empat

7.1K 357 22
                                    

tekan jempol sebelum membaca, siapin juga jari kalian untuk komen paragraf dibawah. KholilatulAis

Happy reading❤

Satu minggu berlalu, segala usaha telah dikerahkan untuk menemukan keberadaan pujaan hatinya. Namun usahanya tak membuahkan hasil apa apa. Hari- harinya terasa hampa dan hatinya terasa kosong tanpa kehadiran sosok gadis yang menjelma menjadi kekasihnya.

DOR

DOR

DOR

"BRENGSEK!!! BAGAIMA KALIAN TIDAK MENEMUKANNYA?!! TIDAK BERGUNA. LEBIH BAIK KALIAN MATI !!"

Cowok tinggi dengan aura gelapnya itu membentak semua anak buah yang menurutnya sama sekali tidak berguna. bahkan sebagian dari mereka sudah terkapar tak berdaya dengan darah.

"Maaf tuan, Kita sudah mencari gadis tuan semaksimal mungkin. Namun seakan orang yang berada dibelakang ini semua bukan lah orang biasa"

Revan terdiam menahan gejolak didada. Tangannya terkepal dengan wajah yang terkilat emosi. Apa yang anak buahnya katakan tidak salah. Siapa yang berapa dibalik ini semua. Berani sekali mengusik dan bahkan sosok bajingan itu menculik pujaan hatinya.

Dasar brengsek! Siaplah kau mati!

Revan melangkah keluar ruangan, ia melajukan motornya dengan kecepatan penuh. Hatinya rindu, rindu senyum dan bahkan tingkah konyol kekasihnya. Selama dua tahun ini tidak ada yang bisa menyentuh Ivana. Tapi sekarang? Bahkan dia tidak becus hanya untuk menjaga kekasihnya agar tetap aman.

Dengan perlahan Revan memasuki rumah yang telah seminggu tak ada tanda tanda gadisnya pulang. Dirumah itu begitu sunyi tanpa kehadiran Ivana.

Revan berjalan menuju kamar ivana. hatinya seketika terasa nyeri, bahkan tubuhnya terasa dingin dengan tangan yang basah karna keringat.

Ceklek

Kamar bernuansa putih salju itu tampak rapi. Namun sayang, orang yang menempati tidak berada disini. Bahkan keadaan Revan sama sekali tidak bisa dibilang baik. Sejak menghilangnya Ivana, Revan menjadi sosok yang lebih kejam dari biasanya. Ia bahkan tidak segan menguliti tubuh anak buahnya yang tidak memiliki salah apapun.

Revan bahkan lupa kapan terakhir ia makan. Ia juga lupa kapan terakhir dia tidur. Kerjaannya hanya mencari dan mencari. Rambut yang biasanya sangat rapi kini berubah kacau. Dan bahkan rahang yang selalu terlihat tegas kini terlihat tampak lebih kurus.

Revan berjalan mendekat kearah boneka beruang besar yang berada dikasur. Boneka itu ia berikan saat ivana sedang marah padanya. Saat itu ivana sangat bahagia. Revan memeluk boneka itu peduh sayang.

"Sayang pulang, kamu dimana? Jangan tinggalkan aku. Siapa yang berani memisahkan kita. Bahkan aku tidak ingat kapan terakhir aku tidur. Saat aku berhasil menemukanmu dan tau siapa dalang dari semua ini, maka orang itu akan lenyap. Untukmu, tentu saja." Lirihnya terdengar pilu.

"Memikirkan bahwa kamu tidak akan kembali membuatku takut. Bahkan seluruh anak buahku tidak bisa menemukan keberadaanmu. Kamu tau? Hati ini terasa kosong tanpa kehadiranmu. Aku percaya bahwa aku akan menemukan mu. "

"Bertahanlah, bertahan untukku."

Cowok itu menghapus air mata yang keluar tanpa diminta. Seakan air mata mewakili hatinya yang sedang berawan.
Ibaratkan langit yang tertutup awan hitam dan membutuhkan matahari agar tetap cerah dan bersinar di bumi. membuat tumbuhan menjadi semakin subur karna cahayanya. Begitulah Revan yang begitu membutuhkan Ivana.

Psychopath Love Devil Where stories live. Discover now