08-Adrian marah?

205 131 16
                                    

"Gue yang bawa." Sambung siswa disamping Rara.

"Ha? Lo mau coba coba nikung gue, ya?" Ancam Varo.

Rey yang melihatnya, mencoba untuk menenangkan mereka. "He, hey, hey. Udah lah bro jangan ribut-ribut pasal masalah cewek."

Azka yang melihat Varo tengah emosi, Ia hanya bisa menyeringai. Dan berbatin bahwa Ia bisa memperebutkan Rara dari tangan Varo.

Azka? Ya memang lelaki yang tadi menyeret Rara dengan kasar itu bernama Azka Aldric. Cowok famous seperti Varo. Varo yang memiliki sikap kadang kejam kadang halus itu beda dengan sikap Azka. Azka yang memiliki sikap dingin dan terlihat kasar itu membuat hati para wanita sulit untuk mendapatkan nya.

Rara yang merasa digenggam tangannya oleh Varo hanya bisa pasrah. Karena tenaga cowok lebih kuat daripada cewek buka begitu?
Azka yang melihatnya hanya bisa tersenyum tipis dan membatin "Cantik," Ntah siapa saja yang mendengar perkataan Azka itu.

****

"Var, kita mau kemana sih?"

Varo hanya diam. Tak menjawab pertanyaan Rara. Emosinya sudah membludak di pikirannya.

Sekarang masih jam sekolah, dan Varo ingin membawa Rara kemana? Rara takut guru mata pelajarannya akan menanyakan keberadaannya nanti.

Varo berfikir sebenarnya dengan cara posesif seperti ini, dirinya akan lebih sulit mendapatkan hati Rara yang menjengkelkan.

"Lo murah banget sih, kenapa lo mau diajak sama Azka, hm?"

"Lo suka sama dia di banding gue?" Lanjut Varo.

Suka? Enggak tuh. Rara belum tumbuh benih cinta buat Varo. Kenapa Varo dengan percaya dirinya berbicara bahwa seakan Rara menyukai dirinya. Atau jangan-jangan.....

"Gue dipaksa tadi sama dia, Var. Tolong percaya sama gue...." Lugas Rara ragu.

Varo yang sudah puas mendapatkan respons dari Rara itu, namun ia tak membalasnya lagi. Melainkan Ia menepihkan motornya dan mengangkat telepon dari ponsel miliknya. Ternyata yang menelepon tadi adalah Azka. Si cowok dingin nan kasar.

"Nfapain lo nelpon gue? Mau cari keributan lagi sama gue, huh?!"

"....."

"Ha?" lanjutnya dengan raut serius.

Ada apa disana? Pembunuhan kah? Sampai-sampai Varo berubah karakter.

"Oke gue otw. Kalian cepet persiapkan berbagai senjata." Balas Varo di telepon.

Setelah mematikan sambungannya, Varo segera memutar balik kan motornya dan menuju ke arah gudang kosong. Rara yang melihat gudang itu tak terurus, membuat begidik ngeri. Dan ia heran dengan omongan yang Varo maksud tadi, 'persiapkan berbagai senjata'. Apa maksudnya? Kata-kata itu membuat Rara berpikiran negatif.

"Lo tunggu disini gue kedalem sebentar. Dan jangan kemana mana kalo gue belum kembali." Kata Varo menatap tajam Rara.

Rara hanya mengangguk paham, dan ia melihat Varo sudah tak terlihat punggung. Rara yang mulai bosan, ia pun membuka ponselnya dan melihat, sudah ada notif pesan dari Kakaknya.

From My brother♥
: Mas tadi ke sekolah, kamu ngga ada. Dan kata teman baru kamu, kamu itu lagi sama p.

Rara membelalak melihatnya. Bagaimana ini jika Adrian tahu kalau adiknya itu sedang bersama cowok lain.

For My brother
: Ngga, Mas. Jangan ladenin temen Rara. Sekarang Rara lagi ada di kafe sendirian.

Send.

Our JourneyWhere stories live. Discover now