinar matahari menembus tirai jendela. Jam menunjukkan pukul 05.30 Pagi. Terlihatnya seorang gadis remaja yang masih tertidur pulas. Hingga pada akhirnya gadis itu terbangun tuk melaksanakan aktivitas seperti biasa nya. Mulai dari pertama yaitu MEMBASUH BADAN. selesai sudah membasuh dan berganti pakaian, gadis itu beranjak turun untuk mengisi perut yang lapar.

Keheningan dimulai, tak ada satu pun orang bicara karena mereka sibuk melakukan aktivitas mengganjal perut. Hingga waktu sarapan selesai, dua anak dari keluarga Ghaithsaa beranjak dari duduknya dan meminta pamit sekolah kepada orangtua-nya.

"Ma, Pa, kita berangkat yah?" Ucap Adrian.

"Iya sayang, jangan nakal yah kalian di sekolah." Jawab Mama.

"Dan kalian kalo pulangnya mau bepergian lagi, kirim pesan ke papa, biar kita nggak khawatir lagi." Nasihat Papa.

"Adrian mau ada acara hangout sama temen-temen Pa, si Adek biar pulang sendiri aja. Nggak pa-pa kan?"

"Kok sendiri sih. Jahat deh Mas." Jawab Rara seraya memalingkan wajah.

"Yasudah nggak pa-pa. Lagian juga kan belajar mandiri dong Sayang." Balas Papah.

Rara yang mendengar nya hanya bisa diam dan menunjukkan muka kusut nya. Memang Rara itu memiliki sifat manja kepada keluarga nya itu.

"Jangan kusut dong Sayang mukanya, kan mau sekolah." Bujuk mamah.

Rara hanya diam saja dan mereka berdua pun beranjak pamit untuk pergi ke sekolah.

Di perjalanan hanya ada keheningan sampai akhirnya mereka sampai di depan Sekolah Rara. Banyak siswi yang melihat Adrian kagum karena ketampanan yang ia punya sejak kecil dulu. Dan ada pula siswi siswi yang berbisik bisik tak karuan. Ntah apa yang mereka bicarakan. Rara dan Adrian yang melihat nya hanya heran.

Baju yang sengaja Adrian keluarkan, rambut yang masih berantakan tetapi tetap tampan dan jangan lupa dengan sikap cool man yang kadang ia keluarkan, membuat ketampanan nya semakin meledak.

"Mereka kenapa sih, Mas?" Tanya Rara.

"Gatau tuh. Mungkin mereka kagum ngeliat Mas yang cakep gini," jawab Adrian dengan raut wajah gelinya.

"Cakep, cakep... cakepin dikit tuh sikap posesif lu Bang!"

"Udah lah, awas mau berangkat. Lu pulang sendirian aja ya Ra?" Lugas Adrian sambil menyalimkan tangannya ke Rara dan langsung menancap gas.

Rara pun membalas salamnya dan mulai menggerutu saking sengitnya ia akan pulang sendirian.

****

Sekolah terlihat ramai, karena masih ada siswa-siswi yang baru datang, adapula yang masih keluyuran tak jelas. Jam pelajaran pertama dimulai. Hingga akhirnya semua siswa dan siswi memasuki kelas nya masing masing dan melaksanakan kegiatan KBM seperti biasa.

Kelas 12 ipa 2 terdengar hening. Karena sedang melakukan ujian mapel kimia. Hingga salah satu dari mereka ada yang membuka suara.

"Ssttt, Ssttt." Panggil Rey terhadap Rara.

"Apa?" tanya Rara.

"Jangan keras-keras. Nomor enam belas apa jawabannya Ra?" Tanya Rey tak berdosa.

Rara yang mendengar nya menjadi malas untuk me-respon. Sepontan, ia hanya menaikkan pundak nya saja. Sebagai tanda tidak tahu.

Karena Rara tidak suka di conteki oleh orang yang tidak dekat dengannya, otomatis bila ada orang lain yang ingin mencontek, ia pasti tidak akan memberikan hasil jawabannya tersebut.

"Ish, ayo dong, Ra!" Bisik Rey memaksa.

"Serius. Gue nggak tau Rey."

"Ehem! Yang di tengah kenapa ribut?" Tanya guru kimia yang membuat nyali mereka ciut seketika.

Rey dan Rara yang ketahuan itupun langsung duduk rapih, diam menunduk, dan pura pura masih mengerjakan. Itu hanya berlaku pada Rara, padahal ia mengerjakan nya sudah selesai dari tadi. Tapi ia harus pura pura masih mengerjakan nya. Agar tidak ada yang menyonteki nya.

Rara yang sedari tadi kebelet buang air kecil pun melihat jam. Apakah jam istirahat masih lama? Tentu belum. Karena ini baru saja masuk dan mengerjakan ujian, saking Rara mengerjakan nya cepat, jadi ia mengira waktu istirahat sebentar lagi berbunyi.

"Clar." Panggil Rara.

"Apa?"

"Gue kebelet nih. Boleh nggak sih izin ke toilet?"

"Ya tentu boleh. Asalkan lo udah selesai ngerjain soal nya." Jawab Clara.

"Iya gue udah selesai nih."

Clara melotot menatap Rara. "Lo serius? Cepet banget lo."

"Ya elah... Kimia kan mapel yang gue suka."
Jawab Rara.

"Yaudah gercep sana! Ntar ngompol."

"Aduh iya nih. Jangan dicontekin jawaban gue!" kata Rara tajam.

"Ish, lo kira gue kayak Rey apa?" Jawab Clara.

Rara yang sedari tadi berbisik bisik pada Clara, membuat dirinya tak tahan lagi dan ia langsung meminta izin kepada ibu guru tuk ke toilet. Dan Bu guru tersebut mengizinkan nya. Akhirnya, ia langsung bergegas pergi.

****

"Akhirnya lega juga..."

BUKKK!

Suara itu seperti kemarin! 'Ya' seperti kemarin menabrak seseorang didepan. Dan memang benar, Rara menabrak seseorang di depannya. Dan orang yang di tabrak itu murka "Bisa nggak sih, lo kalo jalan pake mata?!" kata seseorang tersebut seraya membalikkan badan.

Aduh apes banget nih hari. Dari kemarin perasaan nabrak orang mulu!

"Ah anu... Maaf ya nggak sengaja." Ucap Rara dengan ekspresi muka ketakutan. Ketakutan? Ya tentu, karena yang Rara tabrak adalah siswa Famous dengan tampilan bak badboy itu. Tapi Rara terkejut. Pasal, orang yang Ia tabrak itu sama seperti kemarin yang Ia tabrak juga.

"LO?"

KOMPAK! Tidak menyangka!

"Ah iya, maaf ya...," lirih Rara memecahkan pandang.

Cantik juga ni anak. Gue emang ga salah DM ke akunnya. Bolehlah ya, gue jadiin pacar? Lumayan. Tapi dia udah nabrak gue dua kali. Mau marah, kasian juga liatnya. -kata siswa tersebut dalam hati.

"Nggak pa-pa namanya juga kecelakaan kecil. Dan... maaf juga tadi udah murka ke lo," jawab laki-laki tersebut.

"Btw, tadi malem kenapa nggak respon Dm-an dari gue?" lanjut laki laki itu.

Dm? Rara mencoba untuk mengingatnya kembali.

Ting!

"Owh ... itu ... akun instagram elo?" tanya rara.

"Hm. Salam kenal." Celoteh laki laki itu.

Omegot! Ha? Apa? Ga salah? Cogan woy! Minta salam kenal ke cewek biasa kayak gue? Mimpi anjir!

"Yang di akun instagram lo itu... nama asli, kan?" tanya Rara.

Laki laki itu pun mengangguk.

"Emm, gue duluan ya?" pinta Rara ragu. Sial! Rasanya masih takut bila ingin menatap wajah siswa tersebut.

"Hm." Respon lelaki itu singkat padat dan jelas.

Serius, tu orang pelit kata banget! Bikin kesel. Diawal doang keliatan ramah, tapi berakhir nyebelin.

Our JourneyNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ