1.7

27.8K 7.5K 4.7K
                                    

"Ohh, pantesan aja pas gue ngetes nomor telpon asing itu, hp lo bunyi," ucap Soobin marah.

"K-Kak Soobin, tolong dengerin-"

"Gue gak butuh penjelasan lo, semuanya udah kebongkar. Sekarang, kasih tau gue siapa aja komplotan lo itu, Kak Jungkook!"

Amarah Soobin pun akhirnya meledak karena Jungkook hanya diam ketika dia berbicara. Jungkook hanya diam dengan tatapan datar, seperti tidak ada apa-apa.

Di sisi lain, Beomgyu bingung harus berbuat apa supaya Soobin mau mendengarkan penjelasannya. Namun sepertinya Soobin terlalu emosi dan tidak mau mendengar apapun.

Dia takut kakaknya itu terluka karena sesuatu yang dilakukan itu bukan berasal dari keinginan hatinya, dia tidak mau itu terjadi.

"Ohh, kayaknya gue tau deh kenapa lo ikut-ikutan. Lo sengaja karena gak mau diasingkan kayak keluarga gue, kan?"

Pertanyaan Soobin membuat Jungkook yang awalnya tidak ada ekspresi berubah kaget. Ah, rupanya Soobin benar.

"Haha, lo itu mau terusin tradisi keluarga yang mengharuskan untuk bunuh orang karena gak mau diasingkan?" Tanya Soobin sambil tertawa karena dugaannya benar.

"Emang kenapa? Perbuatan gue salah, gitu?" Akhirnya Jungkook pun bersuara.

"Kak Jungkook, tolong berhenti ya," pinta Beomgyu benar-benar memohon.

Ctak!

"Lebih baik lo diem atau gue tembak kepala lo saat ini juga."





























































Yeonjun dan Kai duduk di sofa dalam keadaan hening. Sanha sudah pulang beberapa menit yang lalu untuk mencari sesuatu.

Dia pulang lewat pintu belakang kosan, padahal kalau lewat depan dia bakal ketemu Soobin.

Tapi, suka-suka authornya lah, hehe.

"Kai, apapun yang terjadi nanti, gue minta lo tetap tenang, ya. Gue yakin kita bisa menang."

Kai menatap Yeonjun. Teman tertuanya itu terlihat membuatnya tidak khawatir dan takut.

Dia ingin mengangguk ataupun membalas dengan berbicara, tapi dirinya terasa kaku, tak mampu melakukan apapun.

"Kalaupun kita mati nanti, gue siap," lanjut Yeonjun, membuat Kai terkejut.

"Heh, maksudnya apaan itu hah?!"

"Gimana ya, gue tiba-tiba kangen Soobin sama Beomgyu. Kira-kira, mereka lagi ngapain, ya?"

"Jangan berpikiran yang aneh-aneh deh, Kak Yeonjun," balas Kai kesal. "Kita dikasih kesempatan hidup bukan untuk nyerah begitu aja. Jangan sia-siain apa yang Tuhan berikan untuk lo."

"Gue juga mau begitu, tapi gue terlalu depresi semenjak kejadian dulu, gue berusaha mati-matian sembunyiin semua itu dari lo dan Taehyun, karena gue gak mau kalian kesulitan cuma karena gue."

Hati Kai serasa dihantam batu begitu keras. Yeonjun depresi?

"Itu sebabnya gue sering marah-marah dan gegabah. Itu semua karena gue takut Kai, gue takut kehilangan temen gue untuk yang kedua kalinya."

Yeonjun mendongak menatap Kai dengan mata berkaca-kaca. Ini lah yang Yeonjun tahan sejak dulu, dia tidak pernah menangis di depan temannya. Dia selalu menyembunyikannya karena tidak mau membuat Kai dan Taehyun cemas.

Kai menghela nafas, lalu menepuk pundak Yeonjun. "Gue yakin kita bisa, ayo bangkit dan semangat. Ini bukan Kak Yeonjun yang gue kenal."

"Kai bener, kita harus hilangin rasa takut kita untuk melawan mereka. Kai, Kak Yeonjun, pelakunya bakal kesini malam ini. Kita harus siap-siap dan kasih tau Kak Sanha dan Kak Soobin untuk berhati-hati."

Yeonjun dan Kai menoleh bersamaan ke arah pintu kamar Taehyun yang terbuka, lalu mereka menganga tak percaya dengan apa yang mereka lihat.

"Gimana? Keren, kan?"

Bagaimana mereka tidak terkejut sampai menganga seperti itu.

Taehyun berdiri tegak tanpa kursi rodanya, dengan bantuan kaki robot yang cukup canggih. Dan ada satu hal lagi yang membuat mereka cukup terkejut. Taehyun memegang sebuah pistol langka yang hanya bisa didapatkan oleh kalangan tertentu saja, kalangan konglomerat.

"Gue punya banyak pistolnya, kalian bisa ambil di kolong kasur. Mau rompi anti peluru juga ada."

"Dari mana lo bisa dapetin ini semua?" Tanya Yeonjun kagum.

Taehyun nyengir saja, menunjukkan deretan gigi putihnya. "Gue curi punya papa, pas kita masih sma dulu, hehe."

"Maling anjir!"

Drrt drrt

Ada panggilan masuk di ponsel Kai, si pemilik ponsel segera mengangkatnya.

"Mau apa lagi? Mau neror kita?"

"Gue cuma mau bilang, dateng ke rumah kosong deket hutan tanpa bawa polisi. Keselamatan Beomgyu ada di tangan kalian."

"Loh, kok-"

"Gue kasih waktu tujuh menit dan gue kasih kalian pilihan. Datang kesini dan selamatin Beomgyu atau bawa Soobin yang lagi kesakitan karena gue tikam pakai pisau di depan rumah gue ke rumah sakit. Keselamatan mereka berdua ada di tangan kalian."

Pip!

"Aduh, gimana ini?" Tanya Kai cemas.

Taehyun tersenyum miring. "Kalau dua-duanya bisa, kenapa enggak?"



































Disini udah gak ada
humor lagi ya, karena
kita mulai menuju tahap
serius, dimana mereka
akan melawan pelakunya

Hng, kayaknya kalian
butuh clue lagi, ya? :)

Ya udah deh, karena
aku baik hati dan mirip
Hwang Yeji ini, aku bakal
kasih clue tambahan

Clue untuk pelaku
terakhir : dingin

Btw, txt mau comeback 😭

The Phone 2 | TXT ✓Where stories live. Discover now