4

11.6K 609 252
                                    

By : ABRAHAM
Edited : NOVAL W.R.

RINTO POV

Sang elang menatap merpati penuh rindu
Cakar kuatnya mencengkram tanpa ampun
Sang elang takut merpatinya kembali terbang tinggi
____________________

DOR!!!

DOR!!!

Bunyi bising pistol memberondong ke segala arah, membuatku terkejut bukan kepalang. Aku baru saja terbangun dari pingsan.

Otak belum singkron, nafas juga masih satu-satu, sontak nungging sambil tutup telinga, bingung yang mana duluan yang harus kucerna dengan otakku yang nggak seberapa ini.

Aku di mana?
Apa yang terjadi?

Mataku merem ketakutan dan jantung rasanya akan copot dalam kebingungan.

Huh... Huh...
Tarik nafas, lalu buang
Tarik lagi, terus buang

TUUUTTTT!!!

Anjir gue malah kentut.

Gobloklah!

Wait?
Ngurah?

Seingatku, aku kan lagi diculik si Monster.

SEKARANG DI MANA TUH BANGSAT!?

Dengan sisa keberanian, aku mencoba menoleh ke arah keributan.

WANJIIIIIRRRR!

Sontak aku kembali tiarap.

Di sana mungkin ada dua puluh orang tergeletak tak bernyawa. Di dalam ruangan ini dia berdiri gagah, kekar tak terkira,

Bli Ngurah yang bersimbah darah.

MUSIBAH APA LAGI INI TUHAN?!

Dia sedang melumat salah satu mangsanya dengan keji.

"Suruhan siapa kalian?" wajah sangarnya bertanya kepada salah satu dari mereka yang masih hidup, dengan ekspresi yang mengerikan.

Tapi orang dalam cengkraman tangan kokoh Bli Ngurah tak menjawab.

Dari sini yang terlihat hanya punggung tebal dan berliku milik tuh monster. Guratan-guratan otot dan kulit yang tidak mengandung lemak sama sekali alias seratus persen otot murni sampai jaringan serat setiap ototnya, terlihat jelas dari sini.

Kering dan massive

DOR!!!

Suara pistol berbunyi kembali.

"Argggggghhhhhh!" aku menjerit.

Peluru itu mengenai tepat di dada Bli Ngurah.

Mendengar jeritanku, Bli Ngurah melirik ke arahku sejenak.
Aku membekap mulut penuh rasa takut.

Dengan acuh, dia kembali menatap musuhnya dan mengusap dada yang terkena tembakan.

Hanya luka kecil, ototnya mampu menahan kerasnya tembakan peluru yang tidak mungkin mampu menembus dagingnya lebih dari dua sentimeter.

Giginya beradu, otot di pipinya ikut menegang menambah kesangarannya. Otot tangannya berdesir, bekedut lalu bergerak dengan arogan pertanda dia sedang dalam amarah.

Tangan besar itu mencengkram tengkorak kepala musuhnya. Dengan kuat dia mengangkatnya ke udara lalu menghantamkan kepala orang itu ke tembok.

Pecah seketika.

Percikan darah mengenai wajah bringas si Monster. Tubuh orang itu menggelepar dan bergetar dengan hebat lalu nyawanya benar-benar hilang.

Goblok!
Kenapa aku malah diam dan terpana?
Harusnya aku kabur!

MY PRINCE Where stories live. Discover now