04. Papa Bear Pulang

1.2K 204 11
                                    

Mobil melaju membelah jalanan, tidak banyak mobil yang lewat jadi mereka bisa berkendara dengan santai. Jungwoo, duduk di dalam mobil sambil menggenggam erat tangan Jaehyun. Sementara Jaehyun mengalihkan pandangannya keluar. Pertanyaan di kepalanya semakin banyak, namun dia tidak bisa menagih jawabannya.

"Pak Moon," panggilnya seraya melepas pandangannya pada pepohonan dan gedung-gedung yang bergerak di luar. "Kenapa Papa enggak ikut?" tanyanya kemudian.

"Jangan khawatir Tuan Muda, nanti Tuan Suh akan menyusul." Taeil menjawab setenang mungkin. Dia tahu—sangat tahu—bahwa Jungwoo dan Jaehyun sangat gelisah mengetahui Johnny tidak ikut pergi bersama. Anak-anak tidak tersenyum, tidak juga duduk dengan tenang, mereka terlihat tidak bahagia. "Tuan Muda, sebentar lagi kita sampai."

Jaehyun membantu Jungwoo untuk turun dari mobil. Mereka segera berjalan masuk ke dalam rumah setelah mengucapkan terima kasih kepada Taeil. Mereka melakukan hal itu karena diminta seperti itu, lalu ketiga orang dewasa berkumpul dan berbincang. Tidak tahu apa yang akan ketiga orang dewasa itu perbincangkan, tapi Jaehyun mengintipnya dari celah pintu, sementara Jungwoo bergabung dengan adik-adiknya.

"Hyung kemaren ke mana?" tanya Jeno. Dia melihat Jungwoo dengan penasaran, diikuti oleh yang lainnya.

Jungwoo cengengesan. "Jungwoo ke rumah Papa," jawab Jungwoo. "Bobo sama Papa juga dong!" tambahnya dengan wajah bangga.

"Curang!!" teriak Jaemin.

Haechan juga ikut-ikutan berteriak, "Urang!!!"

Selagi mereka beradu mulut, Jaehyun hanya mengamati saja. Dia mengetahui fakta bahwa Jungwoo tidak ditemani tidur oleh Johnny. Entah Johnny pergi ke mana dan kembali pukul berapa, Jaehyun tidak mengetahuinya. "Sudah, sudah, enggak usah berantem, nanti Papa ke sini jadi siapa aja bisa bobo sama Papa." Jaehyun berkata seraya berdoa bahwa ucapannya dapat menjadi kenyataan. Sebab jika tidak, adik-adiknya akan menyebutnya sebagai seorang pembohong.

Sementara itu di luar, Taeyong lagi-lagi memegangi pelipisnya yang terasa perih. Tidak habis pikir. "Jaehyun menanyakan hal-hal seperti itu?" Taeyong itu itu sebuah retorika, dia tahu jawabannya dengan pasti. "Aku harus bepikir kalau-kalau dia bertanya padaku nanti. Aku juga tidak bepikir Johnny akan menikahi seorang wanita nantinya," katanya kemudian.

"Pak Moon, terima kasih sudah mengantar anak-anak." Doyoung memotong topik mengenai pertanyaan-pertanyaan Jaehyun semalam. "Bapak tahu di mana Tuan Suh sekarang berada?" tanyanya kemudian.

"Tuan Suh mungkin akan datang dalam interval waktu satu sampai dua jam lagi, Tuan Kim." Taeil menjawab sembari memastikan waktu melalui arloji yang melingkar di tangannya. "Nanti dia ke sini dengan Mark, saya juga yang akan mengantarkannya," lanjutnya kemudian.

Doyoung mengangguk-angguk paham. "Tuan sudah bilang pada saya sebelumnya bahwa dia akan membawa Mark, tapi saya terkejut ternyata Jaehyun dan Jungwoo sama sekali belum bertemu dengan Mark sama sekali. Tapi...." Doyoung menghentikan kalimatnya, dia tidak yakin dengan apa yang dikatakannya.

"Kenapa? Mark siapa?" tanya Taeyong. Kali ini, dia tidak mengerti apa yang sedang menjadi topik pembicaraan mereka.

"Entah kenapa aku yakin sekali bahwa Mark tidak akan tinggal di sini bersama anak-anak lainnya," ujar Doyoung pelan. "Untuk hal itu, Pak Moon, saya harap Anda tidak menyampaikannya ke Tuan Suh. Terima kasih sudah mengantar Jaehyun dan Jungwoo sekali lagi."

Taeil membungkuk setelah dia memahaminya, lalu pergi dengan mobil meninggalkan pekarangan rumah itu. Sementara Taeyong menatap Doyoung dengan tajam. "Maksud kamu apa? Mark siapa? Johnny mengangkat anak lagi? Tanpa sepengetahuanku?"

"Karena itu saya bilang Mark tidak akan tinggal di sini."

"Lalu apa?"

"Mark akan langsung ada di bawah pengasuhan Tuan Suh. Saya yakin sekali. Sejak awal diadopsi, saya merasa bahwa Mark akan dididik langung oleh beliau. Karena itu dia tidak perlu kamu untuk tahu kalau dia mengadopsi anak lagi."

WOUND | JohnyongWhere stories live. Discover now