Epsiode 9

767 93 2
                                    

Sudah dua minggu rutin aku memeriksa keadaan ku di rumah sakit dan selama itu juga aku menyembunyikan hal penting dari Joohyun.

" Wendy, untuk saat ini perkembangnya membaik, apa ada sesuatu yang membuatmu bahagia akhir-akhir ini ? "

" Ne, aku baru saja bertemu dengan yeoja yang tepat. "

" Astaga, pantas saja kondisi kepalamu cepat membaik. Sepertinya jika kita lakukan MRI, isi kepalamu pasti tentang yeoja itu. "

" Dia tidak ada di kepalaku. "

" Lalu ? "

" Dia ada di setiap sisi kehidupan dan hatiku. "

Selesai dengan pemeriksaan, aku berjalan ke arah apotek untuk mengambil obat.

" Wendy. "

" Eoh ? ", aku berbalik arah dan aku melihat yeoja itu lagi.

" Apa kau kesini untuk membeli obat lagi ? "

" Uhm, ne. "

" Kau berbohong padaku kemarin, aku tahu kau tidak hanya sakit kepala biasa. "

" Aniya, aku benar-benar sakit kepala biasa. "

" Aku ini seorang perawat, kau tidak bisa berbohong padaku. ", dia memukul lenganku.

" Aku hanya menganggap itu hal biasa, Joy. "

" Jangan mengatakan jika hal itu biasa, jika kau tidak segera mengobatinya, itu akan berbahaya. "

" Ne, arraseo. "

Tak berapa lama, aku melihat ada sesuatu yang aneh pada yeoja ini, wajahnya berkeringat bahkan pucat.

" Joy, kau sakit ? "

" A-aniya, Wen. ", dia seperti menahan mual.

Saat aku melangkahkan kaki ku mendekat, dia langsung berlari ke arah toilet.

What's wrong with her ?

* * * * *

Hari ini aku memutuskan untuk kembali ke rumah lebih awal, kepala ku terasa pusing sekali. Di dalam perjalanan, sesekali aku memeriksa ponselku hanya untuk melihat pesan darinya.

Irene Bae :

Seungwanie, eodi ?

Dia tidak membalas pesanku. Aku memejamkan mataku dan melempar ponsel ku ke samping tempat duduk.

drrt ... drrt ...

" Yeoboseyo"

" . . . . "

" Aku sedang di jalan, aku tidak bisa membalas pesanmu, jadi aku menelponmu. Wae, Joohyun ? "

Gagal sudah niatku untuk marah karena dia tidak membalas pesanku.

" Joohyun ? "

" Aniya, Seungwan. "

" Ah, syukurlah, aku pikir kau akan marah. "

" Aniya, aku tidak marah. "

" Apa kau masih di kampus ? "

" Aku sudah dalam perjalanan pulang bersama ahjussi. "

" Apa kau sakit ? "

" Kepalaku sedikit pusing. "

" Beritahu padaku jika kau sudah sampai. "

" Ne, Wannie. "

" Ne, annyeong, saranghae. "

" Ne. Nado. "

Who Wants To Be My HusbandWhere stories live. Discover now