75. Mereka Niatnya Mau Melakukan Apa, Sih?

9 1 0
                                    

Musik untuk vokal kemudian masuk.

Ketika musik tersebut masuk, aku melakukan blunder dengan tidak bersiap membaca lirik lagunya, aku mencari awal kata dilirik musiknya dulu baru bersuara sesuai apa yang dibaca di lirik. Proses yang memakan waktu tersebut, ternyata juga sama-sama dilakukan secara serentak oleh anggota distrik oranye yang lain, membuat suara Lydia Alta keluar duluan beberapa detik sebelum suara kami. Jadi agak gimana gitu kedengarannya. Aku tidak dapat lagi menyamakan adegan apa yang bisa mewaliki ini.

Aku menyanyikan lirik lagu yang tertulis di sana dengan seluruh kemampuanku. Anggota perempuan di distrikku juga melakukan hal demikian. Kami berusaha menyanyikannya dengan benar dan semerdu mungkin, namun suara kami dilibas oleh suara laki-laki yang kencang, keras, bertenaga serta berat, dicampur dengan Bahasa Inggris mereka yang begitu melintasi logika karena membaca mentah-mentah lirik bahasa Inggris yang tercetak di kertas.

 Kami berusaha menyanyikannya dengan benar dan semerdu mungkin, namun suara kami dilibas oleh suara laki-laki yang kencang, keras, bertenaga serta berat, dicampur dengan Bahasa Inggris mereka yang begitu melintasi logika karena membaca mentah-ment...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Serius, mereka benar-benar mengucapkannya dengan bentuk mentah seperti itu. Persis seperti apa yang kalian baca.

Lidah mereka juga sesekali terpelintir karena terlalu memaksakan diri, namun kami, kelompok perempuan, dengan sigap menutupi kesalahan kelompok laki-laki dengan menaikkan tingkat kenyaringan suara kami seperti atlet pebulu tangkis ganda campuran y...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lidah mereka juga sesekali terpelintir karena terlalu memaksakan diri, namun kami, kelompok perempuan, dengan sigap menutupi kesalahan kelompok laki-laki dengan menaikkan tingkat kenyaringan suara kami seperti atlet pebulu tangkis ganda campuran yang tersungkur-sungkur membantu mengembalikan shuttlecock, untuk mencegah lawannya mendapatkan poin sehabis rekan timnya terkecoh.

Apa yang kelompok laki-laki itu lakukan nyaris sukses membuat kami diberi huuu-huuuu-an lagi oleh para peserta MOS. Tapi setidaknya kami bisa selamat dari hal tersebut sekaligus bisa mengejar hentakan musiknya yang berjalan beberapa detik lebih dahulu.

 Tapi setidaknya kami bisa selamat dari hal tersebut sekaligus bisa mengejar hentakan musiknya yang berjalan beberapa detik lebih dahulu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Namun tak lama kemudian, kelompok laki-laki itu lagi-lagi salah dalam menyebutkan! Dasar laki-laki!!

Kelompok perempuan melanjutkan bantuan suara.

Terus Lydia tiba-tiba memberikan bahasa isyarat pakai tangan, berbisik memberitahu kalau ia punya ide untuk mengambil alih penampilan nyanyi ini untuk menutupi kekhilafan yang terus dilakukan oleh kelompok laki-laki dalam berbahasa Inggris, dengan agar tetap menyaringkan suara kami.

Tapi entah kenapa, kelompok laki-laki itu malah mengulangi kata-kata salah yang baru saja mereka nyanyikan sebelumnya jadi berkali-kali (of disageri, of disageri) di saat kami menyanyikan lirik lanjutannya (Now she's fallen to her knees) pada waktu yang bersamaan.

Otomatis suara yang keluar di speaker jadi menumpuk dan membuat panggung kami aneh seketika dan kali ini kelompok laki-laki berhasil membuat para peserta MOS memberi kami huuu-huuuu-an dan menertawakan penampilan kami.

Lydia memberi kode ke Alma, Alma tampak paham lalu dia me-relay pesan dari Lydia tersebut.

Alma menoleh ke belakang dan kulihat dia berulang-ulang berbisik-bisik dengan nyaring pada kelompok laki-laki untuk berhenti mengulangi perbuatan cerdas tersebut, namun mereka tetap tidak memperdulikannya.

Mengetahui hal itu, kelompok perempuan, termasuk Lydia angkat tangan dan tidak melakukan apa-apa lagi pada kelompok laki-laki. Mereka menyerah, mereka cuma berdirian di atas sini, menonton kelompok laki-laki bernyanyi dengan bahasa inggris mereka yang sesekali keseleo menyebut tiap kata pada lirik lagu tersebut.

Mau bagaimana lagi? Penampilan menyanyi kami sudah tidak tertolong. Lirik yang dilanjutkan kelompok laki-laki sudah tidak harmonis dengan musik yang sedang berjalan sekarang akibat pengulangan yang mereka lakukan sebelumnya membuat itu tertinggal jauh dengan hentakan musiknya.

Namun percaya atau tidak, kelompok laki-laki dengan pedenya tetap melanjutkan penampilan ini meski di bawah tekanan peserta MOS yang mengejek dan memberikan "Huu ... Huu ... Huu-an." terhadap nyanyian dan musik mereka yang sama sekali tidak nyambung,

"Mereka niatnya mau melakukan apa, sih?", "Iya. Tidak jelas!", "Huuuu!!"

Dan kami juga mendengar ucapan-ucapan manis lain dari mulut para peserta MOS.

"Itu kenapa perempuannya pada diam!?"

Kemudian giliran panitia gendut yang berseru pada kami di tengah-tengah itu menggunakan pengeras suara. Menanyai kenapa kami tidak bernyanyi dan kenapa kami diam. Kami berusaha menahan diri untuk tidak menggubris dia seperti penyanyi dangdut yang baru go international, yang gengsi di sawer selain memakai uang warna biru atau uang warna merah cerah. 

***

Author Note: 

Madeon - Pay No Mind (ft. Passion Pit)

Adiknja (SELESAI)Where stories live. Discover now